Kesetiaan Allah

Bacaan hari ini: Yesaya 48 | Bacaan setahun: 2 Samuel 15-16, Roma 7

“Dengarkanlah Aku, hai Yakub, dan engkau Israel yang Kupanggil! Akulah yang tetap sama, Akulah yang terdahulu, Akulah juga yang terkemudian!” (Yesaya 48:12)

 

Yesaya 48 ini menyatakan dengan gamblang bahwa Yehuda adalah umat yang mengaku mengenal Allah yang benar, berseru dan berdoa menyebut nama-Nya, tapi sesungguhya mereka menolak kebenaran firman-Nya dan ketetapan hukum-Nya. Mereka tidak bersedia hidup benar; mereka memilih untuk kompromi dengan dosa-dosa. Mereka melakukan segala kewajiban keagamaan sebagai ritual, namun mereka tidak mencintai Allah dengan tulus dari dalam hati mereka (bdk. Yes. 48:1- 8). Tuhan Allah menyebut bangsa Israel sebagai pemberontak, demikian Tuhan berfirman, “Engkau tidak mendengarnya ataupun mengetahuinya, juga telingamu tidak terbuka dari sejak dahulu; tetapi Aku telah mengetahui, bahwa engkau berbuat khianat sekeji-kejinya, dan bahwa orang menyebutkan engkau: pemberontak sejak dari kandungan” (Yes. 48:8).

Jika umat Allah tidak setia, mengapa Allah tetap setia? Allah tetap setia karena Dia adalah Allah. Yesaya 48:9 mengatakan, “Oleh karena nama-Ku Aku menahan amarah-Ku dan oleh karena kemasyhuran-Ku Aku mengasihani engkau, sehingga Aku tidak melenyapkan engkau.” Karena Allah penuh kasih dan setia kepada janji-Nya, maka Ia tidak memusnahkan umat-Nya, namun menguduskan mereka melalui proses penderitaan (selama Israel dibuang ke Babel). Allah menguji mereka di dalam dapur kesengsaraan di Babel (ay. 10), supaya mereka belajar untuk bergantung kepada Allah dan bertobat dari pemberontakan mereka.

Ketika masa pengujian itu telah usai, Allah akan mengeluarkan mereka dari tempat perbudakan. Allah adalah setia, Ia tidak meninggalkan umat- Nya karena pemberontakan mereka, namun justru Allah menyertai mereka dalam penderitaan yang akan memurnikan mereka. Tuhan Allah, berjanji menyediakan berkat-berkat yang melimpah (ay. 1819). Firman Tuhan hari ini mengingatkan bahwa Allah adalah setia dan Dia mau agar kita selalu hidup dalam kebenaran dan beribadah kepada-Nya dengan setia. Biarlah kita memberontak kepada Tuhan sebagaimana Israel, yang pada akhirnya, mau dengan setia hidup benar di hadapan-Nya.

STUDI PRIBADI :
(1) Dalam hal apa Anda susah setia dan hidup benar di hadapan Tuhan ?
(2) Sadarkah Anda, betapa serius dosa dan pemberontakan terhadap Tuhan? Apa buktinya?

Pokok Doa : Doakan supaya Anda mau tunduk kepada Tuhan dan melakukan apa yang Tuhan pandang baik. Doakan juga untuk kerohanian Anda secara pribadi dan kekuatan untuk melewati setiap ujian iman dalam hidup Anda.