Koreksi Diri Sendiri

Bacaan hari ini: Yohanes 7:45-52 | Bacaan setahun: 2 Samuel 17-18, Roma 8


“Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?” (Matius 7:3)

 

Seorang bos berteriak, “Kamu SALAH!” sambil menunjuk-nunjuk (dengan jari telunjuknya) kepada anak buahnya. Tetapi lupa bahwa keempat jari lainnya, selain jari telunjuk, menunjuk kepada dirinya sendiri. Ibarat peribahasa berkata, “Kuman di seberang lautan nampak tetapi gajah di pelupuk mata tak nampak” (band. Mat 7:3).

Hal yang sama dilakukan oleh orang Farisi yang mengatakan, “Tetapi orang banyak ini yang tidak mengenal hukum Taurat, terkutuklah mereka!” (ay. 49). Kelihatannya perkataan orang Farisi yang mengutip Ulangan 27:26 (“Terkutuklah orang yang tidak menepati perkataan hukum Taurat ini dengan perbuatan.”) ini benar. Tetapi mereka lupa bahwa diri mereka juga termasuk orang yang tidak mengikuti hukum Taurat, sehingga Nikodemus memberikan teguran kepada mereka (lih. ay. 51).

Perkataan Nikodemus ini sebenarnya mengacu kepada Ulangan 19:16-18, yang mana dengan jelas menjelaskan bahwa seseorang tidaklah boleh dihakimi apabila belum didengarkan kesaksiannya. Apa yang dilakukan orang Farisi ini hanyalah mengutip ayat untuk menyalahkan orang. Bandingkan dengan percobaan Tuhan Yesus dimana Iblis pun juga menggunakan ayat untuk menjatuhkan Tuhan Yesus (lih. Mat. 4:6).

Apa yang dilakukan orang Farisi ini yakni menyalahkan orang banyak karena tidak menuruti hukum taurat, dapat dikatakan munafik karena mereka sendiri pun melanggar hukum taurat. Apabila mereka mengerti hukum Taurat, seharusnya mereka tidak berkata seperti itu. Jadi, melalui Firman Tuhan hari ini hendaklah kita belajar: (1) untuk tidak menyalahkan orang lain melainkan kita koreksi diri sendiri. Apakah diri kita sudah benar atau tidak. Jangan menyalahkan orang lain, apalagi mengutip Firman Tuhan demi supaya mendapatkan pembenaran. Kita harus mengkoreksi diri sendiri dengan cara berdoa kepada Tuhan agar kita dimampukan untuk bisa koreksi diri sendiri; (2) Jika benar orang lain salah, hendaklah kita bisa menegurnya dengan kasih. Jangan sampai demi menjatuhkan orang lain, maka kita menyalah-nyalahkan orang lain.

STUDI PRIBADI : Apakah kita sering menggunakan ayat Alkitab untuk mencari/menyatakan kesalahan orang lain? Sudahkah kita mengoreksi diri sendiri terlebih dahulu?

Pokok Doa : Berdoa agar Tuhan menolong kita peka dan mampu mengoreksi diri agar tidak menyalah-nyalahkan orang lain. Tuhan menolong kita untuk bisa menegur orang lain dengan kasih, tanpa maksud menjatuhkan. 

Sharing Is Caring :