Jangan Tinggi Hati

Bacaan hari ini: Daniel 5 | Bacaan setahun: Mazmur 81-83, Wahyu 3

 

“Tetapi tuanku, Belsyazar, anaknya, tidak merendahkan diri, walaupun tuanku mengetahui semuanya itu.” (Daniel 5:22)

 

Tinggi hati merupakan salah satu sikap yang tidak pernah alpa dalam kehidupan manusia, apalagi jika manusia memiliki segalanya, harta, jabatan dan pujian. Namun demikian, tinggi hati ialah suatu kekejian di hadapan TUHAN dan tidak akan luput dari hukuman (Ams. 16:5).

Setelah Nebukadnezar, Kerajaan Babel dipimpin Belsyazar, anaknya. Namun suatu kali karena mabuknya, ia memerintahkan orang membawa keluar perkakas emas dan perak yang menjadi jarahan dari dalam Bait Suci, Rumah TUHAN di Yerusalem. Bersama para pembesar, para istri dan gudik, yang sedang berkumpul besamanya, ia memakai perkakas itu. Maka pada saat itu, muncul sebuah penglihatan, bahwa nampaklah kepadanya, jari-jari tangan manusia menulis pada kapur dinding istana raja, dan raja melihat punggung tangan yang sedang menulis itu. Hati raja menjadi gelisah, terutama karena ketidak-tahuannya terhadap arti tulisan di dinding itu. Maka dipanggilnya seluruh ahli nujum untuk menjelaskan artinya, dan tak satupun sanggup memahaminya. Maka Daniel lah yang pada akhirnya memberitahukan arti tulisan di dinding itu kepada raja Belsyazar. “Mene, mene, tekel ufarsin” dimana masa pemerintahan Belsyazar akan berakhir dan kerajaan Babel akan terpecah menjadi dua, yaitu Media dan Persia. Semua itu terjadi karena Belsyazar tinggi hati dengan memakai apa yang tidak layak dipakainya. Perkakas itu adalah bagi TUHAN, tetapi ia tidak memandangnya dengan hormat dan takut akan TUHAN, melainkan meninggikan diri dan menganggap ringan perkakas itu. Dengan demikian, ia mendatangkan celaka atas dirinya sendiri. Malam itu juga terbunuhlah Belsyazar, raja orang Kasdim itu, karena tidak menghormati kekudusan TUHAN dan meninggikan diri di hadapan-Nya (ay. 22).

Bagaimana dengan kita hari ini? Apa kita cenderung membanggakan diri sendiri di hadapan TUHAN, atau justru kita menyadari bahwa segala pencapaian kita pada hari ini adalah hanya karena anugerah TUHAN semata? Marilah kita hidup dengan rendah hati di hadapan TUHAN, dan jangan melanggar kekudusan-Nya.

STUDI PRIBADI :
(1) Apakah yang membuat Besyazar meninggikan dirii? Apa yang TUHAN lakukan kepada-Nya ?
(2) Pelajaran apa yang dapat kita terapkan dalam kehidupan kita ?

Pokok Doa : Berdoalah kepada TUHAN agar tiap kita senantiasa menyadari anugerah-Nya yang besar atas diri kita dan berdoalah agar kita memiliki kerendahan hati dan menghormati kekudusan TUHAN.