Dalam Perapian Tapi Tidak Terbakar

Bacaan hari ini: Daniel 3:19-27 | Bacaan setahun: 1 Petrus 5, Mazmur 36-37



“Berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupati, dan para menteri raja, mereka melihat orang-orang ini dan nyala api tidak berkuasa atas mereka, rambut di kepala mereka tidak hangus… bahan bau kebakaran pun tidak ada pada mereka.” (Daniel 3:27)

 

Nebukadnezar membuat sebuah patung tinggi besar dan menyuruh agar semua pejabat pemerintah dari semua kebangsaan di seluruh kerajaannya sujud menyembah patung emas itu. Jika tidak, mereka akan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala (ayat 1-7). Lalu beberapa orang Kasdim tampil dan menuduh orang Yahudi, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Mereka tidak memuja dan mengabdi kepada dewa Nebukadnezar karena mereka setia kepada Tuhan mereka. Nebukadnezar pun marah, dan memerintahkan agar ketiganya dibawa menghadapnya. Ia memberikan kesempatan sekali lagi untuk menyembah patung emas itu. Serta menegaskan, jika mereka tidak sujud menyembah, seketika itu juga akan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. Namun, tetap saja mereka tidak mau. Meluaplah kegeraman Nebukadnezar, sehingga ia membuat perapian itu tujuh kali lebih panas dari biasa. Kemudian tentara terkuat diperintahkan mengikat mereka. Demikian mereka dicampakkan ke dalam perapian, sehingga membakar mati orang-orang yang mengangkat serta mencampakkan mereka ke dalam perapian. Namun apa yang terjadi?

Ketika duduk di tempat di mana ia dapat melihat dengan terang orang-orang itu terbakar, Nebukadnezar melihat hal yang sangat mengejutkan, bukankah tiga orang itu ia campakkan dengan terikat ke dalam perapian? Sekarang ia melihat empat orang di dalamnya, mereka tidak terluka dan berjalan-jalan dengan bebas; yang keempat rupanya seperti anak Dewa. Terbuktilah bahwa Allah Israel selalu memperhatikan dan menyertai umat-Nya. Dan Nebukadnezar yang dulu mengatakan, bahwa tidak ada dewa yang dapat melepaskan orang dari tangannya, sekarang mengakui, bahwa Allah Israel adalah Allah yang Mahatinggi.

Demikianlah penyertaan dan pertolongan Allah yang kita lihat dalam bagian ini terhadap anak-anak-Nya yang setia menyembah dan menaati-Nya. Percayalah, Allah takkan meninggalkan kita sendirian menghadapi semua itu. Allah akan menyertai dan menguatkan kita dalam menghadapi dan melewati semuanya itu.

STUDI PRIBADI: Apakah kita percaya kepada Allah yang berjanji menyertai kehidupan kita sebagai Umat Allah? Sampai sejauh mana kita mempercayai Allah kita, di dalam Kristus?

Pokok Doa: Berdoalah supaya Tuhan selalu menguatkan dan meneguhkan iman kita kepada Kristus dan Firman-Nya, khususnya di dalam menghadapi berbagai masalah pandemi saat ini.

Sharing Is Caring :