Bacaan hari ini: Yeremia 40 | Bacaan setahun: 2 Tawarikh 33-34, Kolose 3
”Usahakanlah kesejahteraan kita ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.” (Yeremia 29:7)
Yeremia 40
Yeremia tinggal pada Gedalya
2 Tawarikh 33
Raja Manasye
2 Tawarikh 34
Raja Yosia — Pembaharuan yang dilakukan Yosia
Kolose 3
Manusia baru
Dalam buku La Politica, Aristoteles menulis bahwa setiap masyarakat dibentuk dengan tujuan kebaikan karena manusia bertindak untuk mencapai sesuatu yang mereka anggap baik. Dalam Yeremia 40-41, terjadi diorientasi politik dimana bangsa Israel dan para pemimpin tidak tahu apa yang sesungguhnya hendak mereka capai.
Setelah nabi Yeremia dilepaskan bangsa Babel, dia pergi ke Mizpa untuk tinggal bersama Gedalya bin Ahikam yang diangkat oleh Raja Babel atas kota-kota Yehuda. Sebagai wakil yang dipilih oleh Raja Babel, Gedalya memimpin bangsa itu dengan baik (40:12). Namun pada suatu waktu, Yohanan bin Kareah, salah seorang panglima tentara, memberitahukan Gedalya tentang rencana pembunuhan yang akan dilakukan oleh Ismael bin Netanya atas perintah Baalis, raja bani Amon. Namun Gedalya tidaklah menghiraukan pesan Yohanan dan dia menganggap semuanya akan baik-baik saja. Warren W. Wierbe mengatakan Ismael itu menolak pemerintahan gubernur Gedalya. Kasihnya kepada raja (Raja Zedekia) yang hancur itu lebih besar daripada kasihnya kepada Tuhan, sesama dan bangsanya.
Hingga pada suatu saat, Gedalya makan bersama dengan Ismael dan sepuluh rekannya, yang kemudian memukul hingga menewaskan Gedalya. Semua orang Yehuda dan prajuritnya, yaitu orang-orang Kasdim, bahkan orang-orang Silo dan Samaria yang hendak datang ke rumah TUHAN, tewas dibunuh oleh Ismael. Mendengar akan hal itu, Yohanan dan semua perwira tentara mengejar mereka sampai di Gibeon. Walaupun Ismael luput dari pengejaran, Yohanan berhasil membawa rakyat yang ditawan Ismael menuju ke Mesir. Baik Gedalya, Yohanan dan perwira tentara, bahkan Ismael telah gagal membawa bangsa Israel memahami rencana Allah bagi bangsanya.
Ini tentunya menjadi pelajaran bagi setiap kita; sebagai pemimpin atau sebagai anggota masyarakat dan gereja, kita punya peran penting yaitu mencari tahu apa yang Tuhan mau untuk kita kerjakan. Pertanyaannya: sudahkah kita menggumuli arah dan tujuan yang Tuhan mau kita capai ?
STUDI PRIBADI : Kegagalan apa yang dilakukan Gedalya bin Ahikam, Ismael bin Netanya, juga Yohanan dan perwira tentara sehingga salah arah dalam mengambil keputusan ?
Pokok Doa : Berdoalah meminta tuntunan Tuhan agar tidak terjadi kesalahan ketika mengambil keputusan. Mohon agar Tuhan memampukan tiap warga negara dan pemimpin bangsa ini, mengerjakan perannya dengan baik.