Kehidupan Yang Diperkenan Allah

“Apabila baru saja seseorang mengambil isteri, janganlah ia keluar bersama-sama dengan tentara maju berperang …; satu tahun lamanya ia harus dibebaskan untuk keperluan rumah tangganya dan menyukakan hati … isterinya.” (Ulangan 24:5)



Bacaan hari ini: Ulangan 24:1-5 | Bacaan setahun: Ulangan 23-24

Pada bagian ini, Tuhan mengingatkan agar umat-Nya tidak memiliki kehidupan pernikahan seperti kebiasaan orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, di mana mereka terbiasa dengan hal kawin-cerai dan kawin lagi. Tuhan mau agar umat-Nya menunjukkan kehidupan pernikahan yang berbeda. Tuhan juga mau agar mereka menghormati dan menghargai pernikahannya agar kehidupan pernikahan mereka bahagia. Oleh sebab itu, bagian firman Tuhan ini berbicara tentang peraturan yang berkenaan dengan pernikahan kembali setelah suami-istri bercerai. Pelanggaran terhadap peraturan ini adalah kekejian bagi Tuhan, karena suatu penghinaan terhadap institusi pernikahan, dan dosa terhadap Tuhan (ayat 1-4). Oleh karena itu, Tuhan tidak menghendaki adanya perceraian dalam kehidupan pernikahan umat-Nya. Sebaliknya, Tuhan menghendaki agar mereka berbahagia dalam kehidupan pernikahan mereka.

Selanjutnya, Allah memberikan sebuah peraturan, bahwa jika seorang laki-laki baru menikah, maka dia tidak boleh disuruh pergi dengan tentara pasukan, untuk berperang atau dibebani dengan banyak tugas lain. Tetapi hendaklah ia dibebaskan dari semua itu, agar ia bisa tinggal di rumah selama setahun dan membuat istri yang telah dinikahinya, berbahagia (ay 5). Itulah sebabnya, Tuhan tidak menghendaki suami istri yang baru menikah, kehilangan kesempatan untuk hidup bersama dan menikmati kebahagian serta sukacita dalam kehidupan pernikahan mereka. Demikianlah Tuhan melindungi dan memberkati sebuah pernikahan dalam kehidupan Umat-Nya.

Peraturan Tuhan ini, juga berlaku untuk kita, umat Tuhan, supaya kita memiliki kehidupan yang diperkenan-Nya. Secara khusus, apabila orang dunia mempermainkan kehidupan pernikahan dengan perceraian dan pernikahan kembali, maka kita tidak boleh seperti itu. Bagi Tuhan, ikatan pernikahan itu kudus dan serius. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata: ”Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Mat. 19:6).

STUDI PRIBADI: Bagaimana kita sebagai umat Tuhan, memandang dan bersikap terhadap pernikahan? Mengapa Tuhan tidak menghendaki kita sebagai orang percaya, bercerai?

Pokok Doa: Berdoalah agar umat Tuhan memiliki sikap yang benar dalam menjalankan pernikahannya. Tiap keluarga Kristen sungguh bisa menikmati kebahagiaan yang Tuhan janjikan dalam keluarga mereka masing-masing. 

Sharing Is Caring :