Tanganmulah Yang Membentuk Aku

“Tangan-Mulah yang membentuk dan membuat aku, tetapi kemudian Engkau berpaling dan hendak membinasakan aku?” (Ayub 10:8)



Bacaan hari ini: Ayub 10:1-22 | Bacaan tahunan: Ayub 10-11

Ketika membaca Ayub pasal 1, kita mengerti bahwa Ayub mengalami penderitaan karena Iblis hendak mencobai kesalehan Ayub dengan seizin TUHAN. Apabila kita tahu bahwa penderitaan Tuhan izinkan untuk menguji iman kita, maka akan lebih mudah bagi kita untuk merespons dengan positif. Tetapi, Ayub tidak tahu semuanya itu. Oleh sebab itu, dapat dipahami gejolak yang ada di dalam hati dan pikiran Ayub. Di satu sisi, Ayub mengenal Allah yang berdaulat dan berkuasa atas segala sesuatu, namun di sisi lain, Ayub galau dengan penderitaan yang tiba-tiba datang bertubi- tubi tanpa ia tahu sebabnya. Secara manusia sulit untuk dapat memahami dan menanggungnya.

Ayub pasal 10 menunjukkan Ayub bingung dan hampir putus asa. Ia mengutarakan: “Aku telah bosan hidup… Mengapa Engkau menyebabkan aku keluar dari kandungan? Lebih baik aku binasa, sebelum orang melihat aku!” Di sisi lain, Ayub sadar tangan Allah membentuknya dan memberikan kasih setia-Nya. Tapi saat itu, Ayub merasa Allah hendak membinasakan dirinya. Ayub benar-benar tidak memahami dan terus bertanya apa maksud Allah dengan penderitaannya. Kita mungkin juga pernah bertanya kepada Tuhan, apa maksud Tuhan dengan penderitaan yang tidak segera berakhir ini? Namun ketika kita memahami kisah Ayub ini secara utuh, mari berkata, “tangan-Mulah yang membentuk dan membuat aku” dengan perspektif berbeda. Jika Ayub mengucapkan untuk menyatakan kebingungannya, kita ucapkan sebagai landasan iman. Yang menciptakan kita adalah Allah yang Mahakuasa, Allah yang berdaulat atas hidup kita, maka kita boleh sungguh percaya bahwa Allah mengontrol hidup kita. Kita adalah ciptaan dan milik Allah yang penuh kasih, maka kita yakin Allah pasti tidak akan membiarkan kita berjalan sendiri. Allah akan menopang dan menguatkan kita.

Secara manusia, mengalami penderitaan adalah tidak mudah. Namun hendaknya kita menghadapi penderitaan yang Allah izinkan dengan terus mendekat kepada Allah, tetap percaya dan setia kepada-Nya sampai kita merasakan kebaikan Allah yang nyata di balik pergumulan tersebut.

STUDI PRIBADI: Salahkah jika kita bertanya, apa maksud Tuhan dengan penderitaan yang kita alami? Bagaimana respons yang tepat ketika mengalami penderitaan?

Pokok Doa: Berdoalah untuk jemaat yang sedang mengalami pergumulan, kiranya tetap memiliki iman dan setia kepada Tuhan, serta merasakan kasih, kekuatan dari Tuhan. 

Sharing Is Caring :