Iman Seorang Perwira

Bacaan hari ini: Matius 8:5-13 | Bacaan setahun: Pengkhotbah 7, Yeremia 25-27



“Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.” (Matius 8:8)

Kita percaya pada seorang dokter ketika menyerahkan penanganan kondisi kesehatan kepadanya dan kita juga memercayainya untuk menyembuhkan kita. Kita percaya pada seorang pengacara ketika menyerahkan kasus hukum kita di tangannya dan memercayai dia untuk dapat membela kita. Demikian pula kita percaya pada seorang bankir ketika menyerahkan sejumlah dana ke tangannya dan membiarkan dia menyimpannya atas nama kita.

Sang perwira dalam perikop ini memercayai Tuhan Yesus untuk menyembuhkan hambanya yang sedang sakit. Sangat mungkin dia telah mendengar reputasi Tuhan Yesus sebagai penyembuh. Memang sebagai orang non-Yahudi, dia menyadari ketidaklayakannya untuk menghampiri Tuhan Yesus, namun terdorong oleh belas kasih kepada hambanya, maka dengan penuh keyakinan dia menghampiri dan memohon. Di saat yang sama, dia juga mengenal siapa Tuhan Yesus dan kuasa-Nya. Oleh karena itu, meresponi kesediaan Tuhan Yesus untuk menyembuhkan hambanya (ay. 7), maka dengan penuh keyakinan perwira ini menunjukkan imannya yang luar biasa (ay. 8). Perwira itu berkata, “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.” Imannya yang luar biasa ini memantik pujian kekaguman dari Tuhan Yesus kepadanya (ay. 10).

Firman Tuhan ini memberikan pelajaran kepada kita berkaitan dengan teladan sang perwira yang hambanya disembuhkan Tuhan Yesus. Kita belajar untuk menyadari siapa diri kita di hadapan Tuhan, mengenal dan meyakini kuasa Tuhan, untuk kemudian kita berani menyerahkan hidup kita kepada-Nya. Kita bersyukur jika kita tidak belajar hal ini dengan kekuatan kita sendiri, tetapi dengan pertolongan Tuhan melalui Roh Kudus-Nya. Roh Kudus akan menerangi hati kita untuk menolong kita menyadari siapa diri kita di hadapan Tuhan. Terang Roh Kudus itu juga akan menuntun kita untuk mengenal serta meyakini pribadi dan kuasa Tuhan – dan iman itu memantik keberanian kita untuk mencari, menghampiri, dan menaati-Nya.

STUDI PRIBADI: Sudahkah kita dengan tekun memohon agar Roh Kudus menuntun kita untuk semakin dalam mengenal Tuhan dan kuasa-Nya?

Berdoalah: Marilah kita berdoa agar kita semua diberikan keberanian untuk terus melangkah maju, khususnya dalam masa pandemi ini, dalam iman percaya yang benar kepada Tuhan Yesus Kristus. 

Sharing Is Caring :