Pembunuhan Pertama

“Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.” (Kejadian 4:7)



Pembahasan: Kejadian 4:7 | Ayat Bacaan: Kejadian 4:1-16

Pembunuhan adalah kejahatan paling kejam, karena menghilangkan nyawa orang lain dengan sengaja dan dengan cara sadis. Mengapa pembunuhan berencana terjadi? Banyak faktor, bisa karena asmara, politik, iri hati, uang, kedudukan dan lainnya. Namun jika kita tarik akar masalah sebenarnya ada pada diri si pembunuh, yaitu demi memuaskan keinginan dan perasaannya sendiri.

Pembunuhan pertama di dunia terjadi setelah Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, dan pelakunya adalah anak sulung Adam. Kain membunuh Habel, adik kandungnya sendiri. Apa penyebabnya? Karena iri hati! Apa pemicunya? Karena persembahan Habel diterima oleh Tuhan, sedangkan persembahan Kain tidak. Mengapa persembahan Kain tidak diterima? Ada berbagai versi tafsiran. Namun jika merujuk pada Ibrani 11:4 dituliskan: karena iman, Habel mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik (pleion: bisa berarti lebih penting, lebih dapat diterima) daripada korban Kain. Demikian juga 1 Yohanes 3:12 menuliskan bahwa segala perbuatan Kain adalah jahat. Jadi kita melihat bahwa Tuhan lebih melihat pribadi dan hati seseorang, bukan mempermasalahkan jenis persembahannya. Hati Kain yang jahat juga nyata dalam kisah selanjutnya. Bukannya instropeksi diri mengapa persembahannya tidak diindahkan Tuhan, Kain malah menjadi marah, tidak terima (ay. 5). Teguran Allah di ayat 6, “mengapa hatimu panas dan mukamu muram?” seharusnya membuat Kain berpikir lebih dalam, mengapa dia marah, sehingga dia dapat menemukan akarnya yaitu keegoisan, harga diri, tidak mau kalah dari orang lain. Jika Kain sadar bahwa masalahnya bukan pada Habel, tapi pada dirinya sendiri, maka pembunuhan tidak akan terjadi. Dalam ayat 7, Allah sudah mengingatkan bahwa Kain harus bisa menguasai (mengalahkan) godaan untuk berbuat dosa. Tapi kedua peringatan Allah itu ia abaikan. Ia lebih menuruti nafsu amarahnya. Dan akhirnya ia merancang dan melakukan pembunuhan keji.

Kita melihat bahwa pembunuhan (orang yang sengaja membunuh) itu tidak serta merta terjadi. Memang ada pemicunya, tetapi ada akar masalah dalam diri orang tersebut, dan inilah yang harus ditolong untuk diselesaikan. Ada rentang waktu dimana sebetulnya ia dapat merenungkan apa itu perbuatan yang benar atau dosa. Dan pastinya ada teguran Roh Kudus yang berbicara dalam hatinya. Mungkin kita tidak terpikir untuk membunuh orang secara fisik, namun membuat atau menyebarkan gosip, isu, fitnah yang berakhir pada pembunuhan karakter seseorang bisa saja terjadi dalam kehidupan kita. Peka dan waspadalah!

STUDI PRIBADI: Bagaimana kita menguasai dan mengelola rasa marah, iri hati, cemburu, egois agar tidak sampai jatuh dalam perbuatan dosa lainnya?

Pokok Doa: Berdoa untuk setiap anak Tuhan agar dapat melihat “kegagalan” dari sudut pandang Tuhan, mau introspeksi diri dan tidak melampiaskan nafsunya kepada orang lain.

×

Ibrani 11 : 4

4 Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah kurban yang lebih baik daripada kurban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian bahwa ia benar, karena Allah berkenan kepada persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati.

×

1 Yohanes 3 : 12

12 bukan seperti Kain yang berasal dari si jahat dan membunuh adiknya. Mengapa ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.

×

Kejadian 4 : 5

5 tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.

×

Kejadian 4 : 6

6 Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram?

×

Kejadian 4 : 7

7 Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."

×

Wahyu 19 : 16

16 Pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan."

×

Filipi 4 : 4-7

4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!

5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!

6 Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.

×

Ibrani 4 : 14-15

14 Jadi, karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita berpegang teguh pada pengakuan iman kita.

15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita. Sebaliknya sama seperti kita, Ia telah dicobai, hanya saja Ia tidak berbuat dosa.

×

Wahyu 3 : 12

12 Siapa yang menang, ia akan Kujadikan tiang di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari surga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.

Sharing Is Caring :