Pergi … Jauhilah …

Bacaan hari ini: Wahyu 18:1-8 | Bacaan setahun: 1 Tawarikh 23-24, Galatia 2



“Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah daripadanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya.” (Wahyu 18:4)

 

Jika tahu bahwa lahan di depan rumah kita terjadi kebakaran besar, apa yang akan kita lakukan? Apakah kita akan mendekatinya? Tentu tidak, justru kita akan menjauhinya agar tidak ikut terbakar. Inilah juga yang hendak diingatkan kepada kita dari ayat yang kita baca ini.

Dalam ayat 2-3, seorang malaikat mengatakan bahwa Babel sudah rubuh; Babel, kota besar yang telah menjadi kediaman roh-roh jahat, roh najis, percabulan. “Babel” di sini ditafsirkan sebagai sistem dunia yang dikuasai oleh Iblis dan menyatakan kejahatannya dalam berbagai bidang kehidupan. Sedangkan istilah percabulan/perzinahan di Alkitab seringkali dikaitkan dengan orang yang mengaku percaya kepada Tuhan namun mendua hati (menyembah ilah-ilah lain) dan tidak setia kepada Allah. Bagi sistem dunia yang jelas-jelas menentang Allah dan perintah-Nya akan mengalami malapetaka dan kehancuran. Penghakiman dan hukuman Allah telah tersedia bagi mereka.

“Babel” juga masih terus ada di zaman sekarang, di sekitar kita bahkan dengan kejahatan yang makin meningkat. Hal ini bisa menjadi tekanan dan ancaman bagi kehidupan orang percaya. Apa yang harus kita lakukan? Allah memberikan peringatan kepada kita: “Pergilah dari padanya,” artinya bahwa kita yang harus berinisiatif untuk pergi, menjauhi, tidak bergaul dengan dunia yang jelas-jelas memusuhi Allah, supaya kita tidak sampai tergoda untuk ikut berbuat dosa bersama mereka. Janganlah kita merasa iman kita kuat, tidak tergoda mengikuti dosa mereka lalu kita mendekat dan bergabung dengan mereka. Paulus juga mengingatkan dalam 1 Korintus 10:12, “Sebab itu siapa yang menyangka bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!” Langkah terbaik adalah: kita harus pergi menjauh. Bukan berarti kita memusuhi mereka, tapi kita harus menjaga bagaimana caranya agar kita tidak terpengaruh dan terjerumus di dalam dosa itu. Ingatlah kisah Yusuf yang segera berlari menjauh dari istri Potifar karena ia tidak mau berbuat dosa di hadapan Allah.

STUDI PRIBADI: Apakah yang harus Anda waspadai dan jauhi dari “sistem dunia” yang ada di sekitar Anda? Bagaimanakah langkah konkrit Anda untuk menjauhinya?

Pokok Doa: Berdoalah agar anak-anak Tuhan mau dan dimampukan untuk menjaga hidupnya sehingga tidak terpengaruh pada kehidupan dunia yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. 

Sharing Is Caring :