“Bagaimana manusia benar di hadapan Allah, dan bagaimana orang yang dilahirkan perempuan itu bersih?” (Ayub 25:4)
Bacaan hari ini: Ayub 25:1-6 | Bacaan tahunan: Ayub 25
Ayub 25 : 1-6
Pendapat Bildad, bahwa tidak seorangpun benar di hadapan Allah
1 Maka Bildad, orang Suah, menjawab:
2 “Kekuasaan dan kedahsyatan ada pada Dia, yang menyelenggarakan damai di tempat-Nya yang tinggi.
3 Dapatkah dihitung pasukan-Nya? Dan siapakah yang tidak disinari terang-Nya?
4 Bagaimana manusia benar di hadapan Allah, dan bagaimana orang yang dilahirkan perempuan itu bersih?
5 Sesungguhnya, bahkan bulanpun tidak terang dan bintang-bintangpun tidak cerah di mata-Nya.
6 Lebih-lebih lagi manusia, yang adalah berenga, anak manusia, yang adalah ulat!”
Manusia selalu beranggapan bahwa hanya orang yang “baik, benar, suci” lah yang bisa menemukan Tuhan, karena itu mereka akan berusaha hidup baik dan benar di hadapan Tuhan. Akan tetapi, setiap manusia memiliki standar tentang “baik dan benar” yang berbeda. Oleh karena itu lahirlah banyak agama, yang darinya lahir penafsiran yang berbeda-beda tentang menjadi “baik dan benar” di hadapan Tuhan. Salah satu dampaknya adalah muncul sikap merasa diri paling baik dan paling benar dibandingkan orang lain, bahkan dengan yang sama agama.
Dalam hal ini, iman Kristen memberi jawaban berbeda dengan agama-agama dunia pada umumnya. Iman Kristen berkata bahwa manusia dapat “bertemu” Tuhan bukan dengan usaha kerasnya, karena bagaimana orang tersebut tahu tentang yang baik dan benar dari Tuhan bila belum pernah bertemu Tuhan? Iman Kristen mengatakan manusia telah berdosa sejak lahir, telah memberontak kepada Allah. Maka, tidak salah, Bildad berkata, “Bagaimana manusia benar di hadapan Allah, dan bagaimana orang yang dilahirkan perempuan itu bersih?” Dosa setiap manusia bisa terlihat jelas dari sikap dan perbuatannya. Walaupun bisa tersamar dalam kedok hidup beragama, tetapi pada waktunya akan terlihat segala kejahatan dan dosa yang diperbuatnya. Contohnya: dalam peristiwa penyaliban Tuhan Yesus. Yudas Iskariot yang adalah murid Tuhan Yesus, yang menjual Tuhannya. Para pemimpin agama Yahudi membeli saksi palsu untuk menuduh Tuhan Yesus dan menuntut hukuman mati bagi-Nya. Pontius Pilatus yang tahu bahwa Tuhan Yesus tidak bersalah, pada akhirnya tidak mempedulikan kebenaran dan keadilan.
Oleh sebab itu, iman Kristen berkata, “Setiap manusia telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Rom. 3:23). Maka, hanya oleh karena kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus, ada keselamatan yang membuat kita berelasi dengan Allah, percaya kepada Allah, dan melakukan yang baik dan benar, yang berkenan kepada Allah (Efesus 2:8-10).
STUDI PRIBADI: Bagaimana pandangan Anda tentang dosa dan dosa Anda? Apakah Anda masih bergumul dengan dosa-dosa yang ada? Bagaimanakah usaha Anda untuk dapat membereskan dosa-dosa tersebut di hadapan Allah?
Pokok Doa: Berdoa bagi jemaat Tuhan yang sedang bergumul dengan dosa-dosa tertentu, agar kasih karunia Allah memampukan setiap mereka untuk segera membereskan dosa-dosa itu.