Siapa Masuk Kerajaan Sorga ?

Bacaan hari ini: Lukas 18:15-30 | Bacaan setahun: Ulangan 33-34, Yohanes 17


“Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang- halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.” (Lukas 18:16)

 

Orang-orang kaya seringkali dipandang memiliki kekuasaan dan pengaruh yang lebih besar. Setidaknya, inilah pandangan dunia, lalu bagaimana dengan pandangan Tuhan? Injil Lukas membahas hal ini dalam payung tema “Kehidupan Kekal.” Apakah orang-orang kaya dapat memperoleh kehidupan kekal? Karakter apakah yang Allah inginkan untuk kita miliki agar menerima kehidupan kekal?

Nas inti yang membahas topik ini terdapat di Lukas 18:18-27, berjudul ‘Orang kaya sukar masuk Kerajaan Allah”. Namun tidak terlepas dari nas sebelumnya tentang “Yesus memberkati anak-anak.” Lukas memasukkan anak-anak di dalam pembahasannya, karena memiliki kesamaan dengan pemungut cukai. Mereka bukan orang-orang yang dipandang tidak mendapatkan kasih Allah. Anak-anak memiliki sifat: polos, mudah percaya, dan memiliki kerendahan hati. Karakter-karakter ini layak mendapatkan pujian. Namun dalam Yudaisme, wanita dan anak-anak menempati posisi sekunder dalam tatanan sosial mereka.

Narasi ini membandingkan murid-murid dengan anak-anak. Para murid seringkali bertindak sebagaimana yang tidak diharapkan oleh Tuhan Yesus. Berbeda dengan anak-anak ini. Kelemahan anak-anak ini: kecil, tak berdaya, tanpa kelihaian, dipandang rendah dan bahkan buangan. Yesus menekankan, bahwa Kerajaan Sorga diperuntukkan bagi mereka yang tak berdaya, tanpa kekuatan dan lemah. Dan anak-anak tidak memiliki kredit pencapaian melakukan Taurat, seperti yang dimiliki orang Farisi.

Perihal pemimpin yang kaya itu, penafsir mengasumsikan bahwa dia memang melakukan hukum Taurat dengan setia, karena Yesus tidak menegornya. Namun, dia tidak dapat bersikap seperti anak-anak yang lugu tanpa banyak berpikir dengan kepolosannya mengikuti Yesus. Pemimpin ini masih lebih mencintai hartanya. Allah tidak pernah melarang kita untuk menjadi orang kaya, namun ketika kekayaan kita menghalangi kita untuk dapat mengikut Yesus, di sanalah kita harus kembali untuk berdoa dan kembali berserah kepada Allah.

STUDI PRIBADI : Tuhan tidak melarang anak-anak-Nya menjadi kaya, namun janganlah kekayaan itu menghilangkan kecintaan kita untuk mengikut-Nya.

Pokok Doa : Berdoalah kiranya Tuhan yang menguatkan kita selalu untuk memiliki hati seperti anak-anak yang mau selalu mengikut Kristus, apapun resikonya sampai akhir hidup kita. 

Sharing Is Caring :