Dua Macam Perhambaan

“Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk menaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran.” (6:16)



Bacaan hari ini: Roma 6:15-23 | Bacaan setahun: Roma 5-6

Banyak orang Kristen berpikir: apabila sudah diselamatkan oleh kasih karunia dan tidak lagi di bawah hukum Taurat, berarti boleh bertindak sesuka hati dan tidak perlu tunduk pada hukum Taurat. Fenomena ini juga kita jumpai dalam kehidupan jemaat di Roma, sehingga Paulus perlu menulis bagian ini. Paulus mengingatkan: apabila kita tidak menjadi hamba kebenaran, maka kita pasti hamba dosa, demikian sebaliknya. Ketika kita menyerahkan diri untuk melakukan dosa, maka kita adalah hamba dosa yang akan memimpin kita kepada kematian, namun ketika kita hidup dalam ketaatan kepada hukum Allah, maka kita adalah hamba kebenaran.

Syukur kepada Allah, jemaat di Roma sudah dimerdekakan dari dosa. Dulu mereka memang adalah hamba dosa sehingga mereka menyerahkan anggota-anggota tubuh mereka hidup dalam kecemaran dan kedurhakaan. Sekarang setelah menjadi hamba kebenaran, bukankah seharusnya mereka menyerahkan anggota-anggota tubuh mereka dalam kebenaran dan kekudusan? Masak mereka mau kembali diperbudak dosa? Bukankah mereka tahu betapa memalukan hidup mereka yang lalu yang ada di dalam dosa, yang membawa mereka pada kematian? Seharusnya mereka yang telah dimerdekakan, dijadikan hamba Allah, dikaruniakan Roh Kudus yang membawa mereka pada pengudusan dan hidup yang kekal.

Paulus mengingatkan bahwa upah dosa adalah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus. Mana yang akan mereka pilih, juga kita? Tidak ada jalan tengah. Tuhan berkata: “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon” (Mat.6:24). Kita tidak bisa menjadi hamba kebenaran tetapi tetap hidup di dalam dosa. Jadi, bila kita sudah dimerdekakan dari perbudakan dosa, janganlah menghambakan diri dalam dosa. Hiduplah sebagai hamba kebenaran dan serahkan anggota-anggota tubuh kita kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran (ay. 13).

STUDI PRIBADI: Bagaimana hidup seorang hamba kebenaran? Apa arti: telah dimerdeka- kan dari dosa? Mengapa hamba kebenaran tidak seharusnya hidup di bawah kuasa dosa?

Pokok Doa: Berdoalah agar jemaat menyadari kemerdekaan dari dosa yang telah Kristus berikan melalui pengorbanan-Nya dan menjalani hidup sebagai seorang hamba kebenaran dalam seluruh aspek hidupnya.

×

Matius 6 : 24

24 Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

×

Roma 6 : 13

13 Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.

×

Kisah Para Rasul 26 : 23

23 yaitu, bahwa Mesias harus menderita sengsara dan bahwa Ia adalah yang pertama yang akan bangkit dari antara orang mati, dan bahwa Ia akan memberitakan terang kepada bangsa ini dan kepada bangsa-bangsa lain."

Sharing Is Caring :