“Sesungguhnya ada pahala bagi orang benar, sesungguhnya ada Allah yang memberi keadilan di bumi.” (Mazmur 58:12)
Bacaan hari ini: Mazmur 58:1-12 | Bacaan setahun: Mazmur 58
Mazmur 58 : 1-12
Terhadap pembesar yang lalim
1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Jangan memusnahkan. Miktam dari Daud. (58-2) Sungguhkah kamu memberi keputusan yang adil, hai para penguasa? Apakah kamu hakimi anak-anak manusia dengan jujur?
2 (58-3) Malah sesuai dengan niatmu kamu melakukan kejahatan, tanganmu, menjalankan kekerasan di bumi.
3 (58-4) Sejak lahir orang-orang fasik telah menyimpang, sejak dari kandungan pendusta-pendusta telah sesat.
4 (58-5) Bisa mereka serupa bisa ular, mereka seperti ular tedung tuli yang menutup telinganya,
5 (58-6) yang tidak mendengarkan suara tukang-tukang serapah atau suara pembaca mantera yang pandai.
6 (58-7) Ya Allah, hancurkanlah gigi mereka dalam mulutnya, patahkanlah gigi geligi singa-singa muda, ya TUHAN!
7 (58-8) Biarlah mereka hilang seperti air yang mengalir lenyap! Biarlah mereka menjadi layu seperti rumput di jalan!
8 (58-9) Biarlah mereka seperti siput yang menjadi lendir, seperti guguran perempuan yang tidak melihat matahari.
9 (58-10) Sebelum periuk-periukmu merasakan api semak duri, telah dilanda-Nya baik yang hidup segar maupun yang hangus.
10 (58-11) Orang benar itu akan bersukacita, sebab ia memandang pembalasan, ia akan membasuh kakinya dalam darah orang fasik.
11 (58-12) Dan orang akan berkata: “Sesungguhnya ada pahala bagi orang benar, sesungguhnya ada Allah yang memberi keadilan di bumi.”
Di dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa dengan mudah menjumpai banyak ketidakadilan terjadi. “Hukum tajam ke bawah, tapi tumpul ke atas”, ini adalah ungkapan yang menggambarkan ketimpangan upaya penegakan hukum di negara kita. Rakyat kecil sering dipermainkan dan ditindas oleh para penegak hukum, di saat mereka mencari keadilan. Seringkali keadilan dirasakan berpihak hanya kepada para penguasa dan orang-orang kaya.
Rupa-rupanya kejadian seperti itu tidak hanya terjadi di masa kini, tapi juga di masa lalu. Mazmur 58 sedang menyuarakan hal yang sama. Mazmur ini dibuka dengan sebuah pertanyaan retoris: “Sungguhkah kamu memberi keputusan yang adil, hai para penguasa? Apakah kamu hakimi anak-anak manusia dengan jujur?” (ay. 2). Jawaban atas dua pertanyaan ini adalah sebaliknya. Para pemimpin hari itu justru bertindak sesuka hati dan menjalankan kejahatan (ay. 3). Hidup mereka tidak pernah lepas dari kejahatan dan berlaku tidak adil kepada sesama (ay. 4-6).
Di tengah situasi seperti itu, pemazmur datang dan berseru kepada Allah (ay. 7-9). Dia memohon agar Allah segera bertindak membela mereka dan melawan para pemimpin yang bertindak jahat kepada orang-orang benar. Pemazmur menyatakan keyakinannya dengan sepenuh hati bahwa Allah yang Mahaadil akan memberikan keadilan kepada umat-Nya; Allah akan bertindak dan membela. Pada akhirnya, kebenaran akan dinyatakan dan keadilan Allah akan ditegakkan. Keyakinan itu terlihat dalam kalimat: “Sesungguhnya ada Allah yang memberi keadilan di bumi!” (ay. 12).
Renungan hari ini menolong kita untuk berkaca dengan jujur. Jika kita berada dalam posisi sebagai seorang pemimpin, entah di perusahaan, di gereja, dalam organisasi atau pun keluarga: Sudahkah kita bertindak adil kepada orang-orang yang kita pimpin? Sudahkah kita memperhatikan dan memperlakukan mereka dengan adil? Janganlah kita bertindak semena- mena dan menindas! Ingatlah: Ada Allah yang memberi keadilan di bumi ini.
STUDI PRIBADI: Mengapa ketidakadilan terjadi dalam kehidupan kita? Apakah yang perlu kita lakukan untuk menegakkan keadilan? Tuliskanlah komitmen dan tindakan yang akan Anda lakukan untuk kebenaran hari ini!
Pokok Doa: Berdoalah untuk petugas kepolisian, kejaksaan dan kehakiman, agar dapat menjalankan tugas mereka dengan baik dan menegakkan keadilan di negara ini.