Jemaat Tiatira

“Aku tahu segala pekerjaanmu: baik kasihmu maupun imanmu, baik pelayananmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak dari pada yang pertama.” (Wahyu 2:19)



Pembahasan: Wahyu 2:19 | Ayat Bacaan: Wahyu 2:18-28

Semasa pandemi Covid beberapa tahun lalu, saya sempat merasa jengkel dengan sikap beberapa orang. Ada orang-orang yang karena merasa sudah memiliki antibodi, entah karena vaksin atau pernah terjangkit virus, lantas berbuat sesuka hati mereka. Mereka pergi keluar tanpa menghiraukan anjuran pemerintah mengenai protokol kesehatan. Mereka merasa antibodi mereka memberi mereka semacam kebebasan untuk berbuat sesuka hati mereka. Mereka tidak sadar bahwa tindakan mereka berpotensi membawa petaka bagi orang lain.

Hal ini mengingatkan saya pada salah satu masalah yang terjadi di Tiatira. Dibanding jemaat lainnya, firman Tuhan pada jemaat Tiatira merupakan yang paling panjang. Sama seperti pada kebanyakan jemaat lain, Tuhan memberi pujian pada mereka. Di ayat 19, Tuhan mengatakan bahwa ada pertumbuhan rohani yang mereka alami, yang membuat Tuhan senang. Iman, pelayanan, dan ketekunan mereka ternyata jauh lebih baik dari masa-masa sebelumnya.

Hanya saja, ada satu masalah penting yang Tuhan kecam. Ada seorang nabiah palsu yang mengajarkan ajaran yang salah kepada Jemaat. Tuhan menyebutkan nabiah ini sebagai Izebel yang menunjukkan bahwa bagi Tuhan perempuan ini sama sekali bukan nabi, tak peduli meski Jemaat menganggapnya sebagai nabi. Perempuan ini nampaknya mengajarkan bahwa karena dalam Kristus ada kemerdekaan, maka makan makanan penyembahan berhala dan perzinahan bukanlah masalah serius bagi Jemaat. Tuhan sudah memberikan mereka kebebasan dan kemerdekaan. Lebih buruk lagi, Jemaat menolerir nabiah ini dan bahkan terperosok ke dalam ajarannya yang salah. Tak heran beberapa lantas terlibat dalam penyembahan berhala dan pelacuran bakti.

Kristus memang sudah memberikan kita kebebasan. Akan tetapi, Alkitab tidak pernah sekalipun mengajarkan bahwa kebebasan kita berarti kebebasan untuk berbuat sesuka hati. Kebebasan kita adalah kebebasan untuk melakukan hal-hal yang baik, yang menjadi kehendak Allah. Allah sudah memberikan kita status yang baru, bukankah hal yang aneh bila kita masih mencoba hidup dengan cara yang lama?

STUDI PRIBADI: Apakah menurut Anda doktrin keselamatan oleh iman membuka ruang agar kita bisa berbuat sesuka hati?

Pokok Doa: Doakan bagi anak-anak Tuhan yang menikmati hidup dalam kelemahan mereka. Doakanlah supaya Tuhan menyadarkan dan menolong mereka.

×

Wahyu 2 : 19

19 Aku tahu segala pekerjaanmu: Baik kasihmu maupun imanmu, baik pelayananmu maupun ketekunanmu. Aku tahu bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak daripada yang pertama.

×

Yudas 19-21

19 Mereka adalah pemecah belah, manusia duniawi yang tidak memiliki Roh Kudus.

20 Akan tetapi kamu, Saudara-saudaraku yang terkasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus.

21 Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal.

×

Yudas 22-23

22 Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu,

23 selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa.

×

2 Yohanes 1 : 10

10 Jikalau seseorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini, janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi salam kepadanya.

×

2 Yohanes 1 : 10

10 Jikalau seseorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini, janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi salam kepadanya.

Sharing Is Caring :