Ajarlah Kami Menghitung Hari-hari Kami

Bacaan hari ini: Mazmur 90, Bacaan setahun: Kejadian 1-3, Matius 1

“Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” (Mazmur 90:12)

Mazmur 90 merupakan satu-satunya Mazmur yang ditulis Musa. Keindahan Mazmur ini terasa mulai dari awal, “Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun-temurun. Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah” (ayat 1-2). Ayat ini mengatakan pada kita bahwa walau manusia boleh turun-temurun silih berganti, namun Allah adalah tetap adanya. Betapa singkatnya hidup manusia dibanding
dengan waktu dan kekekalan Allah.

Ada tiga ilustrasi dipakai oleh pemazmur untuk menggambarkan betapa singkat hidup manusia di dunia. Pertama-tama, pemazmur menggambarkan hidup kita bagaikan orang yang jaga malam. Ilustrasi kedua adalah hidup kita bagaikan mimpi, orang bilang mimpi itu bunga tidur. Demikian juga hidup manusia, waktu yang Tuhan berikan hanya sekali pakai, apabila sudah lewat tidak bisa diulangi lagi. Oleh karena itu, bijaklah menggunakan waktu yang Tuhan berikan. Ilutrasi ketiga adalah hidup itu bagaikan rumput liar yang bertumbuh; di waktu pagi karena masih ada embun pagi, ia tumbuh berkembang. Namun pada waktu siang hari, di bawah mentari gurun panas yang membakar, sehingga menjelang petang bunga rumput itupun lisut dan layu. Ilustrasi ini mengingatkan kita, bahwa walau rumput liar yang hidupnya hanya sesaat, ia dipelihara Allah. Itulah kebesaran Tuhan.

Dalam ayat 12, pemazmur berkata, “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” Dengan kita tahu dan sadar bahwa hidup itu cepat berlalu bagai orang yang jaga malam, dan hidup itu bagai mimpi yang tidak bisa diulang dan terakhir bahwa hidup itu bagai rumput liar yang bertumbuh, yang hidupnya begitu singkat, maka pemazmur memohon kepada Tuhan memberikan dia hati yang bijaksana untuk menghitung-hitung hari-harinya yang masih tersisa, supaya ia bisa mempergunakan waktu yang tersisa itu dengan bijaksana. Biarlah ini juga menjadi doa dan permohonan kita kepada Allah.

STUDI PRIBADI: 

(1) Tuliskan ilustrasi dalam Mazmur ini yang mengajarkan kita bijaksana?
(2) Adakah pengalaman yang mengajarkan tentang kebesaran Tuhan dalam hidup ini?

Pokok Doa: Berdoalah untuk jemaat Tuhan agar mereka mau mendahulukan hikmat dan memperolehnya, ketimbang mendahulukan berkat. Juga mereka setia dalam merenungkan firman Tuhan yang dapat memberikan hikmat.