Kerusakan Mewabah

“Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN…” (Kejadian 6:5-6a)



Pembahasan: Kejadian 6:5 | Ayat Bacaan: Kejadian 6:1-12

Membersihkan sebuah rumah yang telah lama ditinggal dan dipenuhi sampah bukanlah tugas yang mudah. Bayangkan seorang petugas kebersihan yang ditugaskan untuk membersihkan sebuah gedung tua yang telah bertahun-tahun terbengkalai. Lantai yang berlumut, dinding yang retak, dan tumpukan sampah ada di setiap sudut. Tugas yang harus ia lakukan sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pekerjaan sehari-harinya. Alat yang sama, metode yang sama, bahkan tujuan yang sama. Petugas itu dituntut untuk membersihkan seluruh area gedung hingga bersih dan layak huni. Hanya saja, kini ia dihadapkan pada skala yang jauh lebih besar dan kompleks. Situasi ini tentu membuat petugas itu kewalahan dan terkadang putus asa dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Gambaran itulah yang hendak dilukiskan dalam kisah ini. Dunia yang telah Allah ciptakan dengan penuh kasih kini dipenuhi kejahatan manusia. Eskalasi emosi Allah pun terlukiskan dalam bagian ini. Allah melihat bahwa “kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata” (ayat 5). Keadaan ini membuat Allah berduka, bahkan dikatakan bahwa “hal itu memilukan hati-Nya” (ayat 6). Meski demikian, di tengah kekecewaan-Nya yang mendalam, Allah tidak menyerah. Allah memutuskan untuk “membersihkan” dunia melalui air bah, namun tetap menyisakan harapan melalui Nuh yang “mendapat kasih karunia di mata TUHAN” (ayat 8).

Bagian ini menunjukkan bahwa menghadapi kejahatan dan dosa bukan perkara yang mudah. Sekalipun Allah adalah kasih, Allah menghendaki kita hidup dalam kekudusan dan kebenaran, sebab Ia adalah Allah yang Maha Kudus. Tantangan yang kita hadapi dalam melawan dosa dan kejahatan di sekitar kita mungkin akan membuat kita merasa putus asa seperti dialami Allah. Meski demikian, Ia juga adalah Allah yang penuh kasih karunia dan selalu menyediakan jalan keluar bagi orang-orang yang dikasihi-Nya, seperti yang Ia lakukan kepada Nuh. Mari setiap kita terus berjuang melawan dosa dan kejahatan dalam hidup kita, sembari memohon kasih karunia-Nya untuk memampukan kita bertahan dalam perjuangan ini. Tetap setia dan bersandar kepada-Nya. Ia akan memegang tangan kita dan memberikan kekuatan.

STUDI PRIBADI: Apa makna frase “TUHAN menyesal” di dalam ayat ke-6?

Pokok Doa: Berdoalah agar Roh Kudus memampukan setiap orang percaya untuk terus berjuang melawan dosa yang selama ini masih dilakukan.

×

Kejadian 6 : 5

5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,

×

Kejadian 6 : 6

6 maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.

×

Kejadian 6 : 8

8 Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN.

×

Kejadian 4 : 6

6 Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram?

×

Kejadian 7

7 Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."

×

Wahyu 19 : 16

16 Pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan."

×

Filipi 4 : 4-7

4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!

5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!

6 Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.

×

Ibrani 4 : 14-15

14 Jadi, karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita berpegang teguh pada pengakuan iman kita.

15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita. Sebaliknya sama seperti kita, Ia telah dicobai, hanya saja Ia tidak berbuat dosa.

×

Wahyu 3 : 12

12 Siapa yang menang, ia akan Kujadikan tiang di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari surga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.

Sharing Is Caring :