Ibadah Yang Munafik

Bacaan hari ini: Amos 4 | Bacaan setahun: Mazmur 148-150, Amsal 1


“Sebab itu demikianlah akan Kulakukan kepadamu, hai Israel. — Oleh karena Aku akan melakukan yang demikian kepadamu, maka bersiaplah untuk bertemu dengan Allahmu, hai Israel!” (Amos 4:12)

 

Orang yang munafik seringkali juga disebut bermuka dua. Istilah ini dapat diberikan kepada mereka yang berpura-pura percaya atau setia kepada kepercayaan tertentu. Pada satu sisi, orang yang demikian tampak rajin beribadah, namun tidak dibarengi dengan hidup taat kepada perintah Tuhannya.

Perilaku ini terdapat dalam diri umat Israel pada masa nabi Amos. Satu sisi mereka beribadah kepada Allah, namun di sisi lain mereka juga melakukan hal yang jahat. Mereka rusak secara rohani dan berimbas kepada kerusakan moral dan politik. Perilaku ketidak-setiaan ini dimulai dari raja-raja mereka. Raja Yerobeam I memperkenalkan penyembahan lembu emas (1Raja 12:25-33), dilanjutkan dengan Ahab dan Izebel yang memperkenalkan penyembahan Baal kepada Israel. Israel menjadi bangsa yang rusak dan berdosa di hadapan Tuhan. Mereka menyatakan diri sebagai umat pilihan-Nya, namun hati mereka tidak setia kepada Tuhan. Mereka mengadakan perayaan yang meriah, namun perilaku mereka menghina kesucian Allah.

Allah menegur mereka dengan beragam peristiwa seperti kelaparan. Tujuannya adalah untuk menyadarkan tentang kelaparan sesungguhnya yang sedang mereka alami, namun mereka tidak peduli dengan hajaran Allah dan terus hidup menikmati dosa. Sekarang, melalui nabi Amos, Allah menegur keras bangsa Israel dan berkata “bersiaplah bertemu dengan Tuhanmu” (ayat 12).

Ibadah seharusnya menjadi respons terhadap Allah dan segala karya-Nya. Ibadah seharusnya dilakukan dengan penuh kesadaran bahwa Tuhan yang berinisiatif memanggil umat-Nya. Ibadah seharusnya dibarengi dengan hidup taat kepada perintah-Nya sehingga terjadi transformasi hidup. Ibadah yang tidak diikuti dengan ketaatan kepada perintah-Nya merupakan ibadah yang munafik dan bentuk tidak hormat kepada Allah.

STUDI PRIBADI : Mari kita renungkan, apakah ibadah yang saya lakukan sudah dibarengi dengan ketaatan kepada perintah-Nya?

Pokok Doa : Berdoalah agar jemaat memiliki kehidupan ibadah yang benar, bukan hanya sekadar melakukan ibadah di gereja tetapi juga taat dan setia kepada perintah-Nya dalam hidup sehari-hari.