Bacaan hari ini: Yeremia 26 | Bacaan setahun: 2 Tawarikh 1-3, Galatia 5
“Lalu berkatalah para pemuka dan seluruh rakyat itu kepada imam-imam dan nabi-nabi itu: Orang ini tidak patut mendapat hukuman mati, sebab ia telah berbicara kepada kita demi nama TUHAN, Allah kita.” (Yeremia 25:16)
Yeremia 26
Yeremia mau dibunuh, karena menubuatkan kemusnahan Bait Suci
Nabi Uria dihukum mati
2 Tawarikh 1
Doa Salomo memohon hikmat
2 Tawarikh 2
Persiapan-persiapan untuk mendirikan Bait Suci
2 Tawarikh 3
Salomo mendirikan Bait Suci
Galatia 5
Kemerdekaan Kristen
Dalam dunia kerja seringkali kita melihat orang-orang menghalalkan segala macam cara untuk mendaki menara kesuksesan. Dimulai dari cara yang baik: bekerja keras, terus-menerus belajar, berserah kepada Tuhan, sampai dengan cara-cara yang kotor, saling senggol dan fitnah demi memenangkan hati atasan. Hal-hal tersebut ini mewarnai dunia kerja. Bagaimana dalam kekristenan? Dalam kekristenan setidaknya ada dua macam orang Kristen: yang setia dan yang tidak setia mengikut Kristus.
Dalam kitab Yeremia, ditunjukkan bahwa Yeremia adalah seorang nabi yang melayani Tuhan dengan setia. Pengertiannya yang penuh terhadap kondisi bangsa Israel zamannya adalah: Israel merupakan anak Allah yang tidak setia, penuh dengan dosa, fitnah, pembunuhan, penindasan. Yeremia mendapat panggilan dan visi dari Tuhan untuk memperingati bangsa Israel agar mereka berbalik kembali kepada Allah, dapat kita baca dengan lugas disampaikan di ayat 12-15. Allah kembali memberikan kesempatan kepada Israel untuk berbalik. Berita ini sebenarnya merupakan pengharapan bagi bangsa Israel karena masih ada waktu untuk mereka bertobat. Namun, respons mereka bukannya mendengar, namun ingin membunuh Yeremia.
Jika kita baca lebih lanjut, kita tahu bahwa Yeremia tidak akan mati di sini. Dia diselamatkan oleh Ahikam bin Safan beserta beberapa orang lain. Pada masa sebelumnya, Uria bin Semaya, juga pergi membawakan berita kebenaran dan pertobatan (Yeremia 26:20-24), seperti dilakukan Yeremia, namun raja mencari kesalahannya dan membunuhnya. Dalam membawa berita kebenaran, ada yang selamat, seperti dialami Yeremia, namun ada juga yang mati, seperti Uria. Resiko menjadi orang Kristen yang benar selalu ada; pertanyaannya adalah, bagaimana kita meresponinya? Apakah kita mampu hidup seperti Yeremia, yang tidak takut membawa kebenaran karena iman dan kepercayaannya telah dia serahkan sepenuhnya dalam tangan Tuhan. Dari Yeremia, kita belajar bahwa Allah yang memegang kita dan menjagai kita, janganlah kita takut untuk membawa berita kebenaran dalam dunia ini.
STUDI PRIBADI : Resiko kita menjadi orang Kristen yang benar tidaklah mudah ditanggung, tapi apakah kita memiliki iman yang kuat untuk menanggungnya bersama dengan Tuhan ?
Pokok Doa : Berdoalah bagi hidup kita masing-masing, mohonlah kekuatan dari Allah supaya kita hidup menjadi anak-anak Allah yang setia sampai mati, apapun resikonya.