Selidiki Hatimu

Sementara Israel tinggal di Sitim, mulailah bangsa itu berzinah dengan perempuan-perempuan Moab. Perempuan-perempuan ini mengajak bangsa itu ke korban sembelihan bagi allah mereka, … dan menyembah allah orang-orang itu.” (Bilangan 25:1-2)



Bacaan hari ini: Bilangan 25 | Bacaan setahun: Bilangan 25-26

Pepatah berkata, “Bila buku adalah jendela dunia, maka mata adalah jendela hati.” Semakin kita banyak membaca buku, semakin luaslah pengetahuan dan pemahaman hidup. Juga, mata kita dapat melihat hati seseorang. Oleh karena itu, Pengamsal mengingatkan, “Jagalah hati-mu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan” (Amsal 4:23). Kehidupan seseorang dapat terlihat dari pancaran matanya. Mulut dapat berdusta, tapi mata tidak.

Dari mata, kita melihat ketulusan hati, dukacita atau sukacita dan semangat hidup yang bergelora. Dari mata turun ke hati, berbuah petaka. Demikianlah dua puluh empat ribu orang binasa akibat ketidaktaatan. Mereka tidak mampu menjaga mata terhadap kemolekan sehingga terseret hawa nafsu. Akibatnya mereka juga menyembah ilah lain, hingga mendukakan dan menimbulkan murka Tuhan. Bangsa Israel telah merasakan indahnya penyertaan dan tuntunan Tuhan, mengalami kemenangan demi kemenangan, serta mendapatkan mukjizat menakjubkan. Namun mereka mengabaikan dan tidak menaati perintah Tuhan. Hati mereka degil, bebal, dan tidak mampu menahan hawa nafsu. Mereka begitu mudah melupakan perintah untuk tidak menyembah ilah lain. Padahal Tuhan memerintahkan mereka, “Jangan ada padamu ilah lain dihadapan-Ku, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu.”

Meskipun dibanjiri dengan darah yang mengalir, kisah ini tetap dapat menjadi peringatan berharga bagi orang percaya. Kita perlu menyelidiki dan menjaga kemurnian hati di hadapan Tuhan, apakah hanya Tuhan yang menjadi Tuan dan Tuhan dalam hidup kita. Hanya Dia, satu-satunya yang layak disembah dan dimuliakan. Kita harus belajar untuk hidup taat kepada kebenaran dan tidak mudah tergoda serta terjerumus dalam dosa yang mendukakan hati Allah, sebagaimana tindakan Pinehas: “Pinehas, anak Eleazar, anak imam Harun, telah menyurutkan murka-Ku dari pada orang Israel, oleh karena ia begitu giat membela kehormatan-Ku di tengah-tengah mereka, sehingga tidaklah Kuhabisi orang Israel dalam cemburu-Ku” (Bilangan 25:11).

STUDI PRIBADI: Apakah yang dapat mengalihkan kemurnian hati Anda terhadap Tuhan? Bagaimana Anda mengatasinya?

Pokok Doa: Berdoalah agar orang percaya diberikan kekuatan menjaga kemurnian hatinya. Agar orang percaya tidak mudah tergoda tawaran dunia dan mampu melawannya, tetap hidup memuliakan Tuhan. 

Sharing Is Caring :