Bacaan hari ini: 1 Korintus 11:2-16 | Bacaan setahun: Mazmur 116-118, Wahyu 19
“Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa dan bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya…” (1 Korintus 11:5)
1 Korintus 11:2-16
Hiasan kepala wanita
2 Aku harus memuji kamu, sebab dalam segala sesuatu kamu tetap mengingat akan aku dan teguh berpegang pada ajaran yang kuteruskan kepadamu.
3 Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.
4 Tiap-tiap laki-laki yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang bertudung, menghina kepalanya.
5 Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya.
6 Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya.
7 Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki.
8 Sebab laki-laki tidak berasal dari perempuan, tetapi perempuan berasal dari laki-laki.
9 Dan laki-laki tidak diciptakan karena perempuan, tetapi perempuan diciptakan karena laki-laki.
10 Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat.
11 Namun demikian, dalam Tuhan tidak ada perempuan tanpa laki-laki dan tidak ada laki-laki tanpa perempuan.
12 Sebab sama seperti perempuan berasal dari laki-laki, demikian pula laki-laki dilahirkan oleh perempuan; dan segala sesuatu berasal dari Allah.
13 Pertimbangkanlah sendiri: Patutkah perempuan berdoa kepada Allah dengan kepala yang tidak bertudung?
14 Bukankah alam sendiri menyatakan kepadamu, bahwa adalah kehinaan bagi laki-laki, jika ia berambut panjang,
15 tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut panjang? Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung.
16 Tetapi jika ada orang yang mau membantah, kami maupun Jemaat-jemaat Allah tidak mempunyai kebiasaan yang demikian.
Mazmur 116
Terluput dari belenggu maut
1 Aku mengasihi TUHAN, sebab Ia mendengarkan suaraku dan permohonanku.
2 Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, maka seumur hidupku aku akan berseru kepada-Nya.
3 Tali-tali maut telah meliliti aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku, aku mengalami kesesakan dan kedukaan.
4 Tetapi aku menyerukan nama TUHAN: “Ya TUHAN, luputkanlah kiranya aku!”
5 TUHAN adalah pengasih dan adil, Allah kita penyayang.
6 TUHAN memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya aku.
7 Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu.
8 Ya, Engkau telah meluputkan aku dari pada maut, dan mataku dari pada air mata, dan kakiku dari pada tersandung.
9 Aku boleh berjalan di hadapan TUHAN, di negeri orang-orang hidup.
10 Aku percaya, sekalipun aku berkata: “Aku ini sangat tertindas.”
11 Aku ini berkata dalam kebingunganku: “Semua manusia pembohong.”
12 Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku?
13 Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama TUHAN,
14 akan membayar nazarku kepada TUHAN di depan seluruh umat-Nya.
15 Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
16 Ya TUHAN, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari hamba-Mu perempuan! Engkau telah membuka ikatan-ikatanku!
17 Aku akan mempersembahkan korban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama TUHAN,
18 akan membayar nazarku kepada TUHAN di depan seluruh umat-Nya,
19 di pelataran rumah TUHAN, di tengah-tengahmu, ya Yerusalem! Haleluya!
Mazmur 117
Pujilah TUHAN, hai segala bangsa
1 Pujilah TUHAN, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
2 Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya!
Mazmur 118
Nyanyian puji-pujian
1 Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
2 Biarlah Israel berkata: “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!”
3 Biarlah kaum Harun berkata: “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!”
4 Biarlah orang yang takut akan TUHAN berkata: “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!”
5 Dalam kesesakan aku telah berseru kepada TUHAN. TUHAN telah menjawab aku dengan memberi kelegaan.
6 TUHAN di pihakku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?
7 TUHAN di pihakku, menolong aku; aku akan memandang rendah mereka yang membenci aku.
8 Lebih baik berlindung pada TUHAN dari pada percaya kepada manusia.
9 Lebih baik berlindung pada TUHAN dari pada percaya kepada para bangsawan.
10 Segala bangsa mengelilingi aku–demi nama TUHAN, sesungguhnya aku pukul mereka mundur.
11 Mereka mengelilingi aku, ya mengelilingi aku–demi nama TUHAN, sesungguhnya aku pukul mereka mundur.
12 Mereka mengelilingi aku seperti lebah, mereka menyala-nyala seperti api duri, –demi nama TUHAN, sesungguhnya aku pukul mereka mundur.
13 Aku ditolak dengan hebat sampai jatuh, tetapi TUHAN menolong aku.
14 TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku; Ia telah menjadi keselamatanku.
15 Suara sorak-sorai dan kemenangan di kemah orang-orang benar: “Tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan,
16 tangan kanan TUHAN berkuasa meninggikan, tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan!”
17 Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan TUHAN.
18 TUHAN telah menghajar aku dengan keras, tetapi Ia tidak menyerahkan aku kepada maut.
19 Bukakanlah aku pintu gerbang kebenaran, aku hendak masuk ke dalamnya, hendak mengucap syukur kepada TUHAN.
20 Inilah pintu gerbang TUHAN, orang-orang benar akan masuk ke dalamnya.
21 Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku dan telah menjadi keselamatanku.
22 Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru.
23 Hal itu terjadi dari pihak TUHAN, suatu perbuatan ajaib di mata kita.
24 Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!
25 Ya TUHAN, berilah kiranya keselamatan! Ya TUHAN, berilah kiranya kemujuran!
26 Diberkatilah dia yang datang dalam nama TUHAN! Kami memberkati kamu dari dalam rumah TUHAN.
27 Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita. Ikatkanlah korban hari raya itu dengan tali, pada tanduk-tanduk mezbah.
28 Allahku Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku, aku hendak meninggikan Engkau.
29 Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
Wahyu 19
Nyanyian atas jatuhnya Babel
1 Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, katanya: “Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita,
2 sebab benar dan adil segala penghakiman-Nya, karena Ialah yang telah menghakimi pelacur besar itu, yang merusakkan bumi dengan percabulannya; dan Ialah yang telah membalaskan darah hamba-hamba-Nya atas pelacur itu.”
3 Dan untuk kedua kalinya mereka berkata: “Haleluya! Ya, asapnya naik sampai selama-lamanya.”
4 Dan kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: “Amin, Haleluya.”
5 Maka kedengaranlah suatu suara dari takhta itu: “Pujilah Allah kita, hai kamu semua hamba-Nya, kamu yang takut akan Dia, baik kecil maupun besar!”
Perjamuan kawin Anak Domba
6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: “Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!” (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)
9 Lalu ia berkata kepadaku: “Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.” Katanya lagi kepadaku: “Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah.”
10 Maka tersungkurlah aku di depan kakinya untuk menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku: “Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat.”
Firman Allah
11 Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: “Yang Setia dan Yang Benar”, Ia menghakimi dan berperang dengan adil.
12 Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat banyak mahkota dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorangpun, kecuali Ia sendiri.
13 Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: “Firman Allah.”
14 Dan semua pasukan yang di sorga mengikuti Dia; mereka menunggang kuda putih dan memakai lenan halus yang putih bersih.
15 Dan dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa. Dan Ia akan menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia akan memeras anggur dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa.
16 Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: “Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan.”
Binatang serta nabinya dikalahkan
17 Lalu aku melihat seorang malaikat berdiri di dalam matahari dan ia berseru dengan suara nyaring kepada semua burung yang terbang di tengah langit, katanya: “Marilah ke sini dan berkumpullah untuk turut dalam perjamuan Allah, perjamuan yang besar,
18 supaya kamu makan daging semua raja dan daging semua panglima dan daging semua pahlawan dan daging semua kuda dan daging semua penunggangnya dan daging semua orang, baik yang merdeka maupun hamba, baik yang kecil maupun yang besar.”
19 Dan aku melihat binatang itu dan raja-raja di bumi serta tentara-tentara mereka telah berkumpul untuk melakukan peperangan melawan Penunggang kuda itu dan tentara-Nya.
20 Maka tertangkaplah binatang itu dan bersama-sama dengan dia nabi palsu, yang telah mengadakan tanda-tanda di depan matanya, dan dengan demikian ia menyesatkan mereka yang telah menerima tanda dari binatang itu dan yang telah menyembah patungnya. Keduanya dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang.
21 Dan semua orang lain dibunuh dengan pedang, yang keluar dari mulut Penunggang kuda itu; dan semua burung kenyang oleh daging mereka.
Dalam perikop ini, Paulus membahas tentang perempuan yang harus memakai tudung ketika dia berdoa atau bernubuat, yang mengacu pada praktik beribadah. Di masa itu, tudung adalah penanda gender, simbol kesopanan, kehormatan dan ketundukan seorang perempuan, serta pengakuan otoritas laki-laki atas perempuan. Membuang tudung berarti tidak menghormati otoritas suami. Tudung di sini bukanlah vail (kerudung), tetapi headcover yang menghalagi rambut terurai ke belakang. Pada waktu itu, di Korintus, banyak perempuan asusila yang membiarkan rambutnya terurai di punggung, sehingga perempuan yang membiarkan rambutnya terurai identik dengan perempuan yang tidak menjaga kehormatannya.
Paulus mengingatkan agar perempuan menudungi kepalanya, supaya tidak menjadi batu sandungan bagi yang lain. Jika seorang perempuan tidak bertudung berarti dia senang berada dalam keadaan hina. Sebaliknya, laki-laki tidak boleh menudungi kepalanya ketika berdoa, karena jika demikian dia menghina dirinya sendiri. Sebab laki-laki adalah gambaran kemuliaan Allah dan perempuan adalah gambaran kemuliaan laki-laki.
Lalu apa maksudnya: perempuan adalah gambaran kemuliaan laki- laki? Itu karena perempuan diambil dari laki laki dan dibuat untuknya. Meski ini bukan berarti perempuan bisa diperlakukan semena-mena, atau hanya sekadar ibu bagi anak-anak. Perempuan menolong laki-laki dalam tugas bersama melakukan mandat budaya. Paulus ingin, baik laki-laki dan perempuan, menjaga kehormatan mereka dalam ibadah dan bertanggung jawab sesuai peran mereka, dan merasa puas dalam tatanan relasi yang ditetapkan Allah.
Mungkin budaya dan tradisi beribadah kita berbeda dengan jemaat di Korintus pada masa itu, namun mari kita sama-sama mengingat bahwa tujuan Paulus bukan menekankan kepada simbol budaya atau tradisi, tapi kepada sikap, identitas dan relasi kita di hadapan Tuhan dan sesama. Kita haruslah menunjukkan hormat dan ketundukan kita kepada Tuhan dalam semua praktik ibadah kita, baik pribadi maupun komunal.
STUDI PRIBADI :
(1) Sudahkah kita menjaga kehormatan di hadapan Tuhan dan sesama?
(2) Sudahkah bertingkah laku sesuai peran kita,dalam mencerminkan kemuliaan Tuhan?
Pokok Doa : Berdoalah supaya setiap kita, baik kita laki-laki dan perempuan, bisa menjaga kehormatan kita di hadapan Tuhan dan sesama, sehingga hidup kita menjadi berkat dan teladan bagi yang lainnya.