Bacaan hari ini: Kejadian 1:26-30 | Bacaan tahunan: Kejadian 1
“Allah memberkati mereka, lalu berfirman: Beranakcuculah dan segala binatang yang merayap di bumi.” (Kejadian 1:28)
Kejadian 1 : 26-30
26 Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”
27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”
29 Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.
30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.” Dan jadilah demikian.
Kejadian 1
Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya
1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
3 Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi.
4 Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
5 Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
6 Berfirmanlah Allah: “Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air.”
7 Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian.
8 Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.
9 Berfirmanlah Allah: “Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering.” Dan jadilah demikian.
10 Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
11 Berfirmanlah Allah: “Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi.” Dan jadilah demikian.
12 Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
13 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.
14 Berfirmanlah Allah: “Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun,
15 dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi.” Dan jadilah demikian.
16 Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang.
17 Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi,
18 dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
19 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.
20 Berfirmanlah Allah: “Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala.”
21 Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
22 Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: “Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak.”
23 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.
24 Berfirmanlah Allah: “Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar.” Dan jadilah demikian.
25 Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
26 Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”
27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”
29 Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.
30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.” Dan jadilah demikian.
31 Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

Nas Kejadian 1:28 ini berisi Mandat Budaya, yakni dua panggilan utama Allah bagi manusia. Pertama, kita harus beranak cucu dan memenuhi bumi. Harus diakui, mandat ini cenderung dipahami secara dangkal. Banyak orang memahaminya sekadar soal menghasilkan keturunan. Akan tetapi, maksud Allah sebenarnya jauh lebih dalam. Tugas ini harus dipahami dalam konteks peran manusia sebagai gambar dan rupa Allah (gambar dan rupa Allah sendiri berbicara tentang peran manusia sebagai “simbol” yang menghadirkan kuasa Allah di bumi). Dipahami dalam konteks demikian, tujuan akhir panggilan ini bukan soal menghasilkan manusia baru, tetapi manusia baru yang hidupnya menunjukkan Allah.
Jadi, kita belum melaksanakan panggilan ini saat memiliki anak, sebab Allah mau agar anak-anak itu menghadirkan Dia pada sesamanya. Di sisi lain, ini juga tidak berarti bahwa tugas ini hanya bisa dipenuhi oleh mereka yang menikah dan beranak. Nyatanya, mereka yang tidak menikah atau menikah tanpa anak juga tidak luput dari panggilan ini. Ketika seseorang membawa orang yang tidak percaya menerima Allah dan menolongnya memiliki hidup yang menghadirkan Dia, maka orang itu sebenarnya sedang melaksanakan mandat ini, terlepas ia memiliki keturunan biologis atau tidak.
Kedua, kita harus menaklukkan bumi. Sejujurnya, mandat ini juga kerap disalahpahami. Banyak orang menjadikan mandat ini pembenaran bahwa kita bisa berbuat apa saja pada bumi. Bukankah Tuhan mengangkat kita menjadi raja atas bumi ini? Pemikiran demikian jelas keliru, sebab gambaran yang Allah gunakan ialah “gubernur wilayah.” Allah adalah Raja dan Pemilik bumi ini, kita hanya “gubernur” yang dipercaya mengelola dan memajukan bumi, dan yang kelak akan bertanggung jawab pada Dia, Sang Pemilik; artinya: kita tidak punya hak mengeksploitasi bumi. Tuhan mau kita mengeksplorasi bumi demi kebaikan bersama dan demi kemuliaan Allah. Karena itu, seorang yang memahami tugas ini dengan baik akan berpikir bukan hanya bagaimana menghadirkan kebaikan Allah bagi lingkungan sekitar, tapi juga bagaimana memelihara bumi yang Allah titipkan ini.
STUDI PRIBADI: Bagaimana Anda memahami Mandat Budaya dalam Alkitab? Bagaimana renungan hari ini mengubah cara pandang Anda? Bagaimana Anda akan menghidupinya?
Pokok Doa: Doakan agar setiap keluarga Kristen mengingat bahwa Allah menghendaki mereka menghasilkan anak-anak yang menghadirkan Allah, bukan sekadar anak-anak yang “sukses.”