Waspada Terhadap Penyesatan

Bacaan hari ini: Markus 9:42-50 | Bacaan setahun: Kejadian 46-48, Matius 19



“Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut.” (Markus 9:42)

 

Dalam perjalanan hidupnya, manusia pasti pernah mengalami kebingungan dalam memilih jalan mana yang harus ditempuhnya. Di tengah-tengah kebimbangan, kita kadang bisa salah mengambil keputusan sehingga mengalami salah arah dari tujuan yang seharusnya dicapai. Namun, kadang kita juga bisa mengalami yang namanya tersesat sampai kita tidak bisa kembali kepada arah yang benar.

Dalam perjalanan yang keempat dari Galilea ke arah Kaisarea Filipi, Tuhan Yesus berjumpa dengan orang-orang Farisi, yang selalu ingin menangkap dan membunuh-Nya. Rencana jahat selalu diawali dengan “mencobai” Tuhan Yesus. Oleh sebab itu, dalam setiap kesempatan yang ada, Tuhan Yesus justru mengajarkan kebenaran kepada para murid-Nya. Pada bagian ini, Yesus mengingatkan para murid bahwa setiap hal yang menyesatkan akan membawa kepada penghukuman. Kata “menyesatkan” berarti menaruh sebuah perangkap atau jerat di jalan yang akan dilalui seseorang, sehingga membuat orang itu tersandung. Termasuk ketika kita menyesatkan anak-anak kecil yang hendak datang pada Kristus. Sehingga Tuhan Yesus menegaskan bahwa apabila hidup kita tidak membawa berkat bagi orang lain (menyesatkan orang lain), kita diumpamakan seperti garam yang telah menjadi hambar. Garam adalah sarana untuk penyembuhan, pemurnian dan pengawetan, juga untuk memeteraikan perjanjian (bnd. Bil. 18:19). Jadi di sini Tuhan Yesus hendak menekankan bahwa sebagai murid-murid-Nya, mereka dituntut untuk memperhatikan bagaimana mereka menjalani kehidupan ini. Sehingga mereka dapat memberikan pengaruhnya yang baik bagi diri mereka sendiri dan khususnya bagi orang-orang yang di sekitar mereka. Dan, itu akan sangat terlihat pengaruhnya, yaitu apabila kita hidup berdamai dengan sesamanya.

Menanggapi pengajaran Tuhan Yesus ini, kita diingatkan bahwa memang ada penyesatan, tetapi celakalah apabila kita yang menjadi agen penyesatan. Maka kehidupan kita tidak akan dapat memberikan pengaruh yang baik bagi sesama kita.

STUDI PRIBADI : Tuhan Yesus menentang penyesatan. Apakah dampak penyesatan yang dialami umat Tuhan? Bagaimana supaya jemaat lepas dari segala bentuk penyesatan ?

Berdoalah : Tuhan Yesus, tuntunlah setiap jemaat-Mu agar tidak mudah diombang-ambingkan oleh berbagai angin pengajaran yang dapat menyesatkan iman mereka, Amin.

Sharing Is Caring :