Bacaan hari ini: Pengkhotbah 2, Bacaan setahun: Bilangan 17-18, Lukas 15
“…segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih payah, lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari.” (Pkh. 2:11)
Pengkhotbah 2
Hikmat dan kebodohan adalah hal yang sia-sia
Bilangan 17
Tongkat Harun berbunga
Bilangan 18
Kewajiban dan penghasilan imam dan orang Lewi
Lukas 15
Perumpamaan tentang domba yang hilang
Dalam pasal ini, Pengkhotbah mencoba membandingkan hikmat dan kebodohan. Hikmat dalam bagian ini disamakan dengan pengetahuan semata; bahkan ada penafsir berpendapat bahwa hikmat juga meliputi kemampuan/skill dalam mengatur. Pengkhotbah mencoba untuk meneliti (sesuai pengalaman) sendiri terkait dengan hikmat dan segala kemampuan yang dimiliki untuk mengatur kehidupan, mengusahakan yang baik dan segala yang terkait di dalamnya. Namun semua hal itu tetap menjadi sia-sia.
Demikian juga kebodohan, Pengkhotbah dalam usaha meneliti hal ini juga berpendapat sama, bahkan kebodohan lebih rendah dari hikmat. Kebodohan membuat orang tersandung karena berjalan dalam kegelapan. Baik orang bodoh maupun orang berhikmat akan mengalami nasib yang sama. Ada sedikit kesan, Pengkhotbah “menyesali” telah menjadi orang berhikmat (bdk. ay. 15b). Mengapa? Karena, baik orang berhikmat maupun orang bodoh akan mengalami nasib sama, yaitu mengalami kematian. Saat manusia mati, baik orang berhikmat maupun orang bodoh tidak ada lagi yang dapat dibanggakan. Inilah yang membawa perenungan Pengkhotbah bahwa “segala yang diupayakan di bawah matahari, termasuk orang yang berhikmat dan orang yang bodoh” – semuanya sia-sia.
Belajar dari perenungan ini, Pengkhotbah hanya ingin menegaskan bahwa orang berhikmat (yang memiliki pengetahuan) dan orang bodoh memiliki nasib yang sama. Segala hal yang diusahakan di bawah matahari akan diakhiri dengan kematian yang tidak memberikan nilai yang berarti. Beranjak dari pemahaman ini, Pengkhotbah ingin menyadarkan bahwa hanya siapa yang dikenan oleh Allah – itulah yang memberikan nilai bagi kehidupannya. Pengkhotbah 2:26 menuliskan: “Karena kepada orang yang dikenan-Nya Ia mengaruniakan hikmat, pengetahuan dan kesukaan, tetapi orang berdosa ditugaskan-Nya untuk menghimpun dan menimbun sesuatu yang kemudian harus diberikannya kepada orang yang dikenan Allah. Ini pun kesia-siaan dan usaha menjaring angin.”
STUDI PRIBADI:
(1) Apa perbedaan & persamaan antara orang bodoh & orang berhikmat? Tuliskan!
(2) Pelajaran rohani apa yang Anda dapatkan dalam bagian Firman Tuhan ini?
Pokok Doa: Berdoalah bagi setiap jemaat Tuhan agar dapat memaksimalkan potensi yang ada di dalam dirinya untuk bekerja dan melayani TUHAN, sehingga hidupnya berkenan di hadapan-Nya.