Haram Dan Tidak Haram

“Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, maka haruslah kamu menguduskan dirimu dan haruslah kamu kudus, sebab Aku ini kudus, dan janganlah kamu menajiskan dirimu dengan setiap binatang yang mengeriap dan merayap di atas bumi.” (Imamat 11:44)



Bacaan hari ini: Imamat 11 | Bacaan setahun: Imamat 11-12

Pembaca Imamat 11 ini mungkin dapat memunculkan pertanyaan-pertanyaan: apa maksud Tuhan memberikan hukum yang sangat rinci mengenai binatang yang boleh dimakan dan yang tidak boleh dimakan? Ada yang menafsir bahwa binatang itu haram dimakan karena tidak sehat bagi manusia, ada juga binatang yang digunakan bangsa kafir untuk persembahan kepada dewa. Namun pertanyaannya, mengapa di Perjanjian Baru tidak ada lagi pemisahan binatang haram dan tidak haram?

Tuhan Yesus sendiri berkata: apa yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang itulah yang menajiskannya (Mrk. 7:15). Saat Petrus mendapat penglihatan Tuhan tentang berbagai jenis binatang dan diminta untuk memakannya, Petrus menolaknya dengan alasan ia belum pernah makan binatang haram. Lalu Tuhan berkata: “Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram” (Kis. 10:15). Jadi, aturan mengenai binatang yang haram dan tidak haram ini bukanlah hukum moral yang mengikat kita sampai sekarang, namun merupakan hukum seremoni yang makna dan tujuannya sudah digenapi oleh Tuhan Yesus. Jika demikian apa pesan utama Imamat 11? Di ayat 44-45, Allah mengingatkan Israel untuk hidup kudus sebab Allah adalah kudus. Kudus berarti berbeda, dipisahkan dari kehidupan dunia yang berdosa. Allah telah membebaskan Israel dari perbudakan di Mesir dan mereka akan bertemu banyak bangsa kafir. Oleh sebab itu, Allah menegaskan agar mereka hidup kudus, berbeda dari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah yang makan segala jenis binatang. Inilah pesan utama yang terus relevan dengan kehidupan anak-anak Tuhan sepanjang masa.

Allah yang kudus juga telah membebaskan kita dari perbudakan dosa, dari kuasa Iblis. Kita telah disucikan oleh darah Yesus. Maka Allah juga menghendaki kita hidup kudus, berbeda dengan dunia. Mari kita komitmen taat melakukan firman Tuhan, berani “tampil beda” dengan dunia, menjauhi tempat, orang atau hal-hal yang dapat menggoda kita untuk berbuat dosa. Kadang bisa jatuh, namun jangan menyerah. Datang pada Tuhan, mohon pengampunan dan bangkit kembali berjuang dengan pertolongan Tuhan.

STUDI PRIBADI: Apa yang haram dan tidak haram bagi kehidupan kita saat ini?

Pokok Doa: Berdoa agar setiap anak Tuhan mau berkomitmen dan berjuang untuk hidup kudus di tengah-tengah dunia yang penuh dosa ini. 

Sharing Is Caring :