Mara Dan Elim

“Musa berseru-seru kepada TUHAN, dan TUHAN menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis. Di sanalah diberikan TUHAN ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan kepada mereka dan di sanalah TUHAN mencoba mereka.” (Keluaran 15:25)



Pembahasan: Keluaran 14 | Ayat Bacaan: Keluaran 14-15

Sepasang suami istri lansia dengan rasa haru menerima baptisan kudus. Jalan mengikut Tuhan memberikan harapan baru, menyegarkan bagi mereka. Namun, kesulitan yang belum pernah terjadi selama ini datang silih berganti menerpa hidup mereka. Terbesit dalam hati dan pikiran mereka, “Ikut Tuhan, bukannya makin lancar, kok malah makin susah ya?” Jika kita yang mengalaminya, bagaimana sikap kita menghadapinya?

Perikop Mara dan Elim terjadi setelah bangsa Israel keluar dari Mesir dan menyaksikan mukjizat besar di Laut Teberau (Kel. 14-15:21). Setelah menaikkan nyanyian syukur, Musa dan bangsa Israel melanjutkan perjalanan ke padang gurun Syur. Bangsa Israel mengalami situasi berat karena berjalan selama tiga hari tanpa menemukan air. Akhirnya, mereka dapat menemukan air di Mara, yang ternyata tidak bisa diminum karena pahit. Maka bersungut-sungutlah mereka, melupakan kebaikan dan ke-Mahakuasa-an TUHAN yang telah membebaskan mereka. Di tengah kondisi seperti ini, Musa berseru pada Tuhan, dan Tuhan menunjukkan kayu yang membuat air itu dapat diminum. Dalam kesempatan itu, Tuhan memberikan ketetapan dan peraturan bagi bangsa Israel. Allah menyatakan diri-Nya sebagai “YHWH Rophe” – Tuhan yang menyembuhkan, bukan hanya secara fisik tetapi juga rohani – (ay. 26). Allah kembali mengingatkan bahwa jalan berkat merupakan jalan ketaatan. Kemudian Tuhan membawa mereka ke Elim, tempat dengan 12 mata air dan 70 pohon kurma, yang melambangkan pemeliharaan Tuhan yang sempurna, yang sanggup memberikan apa yang diperlukan bahkan juga kelimpahan.

Apa pelajaran rohani bagi kita? 1) Berkat dan pergumulan menjadi bagian dalam perjalanan kehidupan kita. Namun yang terpenting adalah bagaimana kita menanggapi hal itu, karena Tuhan mengizinkan itu terjadi untuk membawa kita pada kedewasaan iman dan karakter. 2) Bersungut-sungut bukanlah sikap terbaik dalam menghadapi tantangan hidup, melainkan keberserahan penuh pada Tuhan. Kita diingatkan untuk berseru dan bersandar pada Tuhan seperti Musa. 3) Pergumulan yang kita alami adalah kesempatan untuk mengalami didikan dan pemeliharaan Allah. Percayalah Tuhan itu amat baik, Ia sanggup memulihkan dan memelihara secara berlimpah.

STUDI PRIBADI: Pergumulan hidup (Mara) apa yang sedang Anda alami? Bagaimana Anda memandang dan menyikapinya?

Pokok Doa: Di tengah perjalan hidup yang tidak mudah, penuh kesulitan dan tantangan, doakanl agar umat Tuhan sanggup menjalaninya dengan sikap yang berkenan di hadapan Tuhan.

×

Keluaran 14 : 15-21

15 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Mengapakah engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat.

16 Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering.

17 Tetapi sungguh Aku akan mengeraskan hati orang Mesir, sehingga mereka menyusul orang Israel, dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya, keretanya dan orangnya yang berkuda, Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku.

18 Maka orang Mesir akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, apabila Aku memperlihatkan kemuliaan-Ku terhadap Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda."

19 Kemudian bergeraklah Malaikat Allah, yang tadinya berjalan di depan tentara Israel, lalu berjalan di belakang mereka; dan tiang awan itu bergerak dari depan mereka, lalu berdiri di belakang mereka.

20 Demikianlah tiang itu berdiri di antara tentara orang Mesir dan tentara orang Israel; dan oleh karena awan itu menimbulkan kegelapan, maka malam itu lewat, sehingga yang satu tidak dapat mendekati yang lain, semalam-malaman itu.

21 Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.

×

Keluaran 15 : 26

26 firman-Nya: "Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit manapun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku Tuhanlah yang menyembuhkan engkau."

×

1 Yohanes 1 : 5

5 Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.

×

Yohanes 8 : 12

12 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."

×

Keluaran 7 : 22

22 Tetapi para ahli Mesir membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu mantera mereka, sehingga hati Firaun berkeras dan ia tidak mau mendengarkan mereka keduanya seperti yang telah difirmankan TUHAN.

×

Keluaran 6 : 12

13 (6-12) Demikianlah TUHAN telah berfirman kepada Musa dan Harun, serta mengutus mereka kepada orang Israel dan kepada Firaun, raja Mesir, dengan membawa perintah supaya orang Israel dibawa keluar dari Mesir.

×

Matius 28 : 19-20a

19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.

×

Matius 28 : 20b

20b Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

×

Kisah Para Rasul 14 : 19

19 Tetapi datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium dan mereka membujuk orang banyak itu memihak mereka. Lalu mereka melempari Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota, karena mereka menyangka, bahwa ia telah mati.

×

Kisah Para Rasul 14 : 20

20 Akan tetapi ketika murid-murid itu berdiri mengelilingi dia, bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota. Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe.

×

Kisah Para Rasul 14 : 21

21 Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia.

×

Wahyu 14 : 13

13 Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka."

×

Wahyu 16 : 15

15 "Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya."

×

Wahyu 19 : 9

9 Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

×

Wahyu 22 : 7, 14

7 "Sesungguhnya Aku datang segera. Berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat kitab ini!"

14 Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.

×

Roma 11 : 36

36 Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!

×

1 Korintus 15 : 10

10 Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.

Sharing Is Caring :