Daniel Di Gua Singa

Bacaan hari ini: Daniel 6:1-29 | Bacaan setahun: 2 Petrus 2, Mazmur 40-41



“Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap …; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.” (Daniel 6:11)

 

Kisah Daniel tentu bukanlah kisah yang asing bagi kita. Sebuah kisah yang menceritakan pengalaman iman yang spektakuler bersama Tuhan. Kisah seorang anak Tuhan yang tetap setia menyembah Tuhan sekalipun di tengah ancaman bahaya maut yang mengerikan.

Dicatat bahwa Daniel dipercaya dan diangkat oleh raja Darius bahkan diberikan kedudukan lebih tinggi dari para pejabat tinggi dan para wakil raja lainnya sebab raja melihat bahwa Daniel mempunyai roh yang luar biasa. Hal ini menimbulkan ketidaksukaan pejabat tinggi lainnya sehingga mereka mencoba mencari alasan untuk mendakwa Daniel dalam pemerintahan. Tetapi Firman Tuhan mencatat, mereka tidak mendapatkan alasan apapun atau suatu kesalahan sebab ia setia dan tidak didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya (ayat 5). Sungguh luar biasa, Daniel sebagai seorang anak Tuhan memiliki kesaksian yang baik dalam pekerjaannya. Sekalipun ia bekerja untuk pihak ”musuh” karena statusnya saat itu adalah tawanan, ia bekerja dengan semangat yang sama seperti rasul Paulus, yakni melakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan.

Maka para pejabat yang iri dengan kedudukan Daniel pun berusaha memanfaatkan kekuasaan raja untuk membuat peraturan yang menjebak Daniel karena mereka hanya menemukan satu alasan yang bisa dijadikan cela untuk mendakwa Daniel, yakni dalam hal ibadahnya kepada Allahnya. Singkat cerita, Daniel akhirnya dilemparkan ke dalam gua singa bukan oleh karena melakukan dosa dan kejahatan, tapi karena ia tetap setia beribadah kepada Tuhannya. Tapi Tuhan melepaskan Daniel dengan menutup mulut singa-singa itu. Pada akhirnya, orang-orang yang mencoba menjebak Daniel justru menerima hukuman yang setimpal dengan kejahatan mereka dan kesetiaan Daniel membuahkan hasil (ayat 27).

Daniel ialah teladan iman, tidak menjadikan kenyamanan, kekuasaan dan kedudukan sebagai sesuatu yang utama dalam hidupnya; Daniel lebih mengutamakan Allah; lebih memilih untuk menyembah Allah, meski harus menghadapi kematian. Daniel memilih pilihan yang tepat dalam hidupnya.

STUDI PRIBADI: Bagaimana sikap Daniel ketika diumumkan perintah yang melarangnya menyembah Allahnya? Mengapa Daniel begitu berani menghadapi ancaman maut?

Berdoalah: Berdoalah agar jemaat Tuhan memiliki etos kerja yang baik di tempatnya masing-masing dan tetap setia hidup untuk mengutamakan Allah, sehingga menjadi kesaksian demi kemuliaan-Nya.

Sharing Is Caring :