Umat Allah Yang Baru

“Sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera.” (Efesus 2:15)



Pembahasan: Efesus 2:15 | Ayat Bacaan: Efesus 2:11-12

Apakah pernah mendengar istilah chauvinisme? Istilah chauvinisme berkaitan dengan rasa kesetiaan yang ekstrem terhadap suatu bangsa dan negara. Kita kadang mendengar mengenai tindakan-tindakan penganiayaan atau intimidasi yang dilakukan terhadap suatu ras karena ras superioritas. Hal ini berbeda dari nasionalisme, yaitu sebuah sikap dan mentalitas yang dimiliki oleh setiap warga negara yang baik, yang menjunjung rasa hormat terhadap negara yang mereka tinggali. Chauvinisme dapat menimbulkan benih-benih permusuhan antarbangsa. Hal ini pada akhirnya dapat membahayakan kehidupan bersama.

Dalam ayat Alkitab yang kita baca, digambarkan tentang kondisi yang terjadi antara umat Yahudi dan non-Yahudi, mengenai jalan keselamatan. Jika Hukum Taurat menjadi syarat utama untuk mendapat keselamatan, maka orang-orang non-Yahudi yang tidak memiliki hukum Taurat tidak akan mendapatkan keselamatan. Hal yang sama juga akan terjadi kepada orang-orang Yahudi yang memegang hukum Taurat, karena keselamatan bukanlah hasil usaha manusia. Masing-masing tidak akan menemukan jalan keselamatan karena Yesus adalah satu-satunya jalan itu.

Segala ketentuan hukum Taurat sudah digenapi dalam kematian Kristus, sebagai sebuah tindakan pendamaian bagi semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus, apa pun latar belakang budaya dan bangsanya. Di dalam Kristus ada kesatuan, sehingga terwujudlah perdamaian. Kebenaran ini menolong setiap orang percaya untuk hidup sebagai umat baru yang penuh kasih dan perdamaian dengan sesama, karena pemersatu kita adalah Kristus yang menjadi Juru Selamat kita. Kita perlu mengenali halangan-halangan yang bisa menjadi alasan sehingga kita tidak bisa menghargai sesama dan membangun perdamaian atau kesatuan, antara lain adalah kesombongan, keserakahan, kebencian, rasa rendah diri, atau rasa takut. Semua perasaan itu dikalahkan oleh kekuatan Injil Kristus yang menyelamatkan dan memperdamaikan kita, baik dengan Allah maupun dengan sesama.

STUDI PRIBADI: Apa yang sering menghalangi atau memisahkan relasi kita, satu dengan lainnya? Bagaimanakah kasih Kristus menolong kita menjaga perdamaian dan persatuan?

Pokok Doa: Doakanlah agar setiap orang Kristen dapat menjadi alat perdamaian, di manapun Tuhan menempatkan mereka.

×

2 Korintus 8 : 3

3 Aku bersaksi bahwa mereka telah memberi menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka.

×

2 Korintus 8 : 3-4

3 Aku bersaksi bahwa mereka telah memberi menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka.

4 Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh anugerah untuk ambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus.

×

2 Korintus 8 : 5

5 Mereka memberikan lebih banyak daripada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami.

×

2 Korintus 8 : 8-9

8 Aku mengatakan hal itu bukan sebagai perintah, melainkan, dengan menunjukkan usaha orang-orang lain untuk membantu, aku mau menguji keikhlasan kasih kamu.

9 Karena kamu telah mengenal anugerah Tuhan kita Yesus Kristus bahwa sekalipun Ia kaya, oleh karena kamu Ia menjadi miskin, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.

×

2 Korintus 5 : 1

1 Karena kami tahu bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di surga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.

×

Kisah Para Rasul 2 : 36

36 Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."

Sharing Is Caring :