“Tetapi Akhis mempercayai Daud, sebab pikirnya: ‘Tentulah ia telah membuat diri dibenci di antara orang Israel, bangsanya; ia akan menjadi hambaku sampai selamanya.” (1 Samuel 27:12)
Pembahasan: 1 Samuel 27:1-12 | Ayat Bacaan: 1 Samuel 26-27
1 Samuel 26
Untuk kedua kalinya Daud membiarkan Saul hidup
1 Datanglah orang Zif kepada Saul di Gibea serta berkata: “Daud menyembunyikan diri di bukit Hakhila di padang belantara.”
2 Lalu berkemaslah Saul dan turun ke padang gurun Zif dengan tiga ribu orang yang terpilih dari orang Israel untuk mencari Daud di padang gurun Zif.
3 Berkemahlah Saul di bukit Hakhila yang di tepi jalan di padang belantara, sedang Daud tinggal di padang gurun. Ketika diketahui Daud, bahwa Saul datang mengikuti dia ke padang gurun,
4 disuruhnyalah pengintai-pengintai, maka diketahuinyalah, bahwa Saul benar-benar datang.
5 Berkemaslah Daud, lalu sampai ke tempat Saul berkemah. Waktu Daud melihat tempat Saul berbaring dengan Abner bin Ner, panglima tentaranya, –Saul berbaring di tengah-tengah perkemahan, sedang rakyat berkemah sekelilingnya–
6 berbicaralah Daud kepada Ahimelekh, orang Het itu, dan kepada Abisai, anak Zeruya, saudara Yoab, katanya: “Siapa turun bersama-sama dengan aku kepada Saul ke tempat perkemahan itu?” Jawab Abisai: “Aku turun bersama-sama dengan engkau.”
7 Datanglah Daud dengan Abisai kepada rakyat itu pada waktu malam, dan tampaklah di sana Saul berbaring tidur di tengah-tengah perkemahan, dengan tombaknya terpancung di tanah pada sebelah kepalanya, sedang Abner dan rakyat itu berbaring sekelilingnya.
8 Lalu berkatalah Abisai kepada Daud: “Pada hari ini Allah telah menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, oleh sebab itu izinkanlah kiranya aku menancapkan dia ke tanah dengan tombak ini, dengan satu tikaman saja, tidak usah dia kutancapkan dua kali.”
9 Tetapi kata Daud kepada Abisai: “Jangan musnahkan dia, sebab siapakah yang dapat menjamah orang yang diurapi TUHAN, dan bebas dari hukuman?”
10 Lagi kata Daud: “Demi TUHAN yang hidup, niscaya TUHAN akan membunuh dia: entah karena sampai ajalnya dan ia mati, entah karena ia pergi berperang dan hilang lenyap di sana.
11 Kiranya TUHAN menjauhkan dari padaku untuk menjamah orang yang diurapi TUHAN. Ambillah sekarang tombak yang ada di sebelah kepalanya dan kendi itu, dan marilah kita pergi.”
12 Kemudian Daud mengambil tombak dan kendi itu dari sebelah kepala Saul, lalu mereka pergi. Tidak ada yang melihatnya, tidak ada yang mengetahuinya, tidak ada yang terbangun, sebab sekaliannya tidur, karena TUHAN membuat mereka tidur nyenyak.
13 Setelah Daud sampai ke seberang, berdirilah ia jauh-jauh di puncak gunung, sehingga ada jarak yang besar antara mereka.
14 Dan berserulah Daud kepada tentara itu dan kepada Abner bin Ner, katanya: “Tidakkah engkau menjawab, Abner?” Maka jawab Abner, katanya: “Siapakah engkau ini yang berseru-seru kepada raja?”
15 Kemudian berkatalah Daud kepada Abner: “Apakah engkau ini bukan laki-laki? Siapakah yang seperti engkau di antara orang Israel? Mengapa engkau tidak mengawal tuanmu raja? Sebab ada seorang dari rakyat yang datang untuk memusnahkan raja, tuanmu itu.
16 Tidak baik hal yang kauperbuat itu. Demi TUHAN yang hidup, kamu ini harus mati, karena kamu tidak mengawal tuanmu, orang yang diurapi TUHAN itu. Sekarang, lihatlah, di mana tombak raja dan kendi yang ada di sebelah kepalanya?”
17 Saul mengenal suara Daud, lalu ia berkata: “Suaramukah itu, anakku Daud?” Jawab Daud: “Suaraku, tuanku raja.”
18 Lalu berkatalah ia: “Mengapa pula tuanku mengejar hambanya ini? Apa yang telah kuperbuat? Apakah kejahatan yang melekat pada tanganku?
19 Oleh sebab itu, kiranya tuanku raja mendengarkan perkataan hambanya ini. Jika TUHAN yang membujuk engkau melawan aku, maka biarlah Ia mencium bau korban persembahan; tetapi jika itu anak-anak manusia, terkutuklah mereka di hadapan TUHAN, karena mereka sekarang mengusir aku, sehingga aku tidak mendapat bagian dari pada milik TUHAN, dengan berkata: Pergilah, beribadahlah kepada allah lain.
20 Sebab itu, janganlah kiranya darahku tertumpah ke tanah, jauh dari hadapan TUHAN. Sebab raja Israel keluar untuk mencabut nyawaku, seperti orang memburu seekor ayam hutan di gunung-gunung.”
21 Lalu berkatalah Saul: “Aku telah berbuat dosa, pulanglah, anakku Daud, sebab aku tidak akan berbuat jahat lagi kepadamu, karena nyawaku pada hari ini berharga di matamu. Sesungguhnya, perbuatanku itu bodoh dan aku sesat sama sekali.”
22 Tetapi Daud menjawab: “Inilah tombak itu, ya tuanku raja! Baiklah salah seorang dari orang-orangmu menyeberang untuk mengambilnya.
23 TUHAN akan membalas kebenaran dan kesetiaan setiap orang, sebab TUHAN menyerahkan engkau pada hari ini ke dalam tanganku, tetapi aku tidak mau menjamah orang yang diurapi TUHAN.
24 Dan sesungguhnya, seperti nyawamu pada hari ini berharga di mataku, demikianlah hendaknya nyawaku berharga di mata TUHAN, dan hendaknya Ia melepaskan aku dari segala kesusahan.”
25 Lalu berkatalah Saul kepada Daud: “Diberkatilah kiranya engkau, anakku Daud. Apa juapun yang kauperbuat, pastilah engkau sanggup melakukannya.” Lalu pergilah Daud meneruskan perjalanannya dan pulanglah Saul ke tempatnya.
1 Samuel 27:1-12
Daud di antara orang Filistin
1 Tetapi Daud berpikir dalam hatinya: “Bagaimanapun juga pada suatu hari aku akan binasa oleh tangan Saul. Jadi tidak ada yang lebih baik bagiku selain meluputkan diri dengan segera ke negeri orang Filistin; maka tidak ada harapan bagi Saul untuk mencari aku lagi di seluruh daerah Israel dan aku akan terluput dari tangannya.”
2 Bersiaplah Daud, lalu berjalan ke sana, ia dan keenam ratus orang yang bersama-sama dengan dia itu, kepada Akhis bin Maokh, raja kota Gat.
3 Daud dan semua orangnya menetap pada Akhis di Gat, masing-masing dengan rumah tangganya; Daud dengan kedua orang isterinya, yakni Ahinoam, perempuan Yizreel, dan Abigail, bekas isteri Nabal, perempuan Karmel.
4 Setelah diberitahukan kepada Saul, bahwa Daud telah melarikan diri ke Gat, ia tidak lagi mencarinya.
5 Berkatalah Daud kepada Akhis: “Jika kiranya aku mendapat belas kasihanmu, biarlah diberikan kepadaku tempat di salah satu kota di tanah datar, supaya aku tinggal di sana. Mengapa hambamu ini tinggal padamu di kota kerajaan ini?”
6 Maka pada hari itu Akhis memberikan Ziklag kepadanya; itulah sebabnya Ziklag menjadi kepunyaan raja-raja Yehuda sampai sekarang.
7 Dan lamanya Daud tinggal di daerah orang Filistin adalah satu tahun empat bulan.
8 Maka Daud dan orang-orangnya bergerak maju dan menyerbu orang Gesur, orang Girzi dan orang Amalek; sebab orang-orang inilah penduduk negeri itu yang membentang dari Telam ke arah Syur sampai tanah Mesir.
9 Apabila Daud memusnahkan negeri itu, seorangpun tidak dibiarkannya hidup, baik laki-laki maupun perempuan; ia merampas kambing domba, lembu, keledai, unta dan pakaian, kemudian pulanglah ia dan kembali kepada Akhis.
10 Jika Akhis bertanya: “Di mana kamu menyerbu pada hari ini?” maka jawab Daud: “Di Tanah Negeb Yehuda,” atau: “Di Tanah Negeb orang Yerahmeel,” atau: “Di Tanah Negeb orang Keni.”
11 Daud tidak membiarkan hidup seorangpun, baik laki-laki maupun perempuan, untuk dibawa ke Gat, sebab pikirnya: “Jangan-jangan mereka mengabarkan tentang kami, dengan berkata: Beginilah dilakukan Daud.” Itulah kebiasaannya, selama ia tinggal di daerah orang Filistin.
12 Tetapi Akhis mempercayai Daud, sebab pikirnya: “Tentulah ia telah membuat diri dibenci di antara orang Israel, bangsanya; ia akan menjadi hambaku sampai selamanya.”

Pernahkah Anda merasa terhimpit di antara dua pilihan yang sama- sama sulit? Di satu sisi ada bahaya yang terus mengintai, di sisi lain ada jalan keluar yang mengharuskan Anda berkompromi dengan nilai-nilai yang selama ini Anda pegang teguh. Inilah dilema yang dihadapi Daud dalam 1 Samuel 27, ketika ia memilih untuk melarikan diri ke tanah Filistin—musuh bebuyutan Israel—demi menghindari kejaran raja Saul. Keputusan yang tampak praktis ini telah membawanya ke dalam labirin kepalsuan: berpura-pura loyal pada Raja Akhis sambil diam-diam melawan musuh-musuh Israel.
Dalam 1 Samuel 27, kita menemukan Daud yang sudah berada pada titik terendah kepercayaannya. Ia berkata, “Suatu kali aku akan mati oleh tangan Saul” (ayat 1). Perkataan ini mencerminkan keputusasaan yang mendalam. Berbeda dengan masa-masa sebelumnya di mana Daud selalu mencari pimpinan Tuhan, kali ini ia mengambil keputusan berdasarkan ketakutannya sendiri dengan melarikan diri ke tanah Filistin, musuh bangsa Israel. Menariknya, bahkan dalam keputusan Daud yang dilandasi ketakutan ini, kita melihat Tuhan tetap bekerja dalam hidupnya. Tuhan menggunakan periode ini untuk memberikan Daud istirahat dari pengejaran Saul dan mempersiapkannya menjadi raja.
Dalam kehidupan kita di zaman serba cepat ini, kita sering merasa terdesak untuk segera keluar dari situasi sulit. Ketidaksabaran ini sering menggoda kita untuk mengambil “jalan Filistin” — solusi yang tampak menjanjikan keamanan cepat, tapi penuh kompromi. Akhirnya, kita jatuh dalam dosa dan memilih pilihan yang salah. Bagian firman Tuhan ini bukan ingin supaya kita semakin mengandalkan diri, tetapi mensyukuri anugerah Allah yang tidak pernah meninggalkan kita. Dalam keputusan-keputusan yang tidak ideal sekalipun, Allah tetap menyertai kita bahkan memakai momen-momen tersebut untuk membentuk kepribadian kita. Bagaimana sikap kita? Apa kita akan terus menyia-nyiakan atau meragukan anugerah pemeliharaan Allah yang begitu besar dalam kehidupan kita?
STUDI PRIBADI: Mengapa Daud perlu memusnahkan semua bangsa yang diserangnya ketika masih tinggal bersama dengan Akhis?
Pokok Doa: Berdoalah agar Roh Kudus menolong kita untuk memiliki hati yang terus mengingat dan menghargai setiap karya Kristus dalam kehidupan kita.
1 Samuel 27:1-12
Daud di antara orang Filistin
1 Tetapi Daud berpikir dalam hatinya: "Bagaimanapun juga pada suatu hari aku akan binasa oleh tangan Saul. Jadi tidak ada yang lebih baik bagiku selain meluputkan diri dengan segera ke negeri orang Filistin; maka tidak ada harapan bagi Saul untuk mencari aku lagi di seluruh daerah Israel dan aku akan terluput dari tangannya."
2 Bersiaplah Daud, lalu berjalan ke sana, ia dan keenam ratus orang yang bersama-sama dengan dia itu, kepada Akhis bin Maokh, raja kota Gat.
3 Daud dan semua orangnya menetap pada Akhis di Gat, masing-masing dengan rumah tangganya; Daud dengan kedua orang isterinya, yakni Ahinoam, perempuan Yizreel, dan Abigail, bekas isteri Nabal, perempuan Karmel.
4 Setelah diberitahukan kepada Saul, bahwa Daud telah melarikan diri ke Gat, ia tidak lagi mencarinya.
5 Berkatalah Daud kepada Akhis: "Jika kiranya aku mendapat belas kasihanmu, biarlah diberikan kepadaku tempat di salah satu kota di tanah datar, supaya aku tinggal di sana. Mengapa hambamu ini tinggal padamu di kota kerajaan ini?"
6 Maka pada hari itu Akhis memberikan Ziklag kepadanya; itulah sebabnya Ziklag menjadi kepunyaan raja-raja Yehuda sampai sekarang.
7 Dan lamanya Daud tinggal di daerah orang Filistin adalah satu tahun empat bulan.
8 Maka Daud dan orang-orangnya bergerak maju dan menyerbu orang Gesur, orang Girzi dan orang Amalek; sebab orang-orang inilah penduduk negeri itu yang membentang dari Telam ke arah Syur sampai tanah Mesir.
9 Apabila Daud memusnahkan negeri itu, seorangpun tidak dibiarkannya hidup, baik laki-laki maupun perempuan; ia merampas kambing domba, lembu, keledai, unta dan pakaian, kemudian pulanglah ia dan kembali kepada Akhis.
10 Jika Akhis bertanya: "Di mana kamu menyerbu pada hari ini?" maka jawab Daud: "Di Tanah Negeb Yehuda," atau: "Di Tanah Negeb orang Yerahmeel," atau: "Di Tanah Negeb orang Keni."
11 Daud tidak membiarkan hidup seorangpun, baik laki-laki maupun perempuan, untuk dibawa ke Gat, sebab pikirnya: "Jangan-jangan mereka mengabarkan tentang kami, dengan berkata: Beginilah dilakukan Daud." Itulah kebiasaannya, selama ia tinggal di daerah orang Filistin.
12 Tetapi Akhis mempercayai Daud, sebab pikirnya: "Tentulah ia telah membuat diri dibenci di antara orang Israel, bangsanya; ia akan menjadi hambaku sampai selamanya."
1 Samuel 17:1
1 Tetapi Daud berpikir dalam hatinya: "Bagaimanapun juga pada suatu hari aku akan binasa oleh tangan Saul. Jadi tidak ada yang lebih baik bagiku selain meluputkan diri dengan segera ke negeri orang Filistin; maka tidak ada harapan bagi Saul untuk mencari aku lagi di seluruh daerah Israel dan aku akan terluput dari tangannya."
1 Samuel 18:4
4 Yonatan menanggalkan jubah yang dipakainya, dan memberikannya kepada Daud, juga baju perangnya, sampai pedangnya, panahnya dan ikat pinggangnya.
1 Samuel 18:17
17 Berkatalah Saul kepada Daud: "Ini dia anakku perempuan yang tertua, Merab; dia akan kuberikan kepadamu menjadi isterimu, hanya jadilah bagiku seorang yang gagah perkasa dan lakukanlah perang TUHAN." Sebab pikir Saul: "Janganlah tanganku memukul dia, tetapi biarlah ia dipukul oleh tangan orang Filistin."
1 Samuel 11:11
11 Keesokan harinya Saul membagi rakyat itu menjadi tiga pasukan. Mereka itu masuk ke tengah-tengah perkemahan musuh pada waktu kawal pagi dan memukul kalah orang-orang Amon sebelum hari panas; dan terserak-seraklah orang-orang yang lolos itu, sehingga di antara mereka tidak ada tinggal dua orang bersama-sama.
1 Samuel 10:27
27 Tetapi orang-orang dursila berkata: "Masakan orang ini dapat menyelamatkan kita!" Mereka menghina dia dan tidak membawa persembahan kepadanya. Tetapi ia pura-pura tuli.
1 Samuel 11:6
6 Ketika Saul mendengar kabar itu, maka berkuasalah Roh Allah atas dia, dan menyala-nyalalah amarahnya dengan sangat.
Kisah Para Rasul 1:8
8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Keluaran 31:1-5
1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
2 "Lihat, telah Kutunjuk Bezaleel bin Uri bin Hur, dari suku Yehuda,
3 dan telah Kupenuhi dia dengan Roh Allah, dengan keahlian dan pengertian dan pengetahuan, dalam segala macam pekerjaan,
4 untuk membuat berbagai rancangan supaya dikerjakan dari emas, perak dan tembaga;
5 untuk mengasah batu permata supaya ditatah; untuk mengukir kayu dan untuk bekerja dalam segala macam pekerjaan.
Matius 6 : 33
33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Yohanes 10 : 10b
10b Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.