Tekad Untuk Setia

Bacaan hari ini: Kisah Para Rasul 21:1-14 | Bacaan setahun: Ayub 5-7, 2 Timotius 4


“Tetapi Paulus menjawab: Mengapa kamu menangis dan dengan jalan demikian mau menghancurkan hatiku? Sebab aku ini rela bukan saja untuk diikat, tetapi juga untuk mati di Yerusalem oleh karena nama Tuhan Yesus.” (Kisah Para Rasul 21:13)

 

Beberapa waktu ini, satu kesatuan bangsa Indonesia bergumul dan berjuang menghadapi bencana global yang terjadi, yakni Covid-19. Dokter-dokter adalah orang-orang yang bagaikan tentara, maju di medan depan untuk bertempur merawat pasien Covid-19. Tidak jarang dari mereka bertugas sampai kelelahan, bahkan terinfeksi, terlebih kehilangan nyawa mereka. Para dokter memiliki tekad setia yang luar biasa, sehingga merisikokan keluarga, bahkan nyawa mereka demi sumpah yang mereka ambil ketika mereka memutuskan untuk mengabdi.

Paulus dalam KPR 21:1-14 juga menunjukkan sebuah semangat dan tekad yang sama dalam melayani pengabaran Injil. KPR 21 ini menuliskan perjalanan misi Paulus yang ke-3 sebelum berakhir kembali ke Yerusalem. Dalam perjalan misi kali ini, Paulus mendapatkan beberapa peringatan dari jemaat dan orang yang mengasihi dia. Jemaat di Siprus (ay. 4) dan jemaat di Kaisarea (12), mereka mendengar akan nubuatan dari Roh Kudus dan dari seorang nabi bernama Agabus, tentang penderitaan Paulus.

Respons Paulus akan peringatan dan kepedulian mereka adalah ketetapan hati. Ayat 13, “Tapi Paulus menjawab: Mengapa kamu menangis dan dengan jalan demikian mau menghancurkan hatiku? Sebab aku ini rela bukan saja untuk diikat, tapi juga untuk mati di Yerusalem oleh karena nama Tuhan Yesus.” Jemaat-jemaat yang mengasihi Paulus telah gagal untuk melemahkan tekadnya. Paulus tidak dapat pergi kabur dari jalan ketaatan dan pengorbanan. Paulus siap, bahkan kematian pun ia rela, demi Tuhan. Paulus memiliki ketetapan hati yang begitu rupa dalam melayani Tuhan.
Frederick Fyvie Bruce dalam tafsirannya “The Book of Act” menuliskan kisah Paulus ini sebagai gema dari doa Yesus di Getsemani (Luk. 22:42). Suatu kondisi yang mirip seperti yang Yesus alami, dan keputusan untuk patuh, sama dengan Yesus. Maka, ketika kita dihadapkan dengan pilihan yang mirip dengan yang Paulus alami, jalan mana akan kita pilih? Tetap setia dan bertekad pada panggilan, atau kabur?

STUDI PRIBADI : Paulus telah menunjukkan sebuah tekad untuk setia pada panggilannya, apapun konsekuensinya. Bukan karena Paulus begitu luar biasa, namun karena Yesus, yang telah terlebih dahulu menjadi teladan untuknya dan untuk kita.

Pokok Doa : Berdoalah agar Tuhan Allah yang Mahakuasa memberikan kita keberanian untuk menjalani panggilan-Nya dengan tekad untuk selalu setia sampai kita pulang ke rumah-Nya. 

Sharing Is Caring :