Bacaan hari ini: 2 Raja-Raja 1:1-15 | Bacaan setahun: Ayub 36-37, Ibrani 7
“Ya abdi Allah, biarlah kiranya nyawaku dan nyawa kelima puluh orang hamba-hambamu ini berharga dimata mu.” (2 Raja-Raja 1:13b)
2 Raja-raja 1 : 1-15
Nabi Elia memberitahukan kematian Ahazia
1 Sesudah Ahab mati, maka memberontaklah Moab terhadap Israel.
2 Pada suatu hari jatuhlah Ahazia dari kisi-kisi kamar atasnya yang ada di Samaria, lalu menjadi sakit. Kemudian dikirimnyalah utusan-utusan dengan pesan: “Pergilah, mintalah petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron, apakah aku akan sembuh dari penyakit ini.”
3 Tetapi berfirmanlah Malaikat TUHAN kepada Elia, orang Tisbe itu: “Bangunlah, berangkatlah menemui utusan-utusan raja Samaria dan katakan kepada mereka: Apakah tidak ada Allah di Israel, sehingga kamu ini pergi untuk meminta petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron?
4 Sebab itu beginilah firman TUHAN: Engkau tidak akan bangun lagi dari tempat tidur, di mana engkau berbaring, sebab engkau pasti akan mati.” Lalu pergilah Elia.
5 Sesudah utusan-utusan itu kembali kepada raja, berkatalah ia kepada mereka: “Mengapa kamu kembali?”
6 Jawab mereka kepadanya: “Ada seorang datang menemui kami dan berkata kepada kami: Pergilah, kembalilah kepada raja yang telah menyuruh kamu, dan katakanlah kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Apakah tidak ada Allah di Israel, sehingga engkau menyuruh meminta petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron? Sebab itu engkau tidak akan bangun lagi dari tempat tidur di mana engkau berbaring, sebab engkau pasti akan mati.”
7 Lalu bertanyalah ia kepada mereka: “Bagaimanakah rupa orang yang telah datang menemui kamu itu dan yang mengatakan perkataan ini kepadamu?”
8 Jawab mereka kepadanya: “Seorang yang memakai pakaian bulu, dan ikat pinggang kulit terikat pada pinggangnya.” Maka berkatalah ia: “Itu Elia, orang Tisbe!”
9 Sesudah itu disuruhnyalah kepada Elia seorang perwira dengan kelima puluh anak buahnya. Orang itu naik menjumpai Elia yang sedang duduk di atas puncak bukit. Berkatalah orang itu kepadanya: “Hai abdi Allah, raja bertitah: Turunlah!”
10 Tetapi Elia menjawab, katanya kepada perwira itu: “Kalau benar aku abdi Allah, biarlah turun api dari langit memakan engkau habis dengan kelima puluh anak buahmu.” Maka turunlah api dari langit memakan dia habis dengan kelima puluh anak buahnya.
11 Kemudian raja menyuruh pula kepadanya seorang perwira yang lain dengan kelima puluh anak buahnya. Lalu orang itu berkata kepada Elia: “Hai abdi Allah, beginilah titah raja: Segeralah turun!”
12 Tetapi Elia menjawab mereka: “Kalau benar aku abdi Allah, biarlah turun api dari langit memakan engkau habis dengan kelima puluh anak buahmu!” Maka turunlah api Allah dari langit memakan dia habis dengan kelima puluh anak buahnya.
13 Kemudian raja menyuruh pula seorang perwira yang ketiga dengan kelima puluh anak buahnya. Lalu naiklah perwira yang ketiga itu dan sesudah sampai, berlututlah ia di depan Elia, serta memohon belas kasihan kepadanya, katanya: “Ya abdi Allah, biarlah kiranya nyawaku dan nyawa kelima puluh orang hamba-hambamu ini berharga di matamu.
14 Bukankah api sudah turun dari langit memakan habis kedua perwira yang dahulu dengan kelima puluh anak buah mereka? Tetapi sekarang biarlah nyawaku berharga di matamu.”
15 Maka berfirmanlah Malaikat TUHAN kepada Elia: “Turunlah bersama-sama dia, janganlah takut kepadanya!” Lalu bangunlah Elia dan turun bersama-sama dia menghadap raja.
Ayub 36
Tujuan sengsara ialah pertobatan
1 Berkatalah Elihu selanjutnya:
2 “Bersabarlah sebentar, aku akan mengajar engkau, karena masih ada yang hendak kukatakan demi Allah.
3 Aku akan meraih pengetahuanku dari jauh dan membenarkan Pembuatku;
4 karena sungguh-sungguh, bukan dusta perkataanku, seorang yang sempurna pengetahuannya menghadapi engkau.
5 Ketahuilah, Allah itu perkasa, namun tidak memandang hina apapun, Ia perkasa dalam kekuatan akal budi.
6 Ia tidak membiarkan orang fasik hidup, tetapi memberi keadilan kepada orang-orang sengsara;
7 Ia tidak mengalihkan pandangan mata-Nya dari orang benar, tetapi menempatkan mereka untuk selama-lamanya di samping raja-raja di atas takhta, sehingga mereka tinggi martabatnya.
8 Jikalau mereka dibelenggu dengan rantai, tertangkap dalam tali kesengsaraan,
9 maka Ia memperingatkan mereka kepada perbuatan mereka, dan kepada pelanggaran mereka, karena mereka berlaku congkak,
10 dan ia membukakan telinga mereka bagi ajaran, dan menyuruh mereka berbalik dari kejahatan.
11 Jikalau mereka mendengar dan takluk, maka mereka hidup mujur sampai akhir hari-hari mereka dan senang sampai akhir tahun-tahun mereka.
12 Tetapi, jikalau mereka tidak mendengar, maka mereka akan mati oleh lembing, dan binasa dalam kebebalan.
13 Orang-orang yang fasik hatinya menyimpan kemarahan; mereka tidak berteriak minta tolong, kalau mereka dibelenggu-Nya;
14 nyawa mereka binasa di masa muda, dan hidup mereka berakhir sebelum saatnya.
15 Dengan sengsara Ia menyelamatkan orang sengsara, dengan penindasan Ia membuka telinga mereka.
16 Juga engkau dibujuk-Nya keluar dari dalam kesesakan, ke tempat yang luas, bebas dari tekanan, ke meja hidanganmu yang tenang dan penuh lemak.
17 Tetapi engkau sudah mendapat hukuman orang fasik sepenuhnya, engkau dicengkeram hukuman dan keadilan;
18 janganlah panas hati membujuk engkau berolok-olok, janganlah besarnya tebusan menyesatkan engkau.
19 Dapatkah teriakanmu meluputkan engkau dari kesesakan, ataukah seluruh kekuatan jerih payahmu?
20 Janganlah merindukan malam hari, waktu bangsa-bangsa pergi dari tempatnya.
21 Jagalah dirimu, janganlah berpaling kepada kejahatan, karena itulah sebabnya engkau dicobai oleh sengsara.
22 Sesungguhnya, Allah itu mulia di dalam kekuasaan-Nya; siapakah guru seperti Dia?
23 Siapakah akan menentukan jalan bagi-Nya, dan siapa berani berkata: Engkau telah berbuat curang?
24 Ingatlah, bahwa engkau harus menjunjung tinggi perbuatan-Nya, yang selalu dinyanyikan oleh manusia.
25 Semua orang melihatnya, manusia memandangnya dari jauh.
26 Sesungguhnya, Allah itu besar, tidak tercapai oleh pengetahuan kita, jumlah tahun-Nya tidak dapat diselidiki.
27 Ia menarik ke atas titik-titik air, dan memekatkan kabut menjadi hujan,
28 yang dicurahkan oleh mendung, dan disiramkan ke atas banyak manusia.
29 Siapa mengerti berkembangnya awan, dan bunyi gemuruh di tempat kediaman-Nya?
30 Sesungguhnya, Ia mengembangkan terang-Nya di sekeliling-Nya, dan menudungi dasar laut.
31 Karena dengan semuanya itu Ia mengadili bangsa-bangsa, dan juga memberi makan dengan berlimpah-limpah.
32 Kedua tangan-Nya diselubungi-Nya dengan kilat petir dan menyuruhnya menyambar sasaran.
33 Pekik perang-Nya memberitakan kedatangan-Nya, kalau dengan murka Ia berjuang melawan kecurangan.”
Ayub 37
Allah memperhatikan penderitaan manusia
1 Maka berbicaralah Elihu:
2 “Inikah yang kauanggap adil dan yang kausebut: kebenaranku di hadapan Allah,
3 kalau engkau bertanya: Apakah gunanya bagiku? Apakah kelebihanku bila aku berbuat dosa?
4 Akulah yang akan memberi jawab kepadamu dan kepada sahabat-sahabatmu bersama-sama dengan engkau:
5 Arahkan pandanganmu ke langit dan lihatlah, perhatikanlah awan-awan yang lebih tinggi dari padamu!
6 Jikalau engkau berbuat dosa, apa yang akan kaulakukan terhadap Dia? Kalau pelanggaranmu banyak, apa yang kaubuat terhadap Dia?
7 Jikalau engkau benar, apakah yang kauberikan kepada Dia? Atau apakah yang diterima-Nya dari tanganmu?
8 Hanya orang seperti engkau yang dirugikan oleh kefasikanmu dan hanya anak manusia yang diuntungkan oleh kebenaranmu.
9 Orang menjerit oleh karena banyaknya penindasan, berteriak minta tolong oleh karena kekerasan orang-orang yang berkuasa;
10 tetapi orang tidak bertanya: Di mana Allah, yang membuat aku, dan yang memberi nyanyian pujian di waktu malam;
11 yang memberi kita akal budi melebihi binatang di bumi, dan hikmat melebihi burung di udara?
12 Ketika itu orang menjerit, tetapi Ia tidak menjawab, oleh karena kecongkakan orang-orang jahat.
13 Sungguh, teriakan yang kosong tidak didengar Allah dan tidak dihiraukan oleh Yang Mahakuasa.
14 Lebih-lebih lagi kalau engkau berkata, bahwa engkau tidak melihat Dia, bahwa perkaramu sudah diadukan kehadapan-Nya, tetapi masih juga engkau menanti-nantikan Dia!
15 Tetapi sekarang: karena murka-Nya tidak menghukum dan Ia tidak terlalu mempedulikan pelanggaran,
16 maka Ayub berbesar mulut dengan sia-sia, banyak bicara tanpa pengertian.”
Ibrani 7
Kristus dan Melkisedek
1 Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan memberkati dia.
2 Kepadanyapun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera.
3 Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya.
4 Camkanlah betapa besarnya orang itu, yang kepadanya Abraham, bapa leluhur kita, memberikan sepersepuluh dari segala rampasan yang paling baik.
5 Dan mereka dari anak-anak Lewi, yang menerima jabatan imam, mendapat tugas, menurut hukum Taurat, untuk memungut persepuluhan dari umat Israel, yaitu dari saudara-saudara mereka, sekalipun mereka ini juga adalah keturunan Abraham.
6 Tetapi Melkisedek, yang bukan keturunan mereka, memungut persepuluhan dari Abraham dan memberkati dia, walaupun ia adalah pemilik janji.
7 Memang tidak dapat disangkal, bahwa yang lebih rendah diberkati oleh yang lebih tinggi.
8 Dan di sini manusia-manusia fana menerima persepuluhan, dan di sana Ia, yang tentang Dia diberi kesaksian, bahwa Ia hidup.
9 Maka dapatlah dikatakan, bahwa dengan perantaraan Abraham dipungut juga persepuluhan dari Lewi, yang berhak menerima persepuluhan,
10 sebab ia masih berada dalam tubuh bapa leluhurnya, ketika Melkisedek menyongsong bapa leluhurnya itu.
Kristus adalah Imam yang lebih tinggi dari pada Harun
11 Karena itu, andaikata oleh imamat Lewi telah tercapai kesempurnaan–sebab karena imamat itu umat Israel telah menerima Taurat–apakah sebabnya masih perlu seorang lain ditetapkan menjadi imam besar menurut peraturan Melkisedek dan yang tentang dia tidak dikatakan menurut peraturan Harun?
12 Sebab, jikalau imamat berubah, dengan sendirinya akan berubah pula hukum Taurat itu.
13 Sebab Ia, yang dimaksudkan di sini, termasuk suku lain; dari suku ini tidak ada seorangpun yang pernah melayani di mezbah.
14 Sebab telah diketahui semua orang, bahwa Tuhan kita berasal dari suku Yehuda dan mengenai suku itu Musa tidak pernah mengatakan suatu apapun tentang imam-imam.
15 Dan hal itu jauh lebih nyata lagi, jikalau ditetapkan seorang imam lain menurut cara Melkisedek,
16 yang menjadi imam bukan berdasarkan peraturan-peraturan manusia, tetapi berdasarkan hidup yang tidak dapat binasa.
17 Sebab tentang Dia diberi kesaksian: “Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek.”
18 Memang suatu hukum yang dikeluarkan dahulu dibatalkan, kalau hukum itu tidak mempunyai kekuatan dan karena itu tidak berguna,
19 –sebab hukum Taurat sama sekali tidak membawa kesempurnaan–tetapi sekarang ditimbulkan pengharapan yang lebih baik, yang mendekatkan kita kepada Allah.
20 Dan sama seperti hal ini tidak terjadi tanpa sumpah–memang mereka telah menjadi imam tanpa sumpah,
21 tetapi Ia dengan sumpah, diucapkan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: “Tuhan telah bersumpah dan Ia tidak akan menyesal: Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya” —
22 demikian pula Yesus adalah jaminan dari suatu perjanjian yang lebih kuat.
23 Dan dalam jumlah yang besar mereka telah menjadi imam, karena mereka dicegah oleh maut untuk tetap menjabat imam.
24 Tetapi, karena Ia tetap selama-lamanya, imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain.
25 Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.
26 Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga,
27 yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban.
28 Sebab hukum Taurat menetapkan orang-orang yang diliputi kelemahan menjadi Imam Besar, tetapi sumpah, yang diucapkan kemudian dari pada hukum Taurat, menetapkan Anak, yang telah menjadi sempurna sampai selama-lamanya.

Dalam Amsal 21:11 dikatakan, “Jikalau si pencemooh dihukum, orang yang tak berpengalaman menjadi bijak.” Mungkin ini cocok untuk menggambarkan perwira ketiga yang diutus raja Ahazia kepada Elia. Konteks bacaan hari ini adalah raja Ahazia tidak mau mencari Allah ketika sakit, malahan mencari petunjuk dari para dewa. Ini membuat Tuhan murka dan memberikan hukuman kepada raja Ahazia, melalui nabi Elia. Mendengar hukuman tersebut bukannya membuat raja bertobat malahan raja memerintahkan untuk menangkap Elia. Dikirimnya 3 orang perwira beserta dengan 50 bawahannya, tetapi tidak secara bersamaan. Karena sikap perwira pertama dan kedua yang arogan, membuat Elia menjatuhkan hukuman kepada mereka berdua beserta dengan 50 bawahannya masing- masing dengan cara dibakar (ay. 10-12). Melihat kedua rekannya beserta dengan bawahannya tewas, membuat perwira ketiga ketakutan. Ia takut akan dihukum sama seperti kedua rekannya. Itulah sebabnya ia memilih untuk merendahkan dirinya dengan cara berlutut di hadapan Elia memohon belas kasihan dan sekaligus memohon kepada Elia agar mengikuti dirinya karena ia sendiri diperintahkan oleh raja untuk membawa Elia (ay. 13-14). Pada akhirnya, Elia mengampuni perwira ketiga ini dan bersedia untuk ikut dengan perwira ketiga ini untuk menghadap raja.
Firman Tuhan hari ini mengajarkan kita supaya kita tidak sombong di hadapan Tuhan. Janganlah seperti raja Ahazia yang angkuh bahkan marah setelah mendapat peringatan hukuman dari Tuhan. Seharusnya ia bertobat setelah mendapat peringatan hukuman karena siapa tahu Allah berbelas kasihan padanya dan mencabut hukumannya. Hal yang sama juga diikuti oleh kedua perwiranya yang pada akhirnya juga mendapatkan hukuman dari Allah. Hal ini berbeda dengan perwira ketiga yang dengan rendah hati memohon belas kasihan. Bagaimanakah respons kita ketika mendapatkan teguran dari Tuhan melalui orang di sekitar kita? Apakah kita akan marah ataukah kita akan merendahkan diri di hadapan Tuhan dan memohon pengampunan dari Allah?
STUDI PRIBADI: Tuhan dapat menegur orang yang dikasihi-Nya melalui orang-orang sekitarnya. Ketika mendapat teguran, sudahkah kita merendahkan diri memohon belas kasihan-Nya?
Pokok Doa: Berdoalah supaya kita hidup rendah hati sehingga ketika kita mendapat teguran orang-orang sekitar, kita tidak cepat marah melainkan dengan rendah hati bertobat dan memohon belas kasihan dari Tuhan.