Tujuan Kemuliaan Ialah Kemuliaan Allah

Bacaan hari ini: Efesus 1:3-14 | Bacaan setahun: Amsal 20, Yesaya 42-43



“Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya,… supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.” (Efesus 1:5-6)

Satu hal yang menjadi keunikan iman Kristen ialah pandangan bahwa manusia terlahir dengan dosa asal. Meskipun demikian, bersyukur bahwa Allah, Sang Mahakasih, berinisiatif untuk memulihkan dan menyelamatkan manusia. Pengajaran ini tergambar jelas dalam teks firman Tuhan ini. Paulus jelas menulis bahwa Allah telah menetapkan untuk menyelamatkan sebagian orang berdosa sejak kekekalan. Penentuan ini yang menjadi dasar keselamatan manusia. Tidak ada seorangpun yang dapat percaya kepada Kristus bila tidak dipilih oleh Allah terlebih dahulu. Kehendak Allah ini tentu tidak semena-mena, melainkan disertai dengan kasih-Nya yang begitu besar kepada umat manusia (ay. 5).

Sayangnya, topik mengenai pemilihan kekal Allah, atau lebih dikenal dengan “predestinasi” ini, justru sering menjadi bahan perdebatan bahkan perselisihan sesama orang Kristen. Hal ini jelas tidak sejalan dengan tujuan predestinasi yang tercatat di dalam Alkitab. Paulus memaparkan dengan jelas bahwa tujuan sebenarnya adalah kemuliaan Allah sendiri (ay. 6). Tidak berhenti di sana, Paulus berulang kali mengungkapkan pujian dengan nada serupa dalam perikop ini (ay. 3, 6, 12, dan 14). Ia seolah ingin menekankan bahwa ketidakmampuan manusia untuk menyelamatkan dirinya sendiri membuat setiap orang tidak memiliki alasan untuk memegahkan dirinya. Segala pujian tersebut hanya layak diberikan kepada Allah sebagai satu- satunya Pribadi yang berperan dalam keselamatan itu sendiri.

Bagaimanakah dengan setiap kita yang telah menerima kasih karunia Allah yang mulia tersebut? Setiap kita tidak hanya ditebus dan diselamatkan, tetapi juga diangkat menjadi anak-anak-Nya! Penetapan Allah tidak dilakukan karena telah melihat kebaikan maupun kesalehan kita sejak kekekalan. Sekali-kali tidak! Semuanya terjadi hanya karena kasih dan kehendak-Nya semata. Biarlah setiap pikiran, perbuatan, maupun perkataan kita terus memuliakan Tuhan, Allah kita, sebab hanya Dialah yang layak menerima pujian tersebut.

STUDI PRIBADI: Bagaimana doktrin predestinasi menuntun orang Kristen pada puji-pujian kepada Allah? Apa yang dapat kita lakukan secara nyata untuk memuliakan Allah dalam kehidupan kita sebagai anak Tuhan?

Pokok Doa: Berdoalah agar Roh Kudus memampukan setiap orang percaya untuk hidup memuliakan-Nya dalam keberdosaan dan keterbatasan yang kita miliki. 

Sharing Is Caring :