Kita Sebagai Imam

Bacaan hari ini: Roma 15:14-21 | Bacaan setahun: Mazmur 77-78, Wahyu 1



“…aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus.” (Roma 15:16)

 

Bagian ini memperlihatkan bagaimana Paulus menilai dengan tepat anugerah Allah, sehingga panggillan Allah bagi hidupnya dikerjakan dengan tepat sesuai tujuan Allah. Hal ini nampak pada ayat ke-16. Paulus dengan unik memakai istilah peran yang tidak berhubungan dengan tugas atau pekerjaan yang dilakukan. Paulus menyebut dirinya sebagai “pelayan”, yang dalam bahasa aslinya berarti petugas atau pelayan publik (seperti digunakan pada pasal 13:6), tapi Paulus menyebutkan tujuan akhir dari tugasnya adalah peran imam yang membawa persembahan kepada Allah. Di Perjanjian Baru, pelayan Injil tidak pernah menggunakan istilah “pelayan” seperti di ayat ini, serta tugas keimaman yang disebutkan Paulus tidak sepenuhnya persis dengan konsep keimaman Yahudi. Jadi, hal ini dipakai Paulus sebagai cara figuratif untuk menyimpulkan perannya sebagai “pelayan kudus Allah.”

Konsep Paulus tentang “pelayan kudus” di sini, menjelaskan natur keimaman pemberitaan Injil atau pelayanan Kristen. Pelayanan pemberi- taan Injil yang Paulus (termasuk kita) kerjakan bukanlah untuk penebusan dosa, atau membawa korban pendamaian kepada Allah. Tetapi, melalui pemberitaan Injil, Paulus (termasuk kita) sedang menjadi alat bagi banyak orang, melalui pekerjaan Roh Kudus, untuk tergerak mempersembahkan dirinya sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah. Paulus memperlihatkan, sebagai pelayan kita hanyalah instrumen, dan Allah adalah pemeran utama yang membuat segala sesuatu berhasil. Jadi, tugas keimaman kita adalah memberitakan Injil dan korban yang kita bawa ke hadapan Allah adalah jiwa-jiwa yang dikuduskan oleh Roh Kudus.

Kita sebagai orang-orang yang dikuduskan Allah telah dianugerahkan peran keimaman oleh Allah, untuk menjadi alat membawa korban yang menyenangkan hati-Nya. Caranya mungkin berbeda dengan Paulus, tapi anak-anak Allah diundang dalam tugas mulia yang sama bagi Kerajaan Allah dinyatakan di muka bumi ini, melalui konteks kehidupan dan profesi kita masing-masing.

STUDI PRIBADI : Apa Anda pernah merasa percuma melakukan tugas keimaman? Apakah salah satu penyebabnya karena Anda berpikir bisa mengubah hati seseorang?

Pokok Doa : Berdoalah untuk setiap jemaat Tuhan agar dapat mengambil peran sebagai seorang imam yang senantiasa memberitakan kabar baik tentang Kristus, dalam konteks dan profesinya masing-masing. 

Sharing Is Caring :