Kami Hanyalah Benjana Tanah Liat

Bacaan hari ini: 2 Korintus 4:1-15 | Bacaan setahun: Yesaya 4-6, Amsal 6


“Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.” (2 Korintus 4:7)

 

Paulus adalah hamba Tuhan yang berdedikasi dan penuh integritas. Di depan Allah dan manusia, ia berusaha untuk hidup se-otentik mungkin, se-origin mungkin. Ia bukan bermaksud untuk membeberkan dosanya di depan umum, namun sebagai hamba Tuhan ia berusaha hidup sebaik mungkin, menolak perbuatan-perbuatan tersembunyi yang memalukan. Paulus tidak mau berlaku licik dan memalsukan firman Allah, ia menyerahkan dirinya dan mempersilahkan orang lain mempertimbang- kan dirinya di hadapan Allah. Sehingga kalaupun ada orang yang menjadi percaya dan menerima Kristus, itu bukan karena melihat kesempurnaan hidup Paulus, tetapi karena melihat Allah-nya Paulus yang sanggup mengubahkan dan terus mengubahkan hidupnya menjadi semakin baik.

Paulus sangat sadar, dirinya bagaikan bejana tanah liat yang lemah dan gampang pecah. Paulus pernah ditindas namun tidak terjepit, pernah habis akal tetapi tidak putus asa, pernah dianiaya namun tidak ditinggal sendiri, pernah dihempaskan tetapi tidak binasa. Dalam kondisi ini, Paulus ingin menunjukkan bahwa dirinya juga manusia biasa, sangat lemah, bisa disakiti dan gampang dihancurkan. Di dalam bejana tanah liat yang lemah ini tersimpan harta rohani yang sangat berharga. Di dalam diri kita yang lemah, ada Allah, ada Roh Allah yang tinggal. Kuasa dan kekuatan Allah dinyatakan melalui diri kita, anak-anak-Nya. Janganlah menyerah, jangan gampang putus asa, jangan berfokus pada kelemahan kita; lihatlah dan ketahuilah bahwa dalam diri kita yang lemah, ada Allah yang kuat bersama kita, Allah-lah yang memampukan engkau dan saya untuk tetap berdiri dan melangkah di tengah badai kesulitan hidup ini.

Kita manusia biasa, lemah, bisa disakiti dan bisa dihancurkan, tetapi jangan pakai alasan kelemahan untuk hidup di dalam dosa. Justru karena lemah, kita butuh Allah, hidup selalu dekat pada-Nya dan membiarkan Ia menguasai hidup kita. Di dalam bejana tanah liat ini tersimpan kuasa Allah, kemuliaan Allah yang dinyatakan pada dunia. Kiranya hidup kita memancarkan kemuliaan Allah.

STUDI PRIBADI :
(1) Apakah yang Paulus harapkan dari jemaat Korintus melalui renungan ini?
(2) Pelajaran rohani apakah yang dapat kita ambil dan terapkan di dalam hidup kita?

Berdoalah : Tuhan, tolong kami agar kami dapat hidup berkenan kepada-Mu, menjauhi dosa-dosa, sehingga kami boleh hidup sesuai dengan Firman-Mu, memuliakan-Mu, Amin. 

Sharing Is Caring :