Mukjizat : Orang Tuli Mendengar

Bacaan hari ini: Markus 7:31-37 | Bacaan setahun: Mazmur 119:80-176, Wahyu 21



“Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu.” (Markus 7:33)

Apa sebabnya Tuhan Yesus harus memisahkan orang yang tuli dan yang gagap itu dari orang banyak? Bukankah jauh lebih baik, jikalau penyembuhan orang tersebut disaksikan banyak orang, sehingga mereka tahu kuasa yang dimiliki Yesus?

Yesus memisahkan orang itu dari orang banyak untuk memberitahu kita bahwa Dia ingin menyembuhkan orang itu dengan cara yang personal dan unik. Artinya, kesembuhan yang Yesus berikan dan kerjakan, bukan sekadar mendemonstrasikan kuasa-Nya, tetapi juga sebagai kesembuhan bagi orang itu. “Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu” (ay. 33), menunjukkan bahwa Tuhan Yesus menggunakan pendekatan personal dan unik dalam hal ini.

Tuhan Yesus mamakai sebuah kata “Efata” yang artinya “Terbukalah” (ay. 34). Bagaikan tutup dari sebuah botol yang harus dibuka untuk mengeluarkan isinya, Tuhan Yesus membuka segala hambatan yang ada pada orang yang tuli dan gagap itu. Tuhan Yesus menghilangkan segala hambatan yang membuat orang tersebut tidak dapat mendengar dan berbicara dengan baik, sehingga sembuhlah orang itu. Sekarang dia dapat mendengar dan berbicara dengan baik. Yesus ingin menyembuhkan orang tuli itu, sekaligus membuka hatinya untuk melihat dan mengalami Yesus yang adalah Mesias secara dekat atau personal.

Tuhan Yesus adalah Allah yang menjadi manusia, dalam diri-Nya nyata segala kepenuhan Allah. Dia adalah Allah yang senantiasa hadir secara personal dalam setiap peristiwa hidup kita. Dia ingin kita mengalami Dia secara pribadi. Bukan sekadar untuk menyelesaikan problema hidup, namun agar kita mengalami bahwa Dia adalah Allah yang berkuasa, yang hidup, dan yang personal bagi kita. Dia adalah Allah yang penuh kasih bagi kita. Dia juga Allah yang rindu memulihkan hati setiap anak-Nya, hati yang hancur, hati yang dikecewakan, hati yang rindu kasih-Nya yang sejati dan sempurna. Mari renungkan kehadiran Allah yang bersifat personal, yang menyatakan Dia adalah Allah yang setia dan selalu hadir dalam hidup kita.

STUDI PRIBADI: Apa makna “Efata” dalam kisah ini? Bagaimana Anda melihat Tuhan hadir dalam berbagai peristiwa yang Anda alami untuk menyatakan bahwa Dia mengasihi Anda?

Pokok Doa: Berdoalah agar jemaat Tuhan memiliki keterbukaan hati untuk melihat dan mengalami Tuhan sebagai Allah yang hidup dan mengasihi-Nya melalui berbagai hal dalam sepanjang hidupnya.  

Sharing Is Caring :