Menghampiri Mempelai

“Apakah itu yang membubung dari padang gurun seperti gumpalan-gumpalan asap… dan bau segala macam serbuk wangi dari pedagang? Lihat, itulah joli Salomo, dikelilingi oleh enam puluh pahlawan dari antara pahlawan-pahlawan Israel.” (3:6-7)



Bacaan hari ini: Kidung Agung 3:6-11 | Bacaan setahun: Kidung Agun 3-4

Pada masa kini, kita jumpai berbagai tata cara orang menikah sesuai adat istiadat budayanya masing-masing daerah. Semua itu adalah gambaran keindahan dan keseriusan pernikahan yang mengikat dua pribadi dalam institusi pernikahan. Pada daerah tertentu, pernikahan bisa berlangsung beberapa hari. Namun tentu yang menjadi penekanan bukan pada seberapa mahal atau rumitnya adat tersebut, melainkan bagaimana sebuah pernikahan itu menjadi sebuah langkah awal untuk membangun sebuah kehidupan rumah tangga yang penuh dengan keindahan kasih dan keteguhan janji pernikahan hingga maut memisahkan.

Perikop yang kita baca ini bicara tentang persiapan raja Salomo untuk menemui sang pujaan hati. Ia duduk di atas tempat duduk dengan diiringi 60 (enam puluh) orang yang gagah perkasa untuk membawanya menemui pujaan hati. Demikian indah dan serius seluruh persiapan pernikahan ini, menjadi sebuah gambaran keseriusan serta keindahan relasi dua pihak yang hendak mengikat janji. Pernikahan adalah sangat sakral dan patut dirayakan dengan penuh sukacita. Sakral karena dalam pernikahan, Allah mempersatukan dua manusia yang beda jenis kelamin dalam satu ikatan kasih dan dalam berkat Tuhan di dalamnya. Setelah upacara pemberkatan nikah, tidak jarang dilanjut resepsi. Dalam kedua acara itu, kedua mempelai mengungkapkan keindahan dan sukacita mereka. Perayaan merefleksikan akan kasih Tuhan yang dinyatakan dalam kasih di antara keduanya.

Kita belajar keindahan pernikahan tidak berhenti hanya pada upacara saja. Keindahan itu dinikmati ketika dua mempelai bertemu dalam sebuah upacara dan pesta pernikahan, dan keindahan itu akan terus dirayakan dan dinikmati dalam satu relasi yang penuh kasih dan pengampunan sepanjang hidup mereka berdua. Bagaimana kita melakukannya? Ketika kasih kita didasarkan pada kasih Tuhan dan dengan kesadaran bahwa pernikahan adalah janji mereka di hadapan Tuhan yang mempersatukan mereka. Oleh sebab itu, kedua insan yang telah dipersatukan, sangat perlu melibatkan Tuhan untuk menjaga keharmonisan pernikahan mereka.

STUDI PRIBADI: Bagaimanakah kita dapat terus menikmati keindahan relasi keluarga yang penuh dengan kasih Tuhan dalam keluarga kita masing-masing?

Pokok Doa: Berdoa bagi gereja Tuhan, supaya lebih mempersiapkan setiap pasangan yang berencana membentuk keluarga. Bagi generasi muda agar memiliki cara pandang dan kesadaran yang benar tentang arti pernikahan. 

Sharing Is Caring :