Malaikat Menumpas Pasukan Asyur

Bacaan hari ini: 2 Raja-Raja 19:32-37 | Bacaan setahun: 1 Petrus 2, Mazmur 29-30



“Maka pada malam itu keluarlah Malaikat TUHAN, lalu dibunuh-Nyalah seratus delapan puluh lima ribu orang di dalam perkemahan Asyur. Keesokan harinya pagi-pagi tampaklah, semuanya bangkai orang-orang mati belaka!” (2 Raja-Raja 19:35)

 

Ada pepatah Tionghoa yang mengatakan “Tiān wāi yŏu tiān,” yang artinya di atas langit masih ada langit. Pepatah ini mengingatkan kita agar tidak sombong karena sehebat apapun kita ternyata masih ada orang lain yang jauh lebih hebat dari kita. Lebih dari itu, firman Tuhan mengingatkan agar kita tidak sombong karena Allah membenci orang yang sombong. Amsal 16:5 mengatakan bahwa “Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi TUHAN; sungguh, ia tidak akan luput dari hukuman” (bandingkan Amsal 16:18; 18:12). Maka tidak heran jika firman Tuhan juga menyatakan bahwa Tuhan merendahkan orang yang sombong, misalnya dalam Ayub 22:29, atau yang dialami raja Nebukadnezar (Daniel 4:1-37). Raja Nebukadnezar yang semula tidak mengenal Allah Israel, akhirnya mengakui kebesaran-Nya setelah ia mengalami sendiri bagaimana Allah merendahkan dirinya. Ini juga yang dialami oleh raja Asyur seperti yang dinyatakan melalui firman Tuhan hari ini.

Raja Asyur yang sombong itu mengutus juru minuman agung untuk menghadap raja Hizkia dan bangsa Yehuda dengan tujuan menghina dan meruntuhkan iman mereka. Namun lebih dari itu, juru minuman agung ini juga menghujat Allah (2 Raja-Raja 18:35). Itulah sebabnya Allah murka dan menghukum raja Asyur. Allah memerintahkan seorang malaikat membunuh seratus delapan puluh lima ribu pasukan Asyur yang sedang berkemah untuk menyerang kerajaan Yehuda. Namun raja Asyur sendiri tidaklah dibunuh oleh malaikat itu supaya dia dapat melihat bagaimana Mahakuasanya Yahweh, Allah Israel itu. Allah mempermalukan raja Asyur yang sombong itu dengan pulang begitu saja tanpa bisa melakukan perlawanan apa-apa (ay. 36).

Firman Tuhan hari ini mengajarkan kepada kita supaya tidak sombong. Sebaliknya kita harus bersyukur atas talenta yang Tuhan sudah berikan kepada kita.

STUDI PRIBADI: Apa kita sadar bahwa talenta yang kita gunakan untuk melayani asalnya dari Tuhan sehingga kita juga belajar bersyukur kepada Tuhan?

Pokok Doa: Mengucap syukurlah kepada Tuhan atas talenta yang sudah Tuhan berikan kepada kita dan berdoalah agar kita dimampukan Tuhan untuk belajar rendah hati dan tidak sombong.

Sharing Is Caring :