Kegagalan Umat Tuhan

Bacaan hari ini: Hosea 10 | Bacaan setahun: Mazmur 119:1-88, Wahyu 20


“…Makin baik tanahnya, makin baik dibuatnya tugu-tugu berhala.” (Hosea 10:1c)

 

Dalam Alkitab versi Bahasa Indonesia Sehari-hari, ayat 1 berbunyi: “Israel seperti pohon anggur yang berbuah lebat. Semakin bertambah kekayaannya, semakin banyak mezbah yang dibuatnya. Semakin makmur, semakin bagus pula dibuatnya tugu-tugu berhala yang disembahnya.” Jika dalam renungan sebelumnya telah dijelaskan bahwa bangsa Isreal adalah pilihan dan bangsa yang berharga di mata Tuhan, dalam pasal ini kembali ditegaskan bahwa mereka adalah bangsa yang diberkati Tuhan, bahkan berkat Tuhan melimpah atas mereka. Mereka diumpamakan pohon anggur yang berbuah lebat, berbuah banyak. Namun sayang, mereka tidak setia kepada Tuhan. Israel gagal menjalani panggilan hidup sebagai bangsa pilihan Tuhan.

Sebaliknya, makin diberkati, bangsa Israel makin memberontak kepada Tuhan. Kekayaan mereka bertambah, tetapi kekayaan itu mereka pakai untuk membangun mezbah, menyembah dewa-dewa lain. Bangsa Israel diberikan kemakmuran oleh Tuhan, dan kemakmuran itu mereka pakai untuk memperindah ilah sesembahan mereka, bukan dipakai untuk maksud Tuhan. Tuhan dengan keras menegur bangsa Israel: “Hati mereka licik” (ay. 2), dan itulah yang menjadi akar dosa mereka. Sekarang mereka harus berhadapan dengan Tuhan dan menanggung akibat dari dosa dan pemberontakan mereka. Bahkan di ayat 3, mereka seakan menantang Tuhan dengan berkata, “Kita tidak mempunyai raja lagi, sebab kita tidak takut kepada TUHAN.” Padahal Tuhanlah sesungguhnya raja mereka, Tuan mereka. Namun mereka tidak lagi mau mengakui Tuhan sebagai Raja dalam hidup mereka dan mereka meninggalkan Tuhan.

Kegagalan Israel sebagai umat pilihan Tuhan dalam menjalankan panggilan “diberkati untuk menjadi berkat” menjadi peringatan bagi kita, umat Tuhan di zaman sekarang. Tuhan memberkati kita, agar kita menjadi berkat bagi sesama, bagi pekerjaan Tuhan. Sebagai perwujudan nyatanya, ketika Tuhan mencurahkan berkat-Nya, kita bisa bertanya kepada Tuhan, “Kepada siapakah Tuhan ingin saya menyalurkan berkat ini?”

STUDI PRIBADI :
(1) Untuk apakah berkat yang Tuhan berikan, untuk dinikmati sendiri atau disalurkan ?
(2) Adakah orang/pelayanan Tuhan yang Anda tahu membutuhkan bantuan ?

Pokok Doa : Berdoa agar jemaat Tuhan menyadari panggilan hidup sebagai umat pilihan Tuhan, “diberkati untuk menjadi berkat” dan dapat menghidupi panggilan ini untuk menyatakan kebesaran dan kemuliaan Tuhan.