Mukjizat Di Israel : Elia Di Gunung Karmel

Bacaan hari ini: 1 Raja-Raja 18:20-46 | Bacaan setahun: Ayub 34-35, Ibrani 6



“Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia.” (1 Raja-Raja 18:21)

 

“Walau seluruh dunia menentang pilihanku, aku tidak peduli asalkan pilihanku itu adalah hal yang benar di mata Tuhan.” Mungkin kita pernah mendengar ada orang berkata demikian. Mungkin juga kalimat ini terlihat keren, karena terlihat kita membela kebenaran Tuhan. Tetapi, benarkah kita berani berkata demikian? Apalagi tatkala pisau berada di leher kita; masih beranikah kita berkata demikian? Ya, jika yang mengatakannya adalah nabi Elia, hal ini masuk akal dan bisa diterima. Apalagi Elia berani berkata bahwa hanya dialah satu-satunya nabi Tuhan yang berani melawan 450 nabi Baal (ay. 22). Jika melihat konteks zaman nabi Elia, hampir seluruh orang Israel di Kerajaan Utara menyembah kepada Baal. Apalagi sang ratu, Izebel, yang memerintahkan untuk melenyapkan semua nabi Allah di kerajaan Israel, juga menyembah Baal. Tetapi Elia dengan berani memberikan tantangan kepada raja Ahab, supaya Elia bisa melawan para nabi Baal yang ada pada saat itu. Tentu saja tujuan Elia adalah supaya orang Israel menyadari akan kesalahan mereka yang telah menyembah berhala sehingga orang Israel dapat berbalik kembali kepada Yahweh, Allah Israel yang sesungguhnya.

Sejarah para martir mencatat, ada sebuah gereja bawah tanah di salah satu negara komunis yang ketahuan tentara negara. Komandan tentara yang menggerebek gereja tersebut berkata kepada jemaatnya, apabila mereka mau meludahi salib, maka mereka tidak akan dihukum, dan juga sebaliknya, jika menolak maka akan dijatuhi hukuman mati. Mendengar hal itu, seluruh jemaat dimulai dari pendetanya, melakukan yang diperintahkan komandan tentara tersebut kecuali satu anak perempuan yang menolak untuk melakukan. Bukan hanya menolak, anak ini bahkan membersihkan salib dengan pakaiannya.

Tatkala ada hal yang tidak benar atau bertentangan dengan Firman Tuhan, masih beranikah kita menentangnya, seperti yang dilakukan Elia dan anak perempuan ini? Masih beranikah kita berkata, “Walau seluruh dunia menentang, aku tidak takut asalkan itu merupakan kebenaran Firman Tuhan?”

STUDI PRIBADI: Ketika pemimpin gereja bertindak tidak sesuai dengan Firman Tuhan, beranikah kita menegur? Beranikah kita membela kebenaran Firman Tuhan?

Pokok Doa: Doakan agar pemimpin gereja dapat bertindak sesuai dengan Firman Tuhan. Juga agar jemaat rajin dan setia membaca Firman Tuhan, supaya dapat membedakan dan melakukan kehendak Tuhan.

Sharing Is Caring :