“Kekasihku kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung.” (Kidung Agung 2:16)
Pembahasan: Kidung Agung 2:16 | Ayat Bacaan: Kidung Agung 2:8-16
Kidung Agung 2 : 8-16
8 Dengarlah! Kekasihku! Lihatlah, ia datang, melompat-lompat di atas gunung-gunung, meloncat-loncat di atas bukit-bukit.
9 Kekasihku serupa kijang, atau anak rusa. Lihatlah, ia berdiri di balik dinding kita, sambil menengok-nengok melalui tingkap-tingkap dan melihat dari kisi-kisi.
10 Kekasihku mulai berbicara kepadaku: “Bangunlah manisku, jelitaku, marilah!
11 Karena lihatlah, musim dingin telah lewat, hujan telah berhenti dan sudah lalu.
12 Di ladang telah nampak bunga-bunga, tibalah musim memangkas; bunyi tekukur terdengar di tanah kita.
13 Pohon ara mulai berbuah, dan bunga pohon anggur semerbak baunya. Bangunlah, manisku, jelitaku, marilah!
14 Merpatiku di celah-celah batu, di persembunyian lereng-lereng gunung, perlihatkanlah wajahmu, perdengarkanlah suaramu! Sebab merdu suaramu dan elok wajahmu!”
15 Tangkaplah bagi kami rubah-rubah itu, rubah-rubah yang kecil, yang merusak kebun-kebun anggur, kebun-kebun anggur kami yang sedang berbunga!
16 Kekasihku kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung.
Pada dasarnya, semua orang ingin dicintai dan mencintai. Anak kecil ingin dicintai orang tuanya, para remaja mulai mengejar perhatian lawan jenisnya, pasangan suami-istri terus ingin menjaga cintanya, bahkan sampai orang yang sudah lanjut usia pun ingin dicintai. Ini adalah keinginan yang universal. Namun, pertanyannya ialah, adakah cinta yang sempurna dan abadi?
Kidung Agung memberikan gambaran cinta yang mendalam antara dua kekasih, yang saling mengikat dan mengisi satu sama lain. Kisah cinta kasih yang sangat indah ini, sesungguhnya merupakan gambaran relasi antara Kristus dan gereja-Nya. Frase “Kekasihku kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia” adalah sebuah ungkapan kepemilikan yang sangat kuat hubungannya dengan doktrin perjanjian Allah dan umat-Nya. Kitab Suci mencatat bahwa Allah telah berkomitmen untuk mengikatkan diri-Nya kepada gereja-Nya melalui perjanjian kasih yang tidak dapat dibatalkan oleh apapun juga.
Tidak hanya itu, Kristus sebagai Sang Gembala yang “menggembalakan domba di tengah bunga-bunga bakung” juga sangat ditekankan di sini. Maksudnya, Kristus adalah Gembala yang baik, yang menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya (Yoh. 10:11).
Bagaimana gambaran cinta kasih Allah yang sempurna dan abadi ini dapat terealisasikan? Bukan melalui kekuatan dan ketaatan kita untuk mencintai Allah, tetapi pada kasih karunia yang Allah nyatakan kepada kita. Di atas kayu salib, Kristus menunjukkan definisi sesungguhnya dari cinta yang sempurna, dengan menyerahkan diri-Nya bagi kita semua, kekasih-Nya, agar kita dapat memiliki Dia dan Dia memiliki kita.
Sekarang, kita tidak perlu lagi hidup untuk diri kita sendiri, tetapi untuk Dia yang telah mati dan bangkit bagi kita (2 Kor. 5:15). Kini, kita disebut sebagai milik kepunyaan-Nya. Sama seperti sepasang kekasih yang jatuh cinta, marilah kita menikmati cinta kasih Kristus, hidup setia dan mengingat perjanjian-Nya yang sempurna bagi hidup kita.
STUDI PRIBADI: Sudahkah Anda menerima dan mengalami cinta kasih Kristus? Bila iya, sudahkah Anda menyadari bahwa Anda bukan lagi milik dunia, melainkan milik Kristus?
Pokok Doa: Berdoalah agar dalam anugerah Tuhan, hati setiap anak Tuhan boleh terus jatuh cinta kepada-Nya, setiap hari, setiap waktu.
Yohanes 10 : 11
11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
2 Korintus 5 : 15
15 Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.
Mazmur 1 : 1
1 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
Mazmur 1 : 3
3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
Mazmur 150 : 2
2 Pujilah Dia karena segala keperkasaan-Nya, pujilah Dia sesuai dengan kebesaran-Nya yang hebat!
Mazmur 90 : 11
11 Siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu dan takut kepada gemas-Mu?
Mazmur 88 : 7-8
6 (88-7) Telah Kautaruh aku dalam liang kubur yang paling bawah, dalam kegelapan, dalam tempat yang dalam.
7 (88-8) Aku tertekan oleh panas murka-Mu, dan segala pecahan ombak-Mu Kautindihkan kepadaku. Sela
Mazmur 88 : 9a
8 (88-9a) Telah Kaujauhkan kenalan-kenalanku dari padaku,
Mazmur 88 : 9b
8 (88-9b) telah Kaubuat aku menjadi kekejian bagi mereka. Aku tertahan dan tidak dapat keluar;
Mazmur 88 : 14
13 (88-14) Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu.
Mazmur 88 : 16
15 (88-16) Aku tertindas dan menjadi inceran maut sejak kecil, aku telah menanggung kengerian dari pada-Mu, aku putus asa.
Mazmur 88 : 17-18
16 (88-17) Kehangatan murka-Mu menimpa aku, kedahsyatan-Mu membungkamkan aku,
17 (88-18) mengelilingi aku seperti air banjir sepanjang hari, mengepung aku serentak.
Mazmur 88 : 19
18 (88-19) Telah Kaujauhkan dari padaku sahabat dan teman, kenalan-kenalanku adalah kegelapan.
Mazmur 88 : 2, 10
1 (88-2) Ya TUHAN, Allah yang menyelamatkan aku, siang hari aku berseru-seru, pada waktu malam aku menghadap Engkau.
9 (88-10) mataku merana karena sengsara. Aku telah berseru kepada-Mu, ya TUHAN, sepanjang hari, telah mengulurkan tanganku kepada-Mu.
Mazmur 88 : 14-15
13 (88-14) Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu.
14 (88-15) Mengapa, ya TUHAN, Kaubuang aku, Kausembunyikan wajah-Mu dari padaku?