Pada Allahlah Hikmat Dan Kekuatan

“Tetapi pada Allahlah hikmat dan kekuatan, Dialah yang mempunyai pertimbangan dan pengertian.” (Ayub 12:13)



Bacaan hari ini: Ayub 12:1-25 | Bacaan tahunan: Ayub 12

Ketiga teman Ayub bicara seolah-olah penuh hikmat dan pengertian. Mereka memaparkan tentang siapa Allah, menasihatinya: jika Ayub ingin dipulihkan maka ia harus mengakui segala dosanya. Nasihat dan tuduhan teman-temannya ini tidak menjawab pertanyaan yang muncul dalam pikiran Ayub, bahkan membuat Ayub kesal dengan teman-temannya karena ia pun mengerti apa yang mereka katakan (ay. 3) namun ia merasa hidupnya benar. Sementara itu beredar pula anggapan bahwa hikmat dan pengertian ada pada orang yang sudah lanjut umurnya (ay. 12).

Di tengah kebingungannya, Ayub tetap percaya bahwa Allah lah yang memiliki hikmat, kekuatan, pertimbangan dan pengertian yang sempurna. Hikmat, pertimbangan, pengertian yang manusia miliki sangatlah terbatas dan bisa salah, termasuk juga dalam memandang penderitaan yang Ayub alami. Manusia tidak tahu apa yang akan terjadi di depan, juga tidak semua maksud Allah bisa dirumuskan dengan satu rumusan. Ada hal-hal yang tidak dapat dijangkau oleh pikiran dan pengertian manusia yang terbatas. Lalu, apa artinya jika kita mengaminkan pernyataan Ayub bahwa pada Allah lah hikmat, kekuatan, pertimbangan dan pengertian? Artinya adalah, kita percaya bahwa apa yang Allah lakukan dan izinkan terjadi dalam hidup kita, tidak mungkin salah. Allah tidak akan membiarkan kita, Allah pasti memberi kekuatan dan pertolongan jika kita mendekat pada-Nya. Pasti ada maksud baik yang Allah peruntukan bagi kita. Kapan kita tahu maksud baik Allah? Tidak seorangpun yang tahu dengan pasti. Bisa jadi tergantung kedekatan, kepekaan, ketundukan kita kepada Allah, dan tentunya juga tergantung kehendak Allah. Biasanya yang menjadi fokus kita adalah ingin segera tahu “mengapa” dan “apa maksud Allah.”

Belajar dari pengalaman Ayub, kita tidak berhak mengatur Allah untuk menjawab sesegera yang kita inginkan. Marilah kita berfokus pada bagian kita, tetap introspeksi diri dan menghadapi setiap pergumulan kita dengan percaya pada hikmat Allah yang tidak mungkin salah, meskipun kita belum memahami “mengapa” dan “apa maksud Allah” atas semua yang terjadi.

STUDI PRIBADI: Apakah yang menjadi kesulitan kita ketika mengaplikasikan iman kepada Tuhan dalam menghadapi pergumulan dan penderitaan?

Pokok Doa: Berdoa untuk setiap anak Tuhan semakin mengenal Allah yang sempurna, dan makin teguh beriman kepada Allah di dalam situasi apapun. 

Sharing Is Caring :