Bertobat Dan Menerima Berkat ?

“Itulah sebabnya engkau dikelilingi perangkap, dan dikejutkan oleh kedahsyatan dengan tiba-tiba. Terangmu menjadi gelap, sehingga engkau tidak dapat melihat dan banjir meliputi engkau.” (Ayub 22:10-11)



Bacaan hari ini: Ayub 22:1-30 | Bacaan tahunan: Ayub 22

Elifas adalah sahabat Ayub yang sangat mengerti konsep tentang keadilan Tuhan, sehingga perkataannya sangat rohani dan tampak masuk akal. Sayang sekali, Elifas menggunakan pemahaman teologianya untuk menuduh dan menghukum Ayub.

Seperti halnya Zofar, Elifas juga menempatkan Ayub sebagai orang berdosa yang sedang dihukum oleh Allah. Namun lebih jauh lagi, Elifas bahkan mengatakan bahwa Ayub telah melakukan kejahatan besar secara terus-menerus. Ia menuduhkan hal-hal keji yang sebenarnya tidak pernah dilakukan Ayub, seperti sewenang-wenang menerima gadai, merampasi orang melarat, tidak memperhatikan mereka yang haus dan lapar, bahkan menekan para janda dan yatim piatu. Apakah Ayub memang melakukan semua kejahatan itu?

Pada pembukaan kitab Ayub, kita tahu bahwa Ayub yang berasal dari tanah Us, adalah seorang yang saleh dan jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan (Ayub 1:1). Allah sendiri memuji Ayub sebagai orang yang tiada duanya di bumi, yang demikian saleh dan jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan (Ayub 1:8). Tentunya apa yang dikatakan sahabat-sahabat Ayub, termasuk Elifas, tidaklah tepat. Mereka sepertinya sedang menghibur dan membahas tentang kebenaran Tuhan, agar penderitaan Ayub menemukan jalan keluarnya. Namun yang mereka katakan justru menyakiti dan menjatuhkan Ayub.

Beberapa pelajaran bisa kita dapat dari renungan ini. Pertama, tujuan kita belajar dan memahami firman Tuhan bukanlah untuk menyerang dan menjatuhkan orang lain, apalagi kepada saudara seiman yang sedang kesusahan. Jangan mengatasnamakan Tuhan dan memakai firman Tuhan untuk menghakimi dan membuat orang lain merasa bersalah. Hal kedua yang bisa kita pelajari adalah dari sikap Ayub. Walaupun ia sedang terpuruk dan kepadanya dituduhkan bermacam-macam dosa dan kesalahan, Ayub tetap tenang, tidak mudah putus asa, berpikir jernih, berani berdialog, dan tetap konsisten dengan iman dan keyakinannya.

STUDI PRIBADI: Mengapa Ayub tetap konsisten dengan imannya dan tidak mudah putus asa walaupun dalam penderitaan?

Pokok Doa: Berdoalah bagi orang yang kita kenal, yang sedang mengalami kesulitan agar Tuhan menguatkannya sehingga dia tidak menjadi putus asa dan menjauh dari Tuhan. 

Sharing Is Caring :