Jangan Meninggalkan Ibadah

Bacaan hari ini: Ibrani 10:19-25 | Bacaan setahun: Keluaran 36-38, Markus 8


“Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri.” (Ibrani 10:19-20)

 

Pengorbanan Kristus di atas kayu salib memberikan arti penting bagi orang percaya, terutama dalam perjumpaan kita dengan Allah dalam ibadah. Hal tersebut dijelaskan pada saat kita melihat perbandingan ibadah di masa Perjanjian lama dengan Perjanjian Baru.

Kematian Kristus di atas kayu salib telah membuka jalan masuk kepada Bapa. Hal tersebut dilambangkan dengan terbelahnya tabir Bait Allah menjadi dua ketika kematian-Nya (Mat. 27:50-51). Sebelumnya orang Israel tidak memiliki akses masuk ke dalam ruang mahakudus. Mengapa? Karena manusia berdosa tidak mungkin berjumpa dengan Allah yang Mahasuci. Tetapi sekarang jalan itu telah terbuka oleh karena Kristus. Persekutuan dan perjumpaan secara pribadi dengan Bapa dimungkinkan karena karya dan pengorbanan Kristus, Imam Besar kita. Setiap orang percaya boleh menghadap Bapa setelah ia dibersihkan dari dosa oleh Kristus. Penulis Ibrani mengutip Yehezkiel 36:25 saat menjelaskan tentang pembersihan hati nurani sebagaimana ritual yang terdapat di dalam Bait Allah dahulu. Darah Kristus yang murni telah menyucikan dan membasuh hati dan hidup kita sehingga kita bisa menghadap Allah.

Sayangnya, anugerah yang besar ini tidak dipahami dan tidak dilakukan oleh penerima surat Ibrani. Penulis surat Ibrani melihat ada orang-orang di dalam jemaat yang membiasakan diri untuk tidak mengikuti pertemuan-pertemuan ibadah. Kita tidak tahu persis, apa alasan mereka meninggalkan pertemuan ibadah tersebut. Kemungkinan adalah karena adanya penganiayaan yang sedang terjadi. Tetapi hal tersebut seharusnya bukan menjadi alasan untuk tidak beribadah.

Seharusnya pemahaman yang sama juga mendorong kita untuk tidak meninggalkan ibadah kita. Memang di dalam masa pandemi ini, kita tidak bisa berkumpul secara bersama-sama seperti sebelumnya, tapi janganlah hal itu menjadi alasan untuk kita tidak beribadah. Patutlah kita ingat, ibadah dan perjumpaan kita dengan Allah adalah sebuah anugerah yang dimungkinkan oleh karena karya pengorbanan Kristus.

STUDI PRIBADI : Apa yang diharapkan ketika seseorang menerima keselamatan Kristus? Apa yang Kristus lakukan, sehingga ia layak menghadap Allah dalam ibadah yang kudus?

Berdoalah : Kiranya Roh Kudus yang di dalam hati kami terus memampukan kami untuk datang menghadap Allah di dalam ibadah yang kudus, Amin.

Sharing Is Caring :