Tokoh Perjanjian Lama : Abraham

Bacaan hari ini: Kejadian 22:1-19 | Bacaan setahun: Amsal 29, Yesaya 65-66



“Jangan bunuh anak itu dan jangan kau apa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah.” (Kejadian 22:12)

Sebagai orang percaya setiap kita pasti memiliki iman, tetapi iman seperti apa yang kita miliki? Dalam Kejadian 22:1-19, kita mendapati bahwa Abraham bukan hanya sekadar memiliki iman, tetapi iman yang terlatih dan teruji di hadapan TUHAN.

Kalimat “setelah semuanya itu” (ayat 1) merujuk pada pengalaman Abraham, dalam pasal 12-21. Semuanya itu bagian dari proses, latihan dan persiapan bagi Abraham untuk memasuki puncak ujian iman dan ketaatan yang berat dan mengerikan. Tanpa diduga, Allah memintanya mempersem- bahkan Ishak, anak satu-satunya yang ia kasihi sebagai korban bakaran di atas salah satu gunung Moria (ay. 2). Abraham tahu perintah TUHAN. Maka tanpa ragu, Abraham langsung taat, Ia membawa anaknya pergi ke tempat yang TUHAN tunjukkan (ay. 3-4). Ia percaya, sesampainya di atas gunung, Allah sendiri pasti akan menyediakan anak domba sebagai korban bakaran bagi-Nya (ay. 7-8). Dan ia akan pulang kembali bersama dengan Ishak, putra tunggalnya (ay. 5-6). Di saat terakhir ujian itu, Abraham benar-benar melakukannya: mendirikan mezbah, mengikat Ishak, meletakkan Ishak di atas mezbah, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya (ay. 9-10). Tindakannya ini merupakan keputusan yang penuh iman, ketaatan dan kesungguhan. Ketulusan dan kesungguhan iman dan ketaatan Abraham terlihat jelas dari perkaatan Tuhan, “Jangan bunuh anak itu dan jangan kau apa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu” (ay. 12).

Mengapa Abraham bersedia taat total? Ibrani 11:17-19 menuliskan, “Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal. Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.”

Meski berat, Abraham taat karena ia tahu Allah menggenapi janji-Nya. Allah Mahakuasa, Ia mampu membangkitkan Ishak, menggenapi rencana-Nya. Abraham memiliki iman yang terlatih dan teruji di hadapan TUHAN.

STUDI PRIBADI: Iman seperti apakah yang Anda miliki hari ini? Apakah Anda memiliki iman yang sudah terlatih dan teruji? Adakah ujian iman yang sedang Anda alami hari ini?

Pokok Doa: Berdoa bagi setiap orang percaya agar mereka boleh memiliki iman yang sungguh teruji di tengah situasi yang tidak mudah seperti ini. 

Sharing Is Caring :