Kurban Keselamatan

“Jikalau persembahannya merupakan korban keselamatan, maka jikalau yang dipersembahkannya itu dari lembu, seekor jantan atau seekor betina, haruslah ia membawa yang tidak bercela ke hadapan TUHAN.” (Imamat 3:1)



Pembahasan: Imamat 3:1-17 | Ayat Bacaan: Imamat 2-3

Kurban keselamatan atau kurban perdamaian, dipersembahkan kepada Tuhan sebagai wujud ucapan syukur, nazar, atau kurban sukarela (Im. 7:12, 16). Hal yang mendasarinya adalah persekutuan atau relasi antara Allah dengan umat-Nya. Walaupun kurban ini diberikan secara sukarela, bukan berarti boleh dilakukan sembarangan. Kurban yang dipersembahkan, baik itu berupa lembu, kambing, atau domba, haruslah tidak bercela. Cara mempersembahkannya pun haruslah memenuhi syarat yang telah ditentukan, yaitu dilakukan oleh Imam. Darah dan lemak dari kurban tersebut tidak boleh dimakan, karena darahnya harus disiramkan pada mezbah sekelilingnya sedangkan lemaknya dipersembahkan kepada Tuhan sebagai kurban api-apian.

Sekarang ini, kita tidak lagi mempersembahkan kurban-kurban seperti masa Perjanjian Lama, karena pengorbanan Tuhan Yesus di atas kayu salib bagi penebusan dosa manusia telah digenapi. Di dalam Tuhan Yesus, orang percaya telah menerima keselamatan dan pendamaian yang sempurna dengan Allah. Relasi manusia berdosa dengan Allah yang rusak karena dosa telah dipulihkan dalam Yesus. Kita tidak lagi mempersembahkan binatang sebagai kurban persembahan, namun hati yang bersyukur kepada Allah dalam Yesus haruslah tetap ada.

Bagaimana kita memberi persembahan pada saat ini? Pertama, berilah persembahan dengan sukarela, bukan karena terpaksa melainkan penuh dengan sukacita dan pengucapan syukur! Secara rutin, persembahan ini kita bawa kepada Tuhan bersama-sama dalam ibadah kita. Kedua, Roma 12:1 mengatakan, “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” Lebih dari hal materi, Tuhan mengingatkan kita bahwa tidak ada persembahan yang lebih pantas bagi-Nya selain kita mempersembahkan hidup seutuhnya kepada Allah. Jadi, mari kita memakai akal budi, kasih, kekuatan, dan apa yang kita miliki untuk memuliakan Tuhan.

STUDI PRIBADI: Bagaimana Anda mewujud-nyatakan rasa syukur Anda dalam memberikan persembahankepada Tuhan, baik dalam Ibadah Minggudan hidup sehari-hari?

Pokok Doa: Berdoalah kepada Tuhan agar kasih-Nya dalam Yesus Kristus sekali lagi boleh mendorong dan memampukan kita untuk hidup memuliakan Tuhan.

×

Imamat 7 : 12, 17

12 Jikalau ia mempersembahkannya untuk memberi syukur, haruslah beserta korban syukur itu dipersembahkannya roti bundar yang tidak beragi yang diolah dengan minyak, dan roti tipis yang tidak beragi yang diolesi dengan minyak, serta roti bundar dari tepung yang terbaik yang teraduk, yang diolah dengan minyak.

17 Tetapi apa yang masih tinggal dari daging korban sembelihan itu sampai hari yang ketiga, haruslah dibakar habis dengan api.

×

Roma 12 : 1

1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

×

Keluaran 24 : 9

9 Dan naiklah Musa dengan Harun, Nadab dan Abihu dan tujuh puluh orang dari para tua-tua Israel.

×

Keluaran 24 : 10

10 Lalu mereka melihat Allah Israel; kaki-Nya berjejak pada sesuatu yang buatannya seperti lantai dari batu nilam dan yang terangnya seperti langit yang cerah.

×

Roma 10 : 13

13 Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.

Sharing Is Caring :