Bacaan hari ini: Amsal 28, Bacaan setahun: Bilangan 7-8, Lukas 10
“Orang fasik lari, walaupun tidak ada yang mengejarnya, tetapi orang benar merasa aman seperti singa muda.” (Amsal 28:1)
Amsal 28
Amsal-amsal Salomo yang dikumpulkan pegawai-pegawai Hizkia
Bilangan 7
Persembahan pada waktu pentahbisan Kemah Suci
Bilangan 8
Kandil
Lukas 10
Yesus mengutus tujuh puluh murid
Mirip dengan kitab Mazmur, Amsal merupakan sebuah kompilasi dari beberapa penulis. Namun, memiliki sebuah struktur yang jelas. Inti dari kitab Amsal berbicara mengenai hikmat. Tujuan dari kitab ini yakni memberi hikmat dan pengertian mengenai perilaku yang bijak, kebenaran, keadilan, dan kejujuran, sehingga: (1) orang yang tidak berpengalaman dapat menjadi orang bijak (Ams 1:4); (2) kaum muda dapat memperoleh pengetahuan dan kebijaksanaan (Ams 1:4); dan (3) orang bijak bisa menjadi lebih bijak lagi (Ams 1:5-6). Yang menjadikan kompilasi hikmat ini berbeda dengan hikmat dunia adalah landasannya yakni “takut akan Tuhan.” Takut akan Tuhan menjadi landasan untuk setiap tingkah laku kita selama hidup di dalam dunia.
Dalam Amsal pasal 28, sekilas ketika dibaca terlihat hanya berupa kumpulan-kumpulan nasihat, namun jika kita lihat ayatnya yang pertama (pembuka) dan terakhir (penutup) sama-sama membahas tentang orang- orang fasik. Hal ini merupakan indikasi payung besar pembahasan Amsal 28 ini adalah tentang orang fasik, membahas bagimana sikap dan tingkah laku orang-orang yang disebut orang fasik. Salomo menuliskan bahwa orang fasik adalah orang miskin yang menindas orang lemah, mengabaikan hukum, orang yang tidak mengerti keadilan, menyesatkan orang-orang jujur, dsb.
Di dalam kehidupan kita banyak sekali lubang yang memungkinkan kita untuk jatuh ke dalam status “fasik.” Dalam keluarga, bagaimana kita memberikan keadilan bagi anak-anak kita, bagaimana kita memperlakukan yang sulung dan yang bungsu. Dalam kita bekerja, bagaimana kita memperlakukan karyawan ataupun atasan kita, bagaimana kejujuran kita dalam bisnis?
Jika demikian, kita sebagai anak Allah, pernahkah bertingkah seperti orang-orang fasik. Datanglah kembali kepada Tuhan dan memohonlah pengampunan pada-Nya.
STUDI PRIBADI: Pernahkah Anda memiliki hati maupun tindakan yang dilakukan seperti orang fasik?
Pokok Doa: Berdoa bagi hidup kita masing-masing, agar kita dimampukan oleh Tuhan untuk menghadapi kesulitan yang didatangkan oleh kefasikan orang lain dan tetap berdiri teguh dalam iman kita.