Belas Kasih Ilahi

Bacaan hari ini: Kisah Para Rasul 4:23-37 | Bacaan setahun: 1 Tawarikh 25-26, Galatia 3


“Dan oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman: Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia?” (Kisah Para Rasul 4:25)

 

Dalam masa pandemi Covid-19, kita melihat ada fenomena menarik. Ada yang terjebak dalam ketakutan yang luar biasa, hingga paranoid terhadap segala sesuatu yang di luar kendalinya. Mereka terkunci ketakutan, hingga terjebak dalam rutinitas yang cenderung obsesif kompulsif. Ada pula yang tidak peduli sama sekali, seakan-akan hidup hanya untuk hari ini saja, dan tetap berusaha untuk menikmati setiap detiknya. Ada pula yang sanggup menepikan rasa kemanusiaan dan belas kasihan, memborong berbagai perlengkapan sanitasi, lalu mengambil keuntungan berkali-lipat di atas ketakutan dan penderitaan sesama.

Hal ini tidak dialami oleh para rasul di awal sejarah kekristenan. Setelah Petrus dan Yohanes dibebaskan, mereka segera menemui teman- temannya untuk mempersaksikan apa yang baru saja mereka alami. Sungguh mengherankan respons dari teman-temannya! Alih-alih ketakutan, mereka malah dipenuhi oleh Roh Kudus dan belas kasihan Ilahi. Mereka melihat sebuah kesempatan besar untuk mengabarkan Injil-Nya, ketika Herodes dan Pilatus, penguasa yang menindas beserta dengan suku bangsa Israel yang melawan Yesus, sedang ada di kota yang sama. Para rasul tidak takut kepada rencana penindas yang mengancam, malah berbelas kasihan kepada mereka. Dengan dahsyat mereka berdoa kepada Allah, memohon keberanian memberitakan firman-Nya, uluran tangan-Nya yang menyembuhkan, serta tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat di dalam nama Yesus! Mereka yang teraniaya malah dipenuhi belas kasih-Nya. Belas kasih-Nya juga mempersatukan mereka (ay. 32). Belas kasihan Ilahi yang tidak hanya mengalir deras keluar, tetapi melimpah juga kepada saudara-saudara seiman (ay. 34). Mereka hidup penuh kepedulian dengan sesama dan saling menanggung beban bersama.

Inilah wujud nyata belas kasihan Yesus Kristus dalam kehidupan beriman kita. Sebagai orang percaya, kehidupan inilah yang harus kita teladani, terutama pada masa yang sedang sulit saat ini.

STUDI PRIBADI :
(1) Di masa pandemi Covid-19 yang sulit ini, adakah cahaya belas kasihan Ilahi menyingsing di hati kita?
(2) Walaupun kondisi kita sedang tidak mudah, pernahkah kita bertanya kepada Tuhan apakah yang bisa kita lakukan bagi sesama?

Pokok Doa : Memohonlah agar Tuhan dengan cara-Nya yang ajaib, memberi damai sejahtera-Nya yang melampaui segala akal, menerbitkan cahaya belas kasihan-Nya di hati kita, agar Dia memakai kita menjadi saluran berkat.

Sharing Is Caring :