Hampa Tanpa Cinta Sang Mempelai

Bacaan hari ini: Kidung Agung 5:1-6:1 | Bacaan setahun: Ulangan 11-12, Yohanes 6

 ”Kucari dia, tetapi tak kutemui, kupanggil, tetapi tak disahutnya.” (Kidung Agung 5:6c)

 

Kitab Kidung Agung pada dasarnya menggambarkan hubungan cinta pernikahan manusia yang sangat ideal dalam konteks dunia berdosa. Karena sebagian penafsir setuju bahwa kitab Kidung Agung ini menggambarkan hubungan Kristus dengan jemaat-Nya yang adalah mempelai-Nya, maka kisah cinta ideal dalam kitab ini seharusnya menjadi pengingat, bahwa setiap kita adalah mempelai Kristus, dan harus memiliki cinta yang dalam kepada Kristus. Namun demikian, keberdosaan kita membuat kita lebih sering mengabaikan cinta Kristus. Hal ini tergambar dari mempelai wanita yang tertidur sehingga ia mengabaikan panggilan dan ketokan pintu mempelai pria. Karenanya, mempelai wanita memberi alasan, “Bajuku sudah kutanggalkan…, kakiku sudah kubasuh…” (ayat3). Hal ini menggambarkan keengganan mempelai wanita membukakan pintu. Namun ketika dia melihat sang mempelai laki-laki yang berusaha membuka pintu, berdebarlah hatinya dan dia tahu bahwa dia haruslah membukakan pintu. Tetapi mempelainya itu telah pergi, dan dengan penuh penyesalan dia mencari mempelai laki-laki.

Kisah pencarian ini berlanjut dengan sebuah keputus-asaan, yang digambarkan dengan penderitaan si mempelai wanita karena dipukul oleh para peronda kota. Hampa hatinya tanpa kehadiran sang mempelai laki- laki. Kalimat ini berarti, betapa menyedihkan nasib seseorang jika “Sang Mempelai” tidak ada di sisinya. Lalu ketika bertemu putri-putri Yerusalem, mempelai wanita mengungkapkan kekagumannya akan sang mempelai laki-laki. Jika ditafsirkan secara tipologi, maka pujian sang mempelai wanita seharusnya juga menjadi ungkapan kekaguman jemaat kepada Sang Mempelai Laki-laki, yakni Sang Empunya cinta sejati itu. Setiap kita, yang adalah mempelai Kristus, seharusnya menyadari bahwa hidup akan terasa hampa jika Kristus tidak hidup dalam hati kita, jika hati kita tidak dipenuhi kasih Kristus. Oleh karena itu, janganlah enggan, siap sedia dan bukakan pintu selagi Dia masih mengetok.

STUDI PRIBADI : 
(1) Hubungan seperti apa yang kita miliki dengan Kristus?
(2) Sudahkah kita menjadi mempelai yang selalu siap menyambut kedatangan-Nya ?

Pokok Doa : Berdoalah supaya setiap kita menjadi mempelai Kristus yang mencintai-Nya dengan sepenuh hati. Kita selalu siap menanti kedatangan-Nya, sehingga kesempatan itu tidak kita lewatkan.