“Lalu berkatalah Musa kepada Hobab anak Rehuel orang Midian, mertua Musa: Kami berangkat ke tempat yang dimaksud TUHAN ketika Ia berfirman: Aku akan memberikannya kepadamu… sebab TUHAN telah menjanjikan yang baik tentang Israel.” (Ul. 10:29)
Bacaan hari ini: Bilangan 10:11-36 | Bacaan setahun: Bilangan 10-11
Bilangan 10 : 11-36
Berangkat dari gunung Sinai
11 Pada tahun yang kedua, pada bulan yang kedua, pada tanggal dua puluh bulan itu, naiklah awan itu dari atas Kemah Suci, tempat hukum Allah.
12 Lalu berangkatlah orang Israel dari padang gurun Sinai menurut aturan keberangkatan mereka, kemudian diamlah awan itu di padang gurun Paran.
13 Itulah pertama kali mereka berangkat menurut titah TUHAN dengan perantaraan Musa.
14 Terdahulu berangkatlah laskar yang di bawah panji-panji bani Yehuda menurut pasukan mereka; yang mengepalai laskar itu ialah Nahason bin Aminadab;
15 yang mengepalai laskar suku bani Isakhar ialah Netaneel bin Zuar;
16 yang mengepalai laskar suku bani Zebulon ialah Eliab bin Helon.
17 Sesudah itu Kemah Suci dibongkar, dan berangkatlah bani Gerson dan bani Merari yang mengangkat Kemah Suci itu.
18 Kemudian berangkatlah laskar yang di bawah panji-panji Ruben menurut pasukan mereka; yang mengepalai laskar itu ialah Elizur bin Syedeur;
19 yang mengepalai laskar suku bani Simeon ialah Selumiel bin Zurisyadai;
20 yang mengepalai laskar suku bani Gad ialah Elyasaf bin Rehuel.
21 Sesudah itu berangkatlah orang Kehat, yang mengangkat barang-barang tempat kudus; Kemah Suci sudah dipasang sebelum mereka datang.
22 Kemudian berangkatlah laskar yang di bawah panji-panji bani Efraim menurut pasukan mereka;
23 yang mengepalai laskar itu ialah Elisama bin Amihud; yang mengepalai laskar suku bani Manasye ialah Gamaliel bin Pedazur;
24 yang mengepalai laskar suku bani Benyamin ialah Abidan bin Gideoni.
25 Sebagai barisan penutup semua laskar itu berangkatlah laskar yang di bawah panji-panji bani Dan menurut pasukan mereka; yang mengepalai laskar itu ialah Ahiezer bin Amisyadai;
26 yang mengepalai laskar suku bani Asyer ialah Pagiel bin Okhran;
27 yang mengepalai laskar suku bani Naftali ialah Ahira bin Enan.
28 Itulah aturan keberangkatan orang Israel menurut pasukan mereka, ketika mereka berangkat.
29 Lalu berkatalah Musa kepada Hobab anak Rehuel orang Midian, mertua Musa: “Kami berangkat ke tempat yang dimaksud TUHAN ketika Ia berfirman: Aku akan memberikannya kepadamu. Sebab itu ikutlah bersama-sama dengan kami, maka kami akan berbuat baik kepadamu, sebab TUHAN telah menjanjikan yang baik tentang Israel.”
30 Tetapi jawabnya kepada Musa: “Aku tidak ikut, melainkan aku hendak pergi ke negeriku dan kepada sanak saudaraku.”
31 Kata Musa: “Janganlah kiranya tinggalkan kami, sebab engkaulah yang tahu, bagaimana kami berkemah di padang gurun, maka engkau dapat menjadi penunjuk jalan bagi kami.
32 Jika engkau ikut bersama-sama dengan kami, maka kebaikan yang akan dilakukan TUHAN kepada kami akan kami lakukan juga kepadamu.”
33 Lalu berangkatlah mereka dari gunung TUHAN dan berjalan tiga hari perjalanan jauhnya, sedang tabut perjanjian TUHAN berangkat di depan mereka dan berjalan tiga hari perjalanan jauhnya untuk mencari tempat perhentian bagi mereka.
34 Dan awan TUHAN ada di atas mereka pada siang hari, apabila mereka berangkat dari tempat perkemahan.
35 Apabila tabut itu berangkat, berkatalah Musa: “Bangkitlah, TUHAN, supaya musuh-Mu berserak dan orang-orang yang membenci Engkau melarikan diri dari hadapan-Mu.”
36 Dan apabila tabut itu berhenti, berkatalah ia: “Kembalilah, TUHAN, kepada umat Israel yang beribu-ribu laksa ini.”
Bilangan 10
Semboyan nafiri
1 TUHAN berfirman kepada Musa:
2 “Buatlah dua nafiri dari perak. Dari perak tempaan harus kaubuat itu, supaya dipergunakan untuk memanggil umat Israel dan untuk menyuruh laskar-laskarnya berangkat.
3 Apabila kedua nafiri itu ditiup, segenap umat itu harus berkumpul kepadamu di depan pintu Kemah Pertemuan.
4 Jikalau hanya satu saja ditiup, maka para pemimpin, para kepala pasukan Israel harus berkumpul kepadamu.
5 Apabila kamu meniup tanda semboyan, maka haruslah berangkat laskar-laskar yang berkemah di sebelah timur;
6 apabila kamu meniup tanda semboyan kedua kalinya, maka haruslah berangkat laskar-laskar yang berkemah di sebelah selatan. Jadi tanda semboyan harus ditiup untuk menyuruh mereka berangkat;
7 tetapi untuk menyuruh jemaah itu berkumpul kamu harus meniup saja tanpa memberi tanda semboyan.
8 Nafiri-nafiri itu harus ditiup oleh anak-anak imam Harun; itulah yang harus menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun.
9 Dan apabila kamu maju berperang di negerimu melawan musuh yang menyesakkan kamu, kamu harus memberi tanda semboyan dengan nafiri, supaya kamu diingat di hadapan TUHAN, Allahmu, dan diselamatkan dari pada musuhmu.
10 Juga pada hari-hari kamu bersukaria, pada perayaan-perayaanmu dan pada bulan-bulan barumu haruslah kamu meniup nafiri itu pada waktu mempersembahkan korban-korban bakaranmu dan korban-korban keselamatanmu; maksudnya supaya kamu diingat di hadapan Allahmu; Akulah TUHAN, Allahmu.”
Berangkat dari gunung Sinai
11 Pada tahun yang kedua, pada bulan yang kedua, pada tanggal dua puluh bulan itu, naiklah awan itu dari atas Kemah Suci, tempat hukum Allah.
12 Lalu berangkatlah orang Israel dari padang gurun Sinai menurut aturan keberangkatan mereka, kemudian diamlah awan itu di padang gurun Paran.
13 Itulah pertama kali mereka berangkat menurut titah TUHAN dengan perantaraan Musa.
14 Terdahulu berangkatlah laskar yang di bawah panji-panji bani Yehuda menurut pasukan mereka; yang mengepalai laskar itu ialah Nahason bin Aminadab;
15 yang mengepalai laskar suku bani Isakhar ialah Netaneel bin Zuar;
16 yang mengepalai laskar suku bani Zebulon ialah Eliab bin Helon.
17 Sesudah itu Kemah Suci dibongkar, dan berangkatlah bani Gerson dan bani Merari yang mengangkat Kemah Suci itu.
18 Kemudian berangkatlah laskar yang di bawah panji-panji Ruben menurut pasukan mereka; yang mengepalai laskar itu ialah Elizur bin Syedeur;
19 yang mengepalai laskar suku bani Simeon ialah Selumiel bin Zurisyadai;
20 yang mengepalai laskar suku bani Gad ialah Elyasaf bin Rehuel.
21 Sesudah itu berangkatlah orang Kehat, yang mengangkat barang-barang tempat kudus; Kemah Suci sudah dipasang sebelum mereka datang.
22 Kemudian berangkatlah laskar yang di bawah panji-panji bani Efraim menurut pasukan mereka;
23 yang mengepalai laskar itu ialah Elisama bin Amihud; yang mengepalai laskar suku bani Manasye ialah Gamaliel bin Pedazur;
24 yang mengepalai laskar suku bani Benyamin ialah Abidan bin Gideoni.
25 Sebagai barisan penutup semua laskar itu berangkatlah laskar yang di bawah panji-panji bani Dan menurut pasukan mereka; yang mengepalai laskar itu ialah Ahiezer bin Amisyadai;
26 yang mengepalai laskar suku bani Asyer ialah Pagiel bin Okhran;
27 yang mengepalai laskar suku bani Naftali ialah Ahira bin Enan.
28 Itulah aturan keberangkatan orang Israel menurut pasukan mereka, ketika mereka berangkat.
29 Lalu berkatalah Musa kepada Hobab anak Rehuel orang Midian, mertua Musa: “Kami berangkat ke tempat yang dimaksud TUHAN ketika Ia berfirman: Aku akan memberikannya kepadamu. Sebab itu ikutlah bersama-sama dengan kami, maka kami akan berbuat baik kepadamu, sebab TUHAN telah menjanjikan yang baik tentang Israel.”
30 Tetapi jawabnya kepada Musa: “Aku tidak ikut, melainkan aku hendak pergi ke negeriku dan kepada sanak saudaraku.”
31 Kata Musa: “Janganlah kiranya tinggalkan kami, sebab engkaulah yang tahu, bagaimana kami berkemah di padang gurun, maka engkau dapat menjadi penunjuk jalan bagi kami.
32 Jika engkau ikut bersama-sama dengan kami, maka kebaikan yang akan dilakukan TUHAN kepada kami akan kami lakukan juga kepadamu.”
33 Lalu berangkatlah mereka dari gunung TUHAN dan berjalan tiga hari perjalanan jauhnya, sedang tabut perjanjian TUHAN berangkat di depan mereka dan berjalan tiga hari perjalanan jauhnya untuk mencari tempat perhentian bagi mereka.
34 Dan awan TUHAN ada di atas mereka pada siang hari, apabila mereka berangkat dari tempat perkemahan.
35 Apabila tabut itu berangkat, berkatalah Musa: “Bangkitlah, TUHAN, supaya musuh-Mu berserak dan orang-orang yang membenci Engkau melarikan diri dari hadapan-Mu.”
36 Dan apabila tabut itu berhenti, berkatalah ia: “Kembalilah, TUHAN, kepada umat Israel yang beribu-ribu laksa ini.”
Bilangan 11
Api TUHAN
1 Pada suatu kali bangsa itu bersungut-sungut di hadapan TUHAN tentang nasib buruk mereka, dan ketika TUHAN mendengarnya bangkitlah murka-Nya, kemudian menyalalah api TUHAN di antara mereka dan merajalela di tepi tempat perkemahan.
2 Lalu berteriaklah bangsa itu kepada Musa, dan Musa berdoa kepada TUHAN; maka padamlah api itu.
3 Sebab itu orang menamai tempat itu Tabera, karena telah menyala api TUHAN di antara mereka.
TUHAN berjanji memberi daging
4 Orang-orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus; dan orang Israelpun menangislah pula serta berkata: “Siapakah yang akan memberi kita makan daging?
5 Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih.
6 Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apapun, kecuali manna ini saja yang kita lihat.”
7 Adapun manna itu seperti ketumbar dan kelihatannya seperti damar bedolah.
8 Bangsa itu berlari kian ke mari untuk memungutnya, lalu menggilingnya dengan batu kilangan atau menumbuknya dalam lumpang. Mereka memasaknya dalam periuk dan membuatnya menjadi roti bundar; rasanya seperti rasa panganan yang digoreng.
9 Dan apabila embun turun di tempat perkemahan pada waktu malam, maka turunlah juga manna di situ.
10 Ketika Musa mendengar bangsa itu, yaitu orang-orang dari setiap kaum, menangis di depan pintu kemahnya, bangkitlah murka TUHAN dengan sangat, dan hal itu dipandang jahat oleh Musa.
11 Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN: “Mengapa Kauperlakukan hamba-Mu ini dengan buruk dan mengapa aku tidak mendapat kasih karunia di mata-Mu, sehingga Engkau membebankan kepadaku tanggung jawab atas seluruh bangsa ini?
12 Akukah yang mengandung seluruh bangsa ini atau akukah yang melahirkannya, sehingga Engkau berkata kepadaku: Pangkulah dia seperti pak pengasuh memangku anak yang menyusu, berjalan ke tanah yang Kaujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyangnya?
13 Dari manakah aku mengambil daging untuk diberikan kepada seluruh bangsa ini? Sebab mereka menangis kepadaku dengan berkata: Berilah kami daging untuk dimakan.
14 Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini, sebab terlalu berat bagiku.
15 Jika Engkau berlaku demikian kepadaku, sebaiknya Engkau membunuh aku saja, jika aku mendapat kasih karunia di mata-Mu, supaya aku tidak harus melihat celakaku.”
16 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Kumpulkanlah di hadapan-Ku dari antara para tua-tua Israel tujuh puluh orang, yang kauketahui menjadi tua-tua bangsa dan pengatur pasukannya, kemudian bawalah mereka ke Kemah Pertemuan, supaya mereka berdiri di sana bersama-sama dengan engkau.
17 Maka Aku akan turun dan berbicara dengan engkau di sana, lalu sebagian dari Roh yang hinggap padamu itu akan Kuambil dan Kutaruh atas mereka, maka mereka bersama-sama dengan engkau akan memikul tanggung jawab atas bangsa itu, jadi tidak usah lagi engkau seorang diri memikulnya.
18 Tetapi kepada bangsa itu haruslah kaukatakan: Kuduskanlah dirimu untuk besok, maka kamu akan makan daging; sebab kamu telah menangis di hadapan TUHAN dengan berkata: Siapakah yang akan memberi kami makan daging? Begitu baik keadaan kita di Mesir, bukan? –TUHAN akan memberi kamu daging untuk dimakan.
19 Bukan hanya satu hari kamu akan memakannya, bukan dua hari, bukan lima hari, bukan sepuluh hari, bukan dua puluh hari,
20 tetapi genap sebulan lamanya, sampai keluar dari dalam hidungmu dan sampai kamu muak–karena kamu telah menolak TUHAN yang ada di tengah-tengah kamu dan menangis di hadapan-Nya dengan berkata: Untuk apakah kita keluar dari Mesir?”
21 Tetapi kata Musa: “Bangsa yang ada bersama aku ini berjumlah enam ratus ribu orang berjalan kaki, namun Engkau berfirman: Daging akan Kuberikan kepada mereka, dan genap sebulan lamanya mereka akan memakannya!
22 Dapatkah sekian banyak kambing domba dan lembu sapi disembelih bagi mereka, sehingga mereka mendapat cukup? Atau dapatkah ditangkap segala ikan di laut bagi mereka, sehingga mereka mendapat cukup?”
23 Tetapi TUHAN menjawab Musa: “Masakan kuasa TUHAN akan kurang untuk melakukan itu? Sekarang engkau akan melihat apakah firman-Ku terjadi kepadamu atau tidak!”
Ketujuh puluh orang tua-tua
24 Setelah Musa datang ke luar, disampaikannya firman TUHAN itu kepada bangsa itu. Ia mengumpulkan tujuh puluh orang dari para tua-tua bangsa itu dan menyuruh mereka berdiri di sekeliling kemah.
25 Lalu turunlah TUHAN dalam awan dan berbicara kepada Musa, kemudian diambil-Nya sebagian dari Roh yang hinggap padanya, dan ditaruh-Nya atas ketujuh puluh tua-tua itu; ketika Roh itu hinggap pada mereka, kepenuhanlah mereka seperti nabi, tetapi sesudah itu tidak lagi.
26 Masih ada dua orang tinggal di tempat perkemahan; yang seorang bernama Eldad, yang lain bernama Medad. Ketika Roh itu hinggap pada mereka–mereka itu termasuk orang-orang yang dicatat, tetapi tidak turut pergi ke kemah–maka kepenuhanlah mereka seperti nabi di tempat perkemahan.
27 Lalu berlarilah seorang muda memberitahukan kepada Musa: “Eldad dan Medad kepenuhan seperti nabi di tempat perkemahan.”
28 Maka menjawablah Yosua bin Nun, yang sejak mudanya menjadi abdi Musa: “Tuanku Musa, cegahlah mereka!”
29 Tetapi Musa berkata kepadanya: “Apakah engkau begitu giat mendukung diriku? Ah, kalau seluruh umat TUHAN menjadi nabi, oleh karena TUHAN memberi Roh-Nya hinggap kepada mereka!”
30 Kemudian kembalilah Musa ke tempat perkemahan, dia dan para tua-tua Israel.
Burung puyuh
31 Lalu bertiuplah angin yang dari TUHAN asalnya; dibawanyalah burung-burung puyuh dari sebelah laut, dan dihamburkannya ke atas tempat perkemahan dan di sekelilingnya, kira-kira sehari perjalanan jauhnya ke segala penjuru, dan kira-kira dua hasta tingginya dari atas muka bumi.
32 Lalu sepanjang hari dan sepanjang malam itu dan sepanjang hari esoknya bangkitlah bangsa itu mengumpulkan burung-burung puyuh itu–setiap orang sedikit-dikitnya mengumpulkan sepuluh homer–,kemudian mereka menyebarkannya lebar-lebar sekeliling tempat perkemahan.
33 Selagi daging itu ada di mulut mereka, sebelum dikunyah, maka bangkitlah murka TUHAN terhadap bangsa itu dan TUHAN memukul bangsa itu dengan suatu tulah yang sangat besar.
34 Sebab itu dinamailah tempat itu Kibrot-Taawa, karena di sanalah dikuburkan orang-orang yang bernafsu rakus.
35 Dari Kibrot-Taawa berangkatlah bangsa itu ke Hazerot dan mereka tinggal di situ.
Israel adalah bangsa yang mengalami pimpinan Tuhan secara langsung. Bahkan pimpinan itu diwujudkannyatakan melalui hadirnya Tiang Awan dan Tiang Api, sebagai tanda kapan umat Israel harus berhenti ataupun berjalan. Pimpinan dan penyertaan Tuhan itu juga membutuhkan ketaatan umat Israel. Tuhan sudah memberikan perintah-Nya, mengatur susunan barisan perjalanan sedemikian rupa, untuk dilakukan umat Israel.
Yang menarik, dalam proses memulai perjalanan itu kembali adalah: Musa mengajak Hobab, saudara iparnya (ayat 29). Bagian ini mengisahkan Musa yang memiliki keyakinan mengenai kebaikan Tuhan, dan ia ingin agar saudara iparnya pun turut menikmati kebaikan Tuhan tersebut. Ini seolah menggenapi pola yang Tuhan sudah rancang sejak semula dari perjanjian Allah dengan Abraham, bahwa Tuhan akan memberkati seluruh keturunan Abraham sehingga mereka akan menjadi berkat bagi banyak bangsa.
Siapakah Hobab? Hobab adalah saudara ipar dari Musa, ia anak dari Rehuel (Rehuel adalah nama lain dari Yitro, Kel. 3:1; 4:18), mertua Musa. Ia adalah orang Midian, keturunan dari Ketura (istri Abraham sesudah Sara meninggal dunia, Kej. 25: 1-4).
Musa tidak melihat bahwa berkat Tuhan adalah sesuatu yang ekslusif, yang hanya boleh dinikmati oleh umat Israel. Musa melihat bahwa Hobab dapat ikut bersama dengan umat Israel dan dapat memberikan kontribusi karena Hobab telah berpengalaman hidup sebagai seorang pengembara. Tidak hanya itu, Hobab juga akan mendapat perlakuan baik dari umat Israel sebagaimana Tuhan berjanji untuk melakukan hal yang baik bagi Israel.
Hal yang dapat kita pelajari dalam bagian ini adalah, perjalanan iman orang percaya dalam mengikuti tuntunan Tuhan, bukan sebuah perjalanan eksklusif yang dilakukan hanya dengan orang-orang yang kita kenal baik atau yang punya latar belakang sama dengan kita, melainkan juga dengan mereka lainnya. Tujuannya adalah agar kehidupan kita dapat diperkaya dengan banyak pengalaman dan sekaligus membawa orang-orang lainnya menyaksikan kebaikan Tuhan dalam kehidupan kita.
STUDI PRIBADI: Apa Anda memiliki relasi yang baik dengan orang-orang di luar komunitas gereja? Bagaimana mengajak orang lain melihat kebaikan Tuhan dalam hidup sehari-hari?
Pokok Doa: Doakan agar umat Tuhan terus berupaya menampilkan terang Kristus pada sekelilingnya dan kita pun diperkaya dengan pengalaman hidup bersama Tuhan.