Jangan Main-main Dengan Janji

Bacaan hari ini: Yeremia 34 | Bacaan setahun: 2 Tawarikh 21-22, Filipi 1

“Maka semua pemuka dan segenap rakyat yang ikut serta dalam perjanjian itu menyetujui, bahwa setiap orang akan melepaskan budaknya laki-laki dan budaknya perempuan sebagai orang merdeka, sehingga tidak ada lagi yang memperbudak mereka.” (Amsal 34:10)

 

Tuhan berfirman kepada orang Israel melalui nabi Yeremia, untuk mengikat janji kepada segenap rakyat yang ada di Yerusalem untuk memaklumkan pembebasan, supaya setiap orang mau melepaskan budaknya bangsa Ibrani, baik laki-laki maupun perempuan sebagai orang merdeka, sehingga tidak ada seorangpun lagi yang memperbudak seorang Yehuda, saudaranya.

Orang Israel, pemuka, ikut menyetujui akan janji itu di hadapan Tuhan. Sayangnya, mereka tidak setia pada janjinya (bdk. ay. 11). Ini menunjukkan bahwa pembebasan yang mereka lakukan semata-mata karena mereka panik akan hukuman Tuhan yang sedang menimpa mereka, bukan karena mereka menyadari dan menyesali kesalahan mereka. Tuhan tidak tinggal diam, Ia memberikan pelajaran bagi mereka yang tidak setia pada janjinya, “Dan Aku akan menyerahkan orang-orang, yang melanggar perjanjian-Ku dan yang tidak menepati isi perjanjian yang mereka ikat di hadapan-Ku, pemuka-pemuka Yerusalem, pegawai istana, imam-imam dan segenap rakyat negeri akan Kuserahkan ke dalam tangan musuh dan ke dalam tangan orang-orang yang berusaha mencabut nyawa mereka, mereka menjadi makan burung-burung di udara dan binatang-binatang di bumi.”

Setiap kita tentunya pernah mengambil sebuah komitmen di hadapan Tuhan, mungkin itu komitmen untuk hidup setia, komitmen untuk melayani, komitmen untuk mendukung pekerjaan Tuhan melalui apa yang kita miliki yang sering kita sebut janji iman. Ingat saudara, bahwa Tuhan tidak bisa dipermainkan. Mari kita ingat-ingat semua janji yang pernah kita katakan di hadapan Tuhan, mungkin ketika kita dibaptis, peneguhan sidi, pernikahan, peneguhan jabatan pelayanan dalam gereja atau yang lainnya, apakah kita masih setia kepada janji kita itu atau barangkali kita telah lupa. Ingat, Tuhan telah mendengar janji kita dan jangan sampai Dia menagihnya dengan sedikit “sentilan” atau cambuk atas diri kita. Demikian juga dengan janji kita kepada sesama, mungkin kepada orang tua kita, anak kita atau siapapun, kita harus setia pada janji itu.

STUDI PRIBADI :

(1) Melalui firman Tuhan bagian ini, apakah arti janji ?
(2) Apakah akibat ketidaksetiaan kepada janji kita?

Pokok Doa : Berdoalah agar Roh Kudus Tuhan menolong dan memampukan setiap orang percaya di muka bumi ini untuk setia pada janjinya, baik kepada sesama maupun kepada Allah.