“Jikalau persembahannya merupakan korban keselamatan, maka jikalau yang dipersembahkannya itu dari lembu, seekor jantan atau seekor betina, haruslah ia membawa yang tidak bercela ke hadapan TUHAN.” (Imamat 3:1)
Pembahasan: Imamat 3:1-17 | Ayat Bacaan: Imamat 2-3
Imamat 3 : 1-17
Korban bakaran
1 TUHAN memanggil Musa dan berfirman kepadanya dari dalam Kemah Pertemuan:
2 “Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila seseorang di antaramu hendak mempersembahkan persembahan kepada TUHAN, haruslah persembahanmu yang kamu persembahkan itu dari ternak, yakni dari lembu sapi atau dari kambing domba.
3 Jikalau persembahannya merupakan korban bakaran dari lembu, haruslah ia mempersembahkan seekor jantan yang tidak bercela. Ia harus membawanya ke pintu Kemah Pertemuan, supaya TUHAN berkenan akan dia.
4 Lalu ia harus meletakkan tangannya ke atas kepala korban bakaran itu, sehingga baginya persembahan itu diperkenan untuk mengadakan pendamaian baginya.
5 Kemudian haruslah ia menyembelih lembu itu di hadapan TUHAN, dan anak-anak Harun, imam-imam itu, harus mempersembahkan darah lembu itu dan menyiramkannya pada sekeliling mezbah yang di depan pintu Kemah Pertemuan.
6 Kemudian haruslah ia menguliti korban bakaran itu dan memotong-motongnya menurut bagian-bagian tertentu.
7 Anak-anak imam Harun haruslah menaruh api di atas mezbah dan menyusun kayu di atas api itu.
8 Dan mereka harus mengatur potongan-potongan korban itu dan kepala serta lemaknya di atas kayu yang sedang menyala di atas mezbah.
9 Tetapi isi perutnya dan betisnya haruslah dibasuh dengan air dan seluruhnya itu harus dibakar oleh imam di atas mezbah sebagai korban bakaran, sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.
10 Jikalau persembahannya untuk korban bakaran adalah dari kambing domba, baik dari domba, maupun dari kambing, haruslah ia mempersembahkan seekor jantan yang tidak bercela.
11 Haruslah ia menyembelihnya pada sisi mezbah sebelah utara di hadapan TUHAN, lalu haruslah anak-anak Harun, imam-imam itu, menyiramkan darahnya pada mezbah sekelilingnya.
12 Kemudian haruslah ia memotong-motongnya menurut bagian-bagian tertentu, dan bersama-sama kepalanya dan lemaknya diaturlah semuanya itu oleh imam di atas kayu yang sedang menyala di atas mezbah.
13 Isi perut dan betisnya haruslah dibasuhnya dengan air, dan seluruhnya itu haruslah dipersembahkan oleh imam dan dibakar di atas mezbah: itulah korban bakaran, suatu korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.
14 Jikalau persembahannya kepada TUHAN merupakan korban bakaran dari burung, haruslah ia mempersembahkan korbannya itu dari burung tekukur atau dari anak burung merpati.
15 Imam harus membawanya ke mezbah, lalu memulas kepalanya dan membakarnya di atas mezbah. Darahnya harus ditekan ke luar pada dinding mezbah.
16 Temboloknya serta dengan bulunya haruslah disisihkan dan dibuang ke samping mezbah sebelah timur, ke tempat abu.
17 Dan ia harus mencabik burung itu pada pangkal sayapnya, tetapi tidak sampai terpisah; lalu imam harus membakarnya di atas mezbah, di atas kayu yang sedang terbakar; itulah korban bakaran, suatu korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.”
Imamat 2
Korban sajian
1 “Apabila seseorang hendak mempersembahkan persembahan berupa korban sajian kepada TUHAN, hendaklah persembahannya itu tepung yang terbaik dan ia harus menuangkan minyak serta membubuhkan kemenyan ke atasnya.
2 Lalu korban itu harus dibawanya kepada anak-anak Harun, imam-imam itu. Setelah diambil dari korban itu tepung segenggam dengan minyak beserta seluruh kemenyannya, maka imam haruslah membakar semuanya itu di atas mezbah sebagai bagian ingat-ingatan korban itu, sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.
3 Korban sajian selebihnya adalah teruntuk bagi Harun dan anak-anaknya, yakni bagian maha kudus dari segala korban api-apian TUHAN.
4 Apabila engkau hendak mempersembahkan persembahan berupa korban sajian dari apa yang dibakar di dalam pembakaran roti, haruslah itu dari tepung yang terbaik, berupa roti bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan minyak, atau roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak.
5 Jikalau persembahanmu merupakan korban sajian dari yang dipanggang di atas panggangan, haruslah itu dari tepung yang terbaik, diolah dengan minyak, berupa roti yang tidak beragi.
6 Korban itu harus dipotong-potong, lalu kautuangkanlah minyak ke atasnya; itulah korban sajian.
7 Jikalau persembahanmu merupakan korban sajian dari yang dimasak di dalam wajan, haruslah itu diolah dari tepung yang terbaik bersama-sama minyak.
8 Maka korban sajian yang diolah menurut salah satu cara itu haruslah kaupersembahkan kepada TUHAN, yakni harus disampaikan kepada imam, yang membawanya ke mezbah.
9 Kemudian imam harus mengkhususkan dari korban sajian itu bagian ingat-ingatannya lalu membakarnya di atas mezbah sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.
10 Korban sajian selebihnya adalah bagian Harun dan anak-anaknya, yakni bagian maha kudus dari segala korban api-apian TUHAN!
11 Suatu korban sajian yang kamu persembahkan kepada TUHAN janganlah diolah beragi, karena dari ragi atau dari madu tidak boleh kamu membakar sesuatupun sebagai korban api-apian bagi TUHAN.
12 Tetapi sebagai persembahan dari hasil pertama boleh kamu mempersembahkannya kepada TUHAN, hanya janganlah dibawa ke atas mezbah menjadi bau yang menyenangkan.
13 Dan tiap-tiap persembahanmu yang berupa korban sajian haruslah kaububuhi garam, janganlah kaulalaikan garam perjanjian Allahmu dari korban sajianmu; beserta segala persembahanmu haruslah kaupersembahkan garam.
14 Jikalau engkau hendak mempersembahkan korban sajian dari hulu hasil kepada TUHAN, haruslah engkau mempersembahkan bulir gandum yang dipanggang di atas api, emping gandum baru, sebagai korban sajian dari hulu hasil gandummu.
15 Haruslah kaububuh minyak dan kautaruh kemenyan ke atasnya; itulah korban sajian.
16 Haruslah imam membakar sebagai ingat-ingatannya, sebagian dari emping gandumnya dan minyaknya beserta seluruh kemenyannya sebagai korban api-apian bagi TUHAN.”

Kurban keselamatan atau kurban perdamaian, dipersembahkan kepada Tuhan sebagai wujud ucapan syukur, nazar, atau kurban sukarela (Im. 7:12, 16). Hal yang mendasarinya adalah persekutuan atau relasi antara Allah dengan umat-Nya. Walaupun kurban ini diberikan secara sukarela, bukan berarti boleh dilakukan sembarangan. Kurban yang dipersembahkan, baik itu berupa lembu, kambing, atau domba, haruslah tidak bercela. Cara mempersembahkannya pun haruslah memenuhi syarat yang telah ditentukan, yaitu dilakukan oleh Imam. Darah dan lemak dari kurban tersebut tidak boleh dimakan, karena darahnya harus disiramkan pada mezbah sekelilingnya sedangkan lemaknya dipersembahkan kepada Tuhan sebagai kurban api-apian.
Sekarang ini, kita tidak lagi mempersembahkan kurban-kurban seperti masa Perjanjian Lama, karena pengorbanan Tuhan Yesus di atas kayu salib bagi penebusan dosa manusia telah digenapi. Di dalam Tuhan Yesus, orang percaya telah menerima keselamatan dan pendamaian yang sempurna dengan Allah. Relasi manusia berdosa dengan Allah yang rusak karena dosa telah dipulihkan dalam Yesus. Kita tidak lagi mempersembahkan binatang sebagai kurban persembahan, namun hati yang bersyukur kepada Allah dalam Yesus haruslah tetap ada.
Bagaimana kita memberi persembahan pada saat ini? Pertama, berilah persembahan dengan sukarela, bukan karena terpaksa melainkan penuh dengan sukacita dan pengucapan syukur! Secara rutin, persembahan ini kita bawa kepada Tuhan bersama-sama dalam ibadah kita. Kedua, Roma 12:1 mengatakan, “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” Lebih dari hal materi, Tuhan mengingatkan kita bahwa tidak ada persembahan yang lebih pantas bagi-Nya selain kita mempersembahkan hidup seutuhnya kepada Allah. Jadi, mari kita memakai akal budi, kasih, kekuatan, dan apa yang kita miliki untuk memuliakan Tuhan.
STUDI PRIBADI: Bagaimana Anda mewujud-nyatakan rasa syukur Anda dalam memberikan persembahankepada Tuhan, baik dalam Ibadah Minggudan hidup sehari-hari?
Pokok Doa: Berdoalah kepada Tuhan agar kasih-Nya dalam Yesus Kristus sekali lagi boleh mendorong dan memampukan kita untuk hidup memuliakan Tuhan.
Imamat 7 : 12, 17
12 Jikalau ia mempersembahkannya untuk memberi syukur, haruslah beserta korban syukur itu dipersembahkannya roti bundar yang tidak beragi yang diolah dengan minyak, dan roti tipis yang tidak beragi yang diolesi dengan minyak, serta roti bundar dari tepung yang terbaik yang teraduk, yang diolah dengan minyak.
17 Tetapi apa yang masih tinggal dari daging korban sembelihan itu sampai hari yang ketiga, haruslah dibakar habis dengan api.
Roma 12 : 1
1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Keluaran 24 : 9
9 Dan naiklah Musa dengan Harun, Nadab dan Abihu dan tujuh puluh orang dari para tua-tua Israel.
Keluaran 24 : 10
10 Lalu mereka melihat Allah Israel; kaki-Nya berjejak pada sesuatu yang buatannya seperti lantai dari batu nilam dan yang terangnya seperti langit yang cerah.
Roma 10 : 13
13 Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.